BAB 3

3K 197 14
                                    

[baca cerita sambil puter instrument ya]
😋😋😋

***


Ini sangat tidak mungkin.

Atau, bisa saja terjadi karena kebetulan?

Fisika. Film action, dan makaroni pedas.

Anya menyukai semua itu, bahkan ketiganya termasuk dalam list favorite nya-sama seperti Max. Tidak hanya itu, Anya juga sangat menyukai lagu-lagu dari band Westlife-juga sama seperti Max.

Entahlah, mungkin ini sangat terjadi secara kebetulan saja.

Atau mungkin tidak.

Anya menyeduh pelan secangkir hot white coffee yang disajikan oleh pelayan di kedai kopi Alaska. Dia tersenyum kecil dan merasa sedikit hangat-setelah menghirup aroma kopi dan sedikit mencicipinya.

Udara malam ini memang terasa dingin, tidak seperti biasanya. Sedari tadi cuaca terlihat mendung tetapi hujan tidak turun juga. Mungkin hanya cuaca mendung saja yang akan mengisi malam ini, tetapi hujan tidak. Maka dari itu, Anya mengenakan jaket cokelat kulit kesayangannya yang di padukan dengan celana jeans hitam panjang yang membalut kaki nya yang jenjang. Rambutnya sengaja ia ikat satu kebelakang-agar tidak berantakan. Dan penampilan Anya malam ini terlihat santai namun elegant.

"Thanks ya, udah nemenin gue nyari buku fisika," Anya tersenyum kearah Max-memperlihatkan deretan gigi putih nya yang tersusun rapi.

Max membalas senyum itu dan juga menatap cewek yang duduk berhadapan dengannya. "Ya."

"By the way, habis ini temanin gue ke supermarket yuk!" Anya bermaksud mengajak. "Tadi kita bahas tentang makaroni pedas, gue tiba-tiba jadi pengen makan itu." Anya nyengir kuda.

Max menggeleng pelan seraya tersenyum kecil. "Oke, gue juga sekalin pengen beli. Stok makaroni di rumah udah ludes soalnya."

"Dan gue tau, pasti lo yang habisin stok makaroni di rumah lo, iya kan?" tembak Anya, disusul oleh gelak tawa nya, tetapi tidak terlalu nyaring.

"Gue akuin lo pintar kali ini," Max tersenyum kecil. "Pintar nebak doang."

"Anjir!" spontan Anya memukul lengan Max.

"Lo ganas juga ya ternyata," tatapan Max menegang seketika, lalu..

Satu detik..

Dua detik setelahnya..

Max tertawa, tapi tidak terlalu menggetar.

"Apaan sih!" Anya terkekeh pelan. "Nggak lucu ah!"

Anya kemudian meminum sedikit kopinya. "Minuman gue udah habis nih, cabut yuk?"

Max mengangguk tanda paham. Sebelum beranjak, ia menyeduh sedikit kopi nya yang tersisa setengah gelas, lalu berdiri dari duduknya-disusul oleh Anya.

"Udah bayar kan?" Anya meyakinkan.

"Udah, tadi."

"Good," Anya tersenyum lagi. "Yuk!"

Akhirnya mereka melangkah keluar dari kedai-menuju motor ninja merah milik Max yang di parkirkan di halaman kedai kopi Alaska. Max segera mengenakan helm untuknya lalu menyerahkan helm cadangan untuk Anya,

Begitu Anya selesai mengenakan helm dan naik ke atas motor Max, cowok itu melirik Anya dari kaca spion motor bagian kanan. "Udah siap?"

Anya tersenyum, Max bisa melihatnya dari kaca spion. "Udah."

Max & Mil [Completed]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum