Chapter 1

105K 2.8K 42
                                    

Kedatangan Arsyad

MAYAPADA INTERNATIONAL HOSPITAL

Mata seorang pria tampan itu menatap tajam pada tulisan yang terpampang di lantai teratas gedung yang ada dihadapannya. Ia tidak percaya kalau akhirnya ia harus kalah dari ayahnya sendiri, padahal baginya mengembangkan skill nya dalam dunia kedokteran di Sejong International Hospital lebih baik daripada harus mengabdikan dirinya pada rumah sakit tua khas Indonesia, yang mana segala tindakan tidak dapat berjalan sebelum ada uang.

Pandangan kagum tertuju padanya seorang, ia berjalan dengan tegap tampa gontai sedikitpun. Mata yang coklat, kulitnya yang putih, dan buratan otot yang sebenarnya tidak terlihat namun dapat dirasakan ketika menggenggam lengannya buat seluruh mata terpana, setiap bibir berdecak kagum, dan setiap pria menatap cemburu.

*tinggggg...*

Lift pun terbuka, nampak beberapa pasang mata tercengang menatap pria tampan dibarisan terdepan akan segera memasukinya.
Tidak satupun wanita dalam lift itu keluar, semua terpana hingga satu suara memecah lamunan mereka.

"eehh buseett.. Pada norak amat, lu pada gak punya tipi dirumah liat orang ganteng langsung pada melotot gitu, noh ditipi banyak yang lebih ganteng dari ni orang macem si Brant Daugherty nohh, gw colok mata lu pada" ucap Papam (koass bedah jantung) yang mulai masuk ke dalam lift setelah mengusir semua penghuninya keluar.

"Riz, lu liat belon didepan ada spanduk gede banget, ni RS mau nyambut bedah jantung yang baru gilee gak.. Mana pas banget lagi gue masuk tu stase" cerocos papam yang sebenarnya ditak begitu ditanggapi rizka

"liat" balasnya sambil memainkan game ML dihandphonenya

"ahh sikampret kalo udah ML-an lu bisa ga nanggepin gw, Riz.. Rizz.. Kalo ML-an lu biasa nyerang dluan apa nunggu diserang sambil ngumpulin tenaga" mulutnya yang tidak dikontrol itu membuat Arsyad melongo sendiri

Dibenak Arsyad...
Ia sudah tidak pulang ke Indonesia sudah 4 tahun, apa sekarang ML sudah tidak tabu lagi untuk dibincangkan depan umum, ia pun menggaruk kepalanya yang sebetulnya bukan gatal tapi heran. Hal itu memicu papam untuk mengkritiknya.

"mas, ketombean ya.. Saya punya ramuan mas yg bisa ilangin ketombe ampuh, kan malu mas ganteng ganteng ketombean"

"mulut lu ya.. mulut.. Seenak jidat ngomong" jawab Arsyad sembari mencomot mulut Papam yang tidak berhenti bicara

"ketemu sama gw lagi, abis lu..." ucap Arsyad yang meninggalkan lift ketika sudah berdentang dilantai 15

"ala makjaaaaaaang.. Lu ko beloon riz, kenapa kita bisa kelewat ampe lantai 15 gini, lu sih kalo maen Mobil legend ga tengok tengok"

"elu bloon ngomong mulu, lagian ngapain kita naek lift. Kita mesti ke diklat dlu buat laporan"

"aelaaah kamprit.. Turun lagi ayo.. Ehh riz kok tu laki turun di lantai 15 ??
Ini kan direksi riz, gw tadi ga ngmg macem macem kan??"

"kagaaaa.. Lu cuma bahas ketombe tu orang doang trus diancem" jawab Rizka sambil memasukan handphonenya agar tidak salah jalan lagi

Ditempatnya papam mematung bergidik, bukan karena ditiup setan tapi seakan sadar siapa pria yang tadi dia ejek ketombean..

Jangan jangan dia dr. Arsyad spesialis bedah jantung itu....

Hai guys...
Ini cerita Fiksi pertamaku,
Bantu di vote and comment ya kalau masih ada kekuranganya dikoreksi aja gpp
Semoga kalian sukaaaa

Happy reading..
With love,

drizkiaaaan

My Stone Doctor (COMPLETE)Where stories live. Discover now