07 :: Class Meeting

Start from the beginning
                                    

Satu menit kemudian terdengar teriakkan membahana dari kursi penonton saat salah satu tim berhasil mencetak gol. Ratu dan Prita sampai harus menutup telinga mereka saking kencangnya teriakkan tersebut.

Keadaan di lapangan juga tak kalah heboh, tim dengan jersey merah-hitam saling berpelukan merayakan gol mereka. Ratu mengenali salah satunya, sosok Bastian ada di sana di tengah-tengah teman satu timnya. Rupanya orang yang barusan mencetak gol adalah Bastian. Pantas saja semua penonton pada heboh.

“Pantesan rame, yang main mereka.” Prita berbisik setelah suasana kembali lenggang. Ratu mengangguk. Kini dia bisa melihat sosok Erwin yang sedang berbicara dengan Bastian.

Permainan kembali dilanjutkan dan dalam sekejap suasana kembali memanas. Mereka saling kejar memperebutkan bola. Semenit lalu bola dikuasai tim lawan, semenit kemudian bola sudah ada di tim Bastian setelah Erwin berhasil merebutnya dan segera menggiringnya ke arah gawang. Para penonton tak mau kalah, mereka saling berteriak entah untuk menyemangati atau sekedar menikmati permainan dan ikut gemas sendiri sampai teriak-teriak.

Dua pemain lawan siaga mengadang Erwin, cowok itu langsung mengoper bola ke teman satu timnya dan berlari melewati tim lawan ketika bola itu akhirnya kembali kepadanya lalu dengan kekuatan penuh Erwin menendang bola le arah gawang, bola itu melesat dengan cepat, semua orang menahan napas. Tiap-tiap pasang mata di bangku penonton fokus mengikuti arah bola. Namun pada akhirnya bola itu berhasil ditangkis oleh kiper tim lawan hingga bola itu melambung ke arah luar lapangan.

Suara peluit terdengar setelahnya.

“Arhhh dikit lagi.” Sebagian penonton mendesah kecewa, penonton tim lawan bersorak lega sambil tepuk tangan.

Ratu dan Prita tidak menonton pertandingan sampai selesai, tapi mereka tahu kalau kelas Bastian yang memenangkannya karena satu asrama heboh membicarakannya. Apalagi teman sekamar Prita, sejak pulang dari lapangan dia terus berceloteh tentang betapa hebatnya Erwin dan Bastian.

“Perasaan mereka bermain berlima, kenapa yang kamu sebut-sebut dari tadi cuma Erwin sama Bastian?”

“Nggak tau yang lain nggak keliatan, aku cuma merhatiin mereka berdua. Sayang banget deh Naim nggak ikut main juga, kalau ikut pasti bakal lebih heboh,” jawabnya santai membuat Prita langsung geleng-geleng kepala lalu memutuskan mengungsi ke kamar Ratu. Temannya itu tidak akan berhenti berbicara sampai dia bosan dan itu akan memakan waktu lama mengingat topik pembicaraannya adalah Erwin dan teman-temannya.

🗨🗨🗨

Usai pertandingan, Bastian bercakap-cakap sejenak dengan anak kelas. Merayakan kemenangan pertama mereka dan membahas soal pertandingan berikutnya. Setelah itu barulah dia pulang ke asrama dan langsung pergi mandi serta keramas.

Selesai mandi bukannya merasa segar, justru yang Bastian dapat malah sakit kepala. Awalnya Bastian pikir mungkin dia hanya kelelahan saja karena sudah lama dia tidak melakukan kegiatan berat seperti bermain bola, tapi ketika malam menyapa rasa sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi. Suhu badannya juga meningkat tiba-tiba.

Dari tadi pagi sebenarnya Bastian sudah merasa tidak enak badan, tapi  tidak ia pedulikan dan tetap dipaksakan bermain futsal. Alhasil sekarang tubuhnya ambruk. Bastian langsung terlelap setelah menghabiskan sebuah roti dan segelas air putih.

Bastian kira kondisinya akan membaik setelah dia istirahat yang cukup, nyatanya ketika dia bangun keesokan harinya, kondisinya masih sama. Malah mungkin lebih buruk karena tenggorokannya mulai tidak enak dan badannya lemas.

Bastian mengambil napas perlahan. Kalau tidak ingat hari ini ada lomba lari estafet, Bastian pasti akan melanjutkan tidurnya dan mengirimkan pesan pada Erwin atau Naim kalau dia sakit dan tidak akan masuk sekolah.

Make Your Dream Project [END]Where stories live. Discover now