12

3.1K 298 5
                                    


Dentingan lonceng yang berbunyi keras dan suara kembang api serta teriakan dari orang sekitar mereka tidak berpengaruh sama sekali. Chanyeol sebagai pihak yang mendominasi pergerakan bibirnya bahkan semakin mendorong Baekhyun namun tangannya yang berada di belakang kepala gadis itu juga menahan sehingga ia bisa melumat dan menyesap lebih dalam bibir tipis itu yang kini ia rasakan memang manis seperti bayangan dalam mimpinya.

Dan meskipun ini adalah ciuman pertama bagi Baekhyun, nyatanya dirinya terhanyut dalam setiap pergerakan yang Chanyeol lakukan dan membiarkan pria itu menginvasi gerakan bibir dan lidahnya, bahkan ia menurut setiap perintah Chanyeol yang meminta ia membuka mulutnya lebih lebar ataupun menggerakkan lidahnya mengikuti pergerakan lidah Chanyeol, bila bukan karena pasokan oksigen yang menipis pada masing-masing bagian paru-paru mungkin mereka tidak akan menghentikkan ciuman itu.

Chanyeol lebih dulu melepaskan bibir Baekhyun, tapi lelaki itu masih mengecup bagian atas bibir Baekhyun dan juga merasakan bagaimana pergerakan nafas Baekhyun yang terengah-engah dengan kedua matanya yang terpejam, remasan tangan Baekhyun pada kerah kemeja yang ia kenakan mulai terlepas sedangkan gadis itu kini tersenyum memandangi Chanyeol hingga pada menit kesekian badannya jatuh pada pelukan Chanyeol dengan suara dengkuran halus yang terdengar dari mulutnya, dan Chanyeol tersenyum kecil dan malah memeluk badan mungil masuk dalam dekapannya yang hangat, kepalanya mendongak keatas melihat bagaimana rintikkan butiran salju semakin lebat diatas langit malam dan cerah. Matanya terpejam sedangkan hatinya memohon permintaannya yang mungkin saja bisa dikabulkan oleh sang bintang yang baru saja berjalan turun jatuh masuk dalam kegelapan langit malam.

.

12

.

"Kau yakin tidak ingat bagaimana semalam kau bisa pulang?"

Baekhyun terdiam dan hanya menggelengkan kepalanya sedangkan kedua matanya memandang kearah cermin yang berada tepat di seberang wajahnya dan memperlihatkan bagaimana bentuk wajahnya kini, namun yang Baekhyun perhatikan adalah bagaimana bibirnya masih berwarna merah muda terang dengan garis bibir tipis.

Bila sebelumnya ia menggelengkan kepalanya untuk menjawab yang Luhan, sebenarnya dalam hatinya ingin mengungkapkan kebenaran dari kejadian semalam yang tentu saja sangat Baekhyun ingat jelas, bagaimana ia bertemu Chanyeol dengan mobil mewahnya, bagaimana mereka menghabiskan malam dengan mengikuti acara pada salah satu area yang tidak jauh dari tempat festival, bagaimana dirinya yang menghabiskan minuman dengan buah Strawberry tapi kenyataannya minuman itu mengandung alcohol dan mengakibatkan dirinya mabuk dan pingsan setelah ia dan Chanyeol—

"Ani!" Baekhyun menutup matanya sedangkan Luhan menatap bingung gadis itu yang masih duduk di atas ranjang dan kini mulai mengubur dirinya kembali untuk bersembunyi dalam selimut dan kembali berteriak sambil merengek.

"Ya! Baekhyun! Kau kenapa?" Luhan memukul pantat Baekhyun yang tertutupi selimut dan berhasil membuat kepala gadis itu muncul keluar.

"Luhannie.." mata puppy-nya terlihat dengan mulut mengerucut hingga hampir menutupi lubang hidungnya.

"Kau kenapa, sejak kau bangun tidur tingkahmu benar-benar aneh! Tidak ingat kau kemana, tidak ingat apa yang kau lakukan semalam, bahkan aku yakin kau tidak ingat bagaimana Chanyeol membawamu pulang kan! Dasar anak nakal!" Luhan memukul pantatnya lagi sedangkan Baekhyun masih menekuk bibirnya kedalam.

"Kalau Ayah dan Ibu-mu tahu bahwa Chanyeol yang menggendongmu dari lobby Hotel hingga sampai ke kamar ini dia pasti akan merutukimu Baek."

Baekhyun mengernyitkan alisnya mendengar kalimat apa yang baru saja Luhan katakana. "Kenapa dengan Chanyeol yang menggendongku dari lobby hingga ke kamar?"

Love of Tales (END)Where stories live. Discover now