[12] Tiramisu

59.7K 3.5K 6
                                    

Vernon mengajak Rebecca makan malam di salah satu kafe yang baru saja buka. Mereka berdua duduk di meja sebelah jendela, sehingga mereka bisa melihat orang berlalu-lalang diluar sana.

"Kau ingin makan apa, Becca?" Rebecca bisa melihat kesopanan seorang Vernon. Pria itu bahkan lebih memperhatikan makanan apa yang ingin dimakannya ketimbang memesan makanannya sendiri.

Vernon lebih memilih untuk menunggu Rebecca selesai memesan miliknya.

"Kurasa aku akan memesan Tenderloin Steak saja, minumannya air mineral." Rebecca menyampaikan itu pada waitress yang berdiri tepat di sampingnya.

Baru saat itu Vernon membuka menu dan mulai mencari apa yang ingin dimakannya.

"Chicken Cordon Blue, dan Pineapple Juice." Waitress itu mengulang pesanan mereka berdua, lalu beranjak pergi dari sana.

"Kau tak suka minuman semacam juice? Kenapa memesan air mineral saja?" Vernon berusaha mencairkan suasana di antara mereka berdua, berhubung pertemuan mereka terakhir kali sudah cukup lama.

"Bukan begitu. Aku hanya merasa tenggorokanku agak tidak enak."

"I see. Kau lebih baik minum obat saat tiba di rumah." Vernon tersenyum padanya, dan Rebecca tersenyum balik sambil malu-malu.

"Bagaimana pekerjaanmu, Vernon?" Vernon bekerja sebagai PA di salah satu perusahaan yang cukup terkenal.

"Cukup melelahkan. Tapi semua berjalan lancar. Bagaimana denganmu?"

"Baik. Bertemu anak-anak tiap minggu membuatku bahagia, berlatih sendiri di hari-hari lain pun cukup menyenangkan, walau terkadang badanku terasa ingin remuk semua saat tiba di rumah." Vernon terkekeh, lalu mulai mencari topik-topik lain.

Banyak hal yang mereka bahas. Saat mereka membahas tentang tempat wisata yang saat ini sedang booming, makanan pun tiba.

Rebecca dan Vernon memakan makanan mereka masing-masing, sambil terkadang saling menatap dan berbicara.

Vernon mengajaknya untuk berlibur bersama suatu saat nanti, jika mereka sudah cukup dekat. Rebecca pun menyetujui ide dari Vernon, karena dia merasa bahwa Vernon adalah pria yang cukup baik dan pastinya tak akan berbuat macam-macam padanya.

"Becca!" Tiba-tiba Rebecca mendengar suara gadis kecil memanggilnya. Dia sangat tau jelas siapa pemilik suara ini.

Rebecca langsung menolehkan tubuhnya dan memeluk gadis kecil itu, Anna.

"Hey, little Anna. Apa yang kau lakukan disini?" Rebecca mendongakkan kepalanya dan bisa melihat Kathleen berdiri agak jauh dari meja tempat dirinya dan Vernon duduk. Kathleen hanya memasang senyum di wajahnya sambil melambaikan tangan.

Entah apa yang dirasakan hatinya saat ini. Rebecca merasa sedikit kecewa?

Rebecca berusaha mengenyahkan kekecewaan yang ada di hatinya, dan juga mengenyahkan wajah Christian yang baru saja terngiang-ngiang di otaknya. Demi Tuhan! Untuk apa dirinya memikirkan pria itu?

"Aku dan Grandma ingin membeli cake, Becca. Aku benar-benar sedang ingin makan cake, dan ini kafe baru."

"I see." Rebecca terkekeh mendengar jawaban Anna, jawaban khas anak kecil.

"Cake apa yang kau senangi?" Rebecca hanya bertanya basa-basi. Rebecca menolehkan kepalanya sekilas, melihat Vernon yang hanya tersenyum melihat gadis kecil di hadapannya.

"Aku sangat suka tiramisu. Itu sangat enak. Aku ingin mencoba semua tiramisu cake yang ada di dunia ini." Anna jadi excited sendiri saat ditanyai apa yang disenanginya.

"Yeah. Aku sangat setuju padamu. Tiramisu itu enak." Tiba-tiba Vernon menyaut. Anna lalu menolehkan kepalanya ke arah Vernon, tersipu malu.

Anna memang begitu. Saat baru pertama kali kenal seseorang, dia akan malu-malu. Tapi setelah pertemuan kedua atau ketiga, dia akan mulai berani.

"Ini temanku, Anna. Dia Vernon." Rebecca menunjuk Vernon, dan Vernon tersenyum sambil melambaikan tangan.

"Hey. I'm Anna." Anna melambaikan tangan, lalu dijawab dengan anggukan dan elusan di kepala oleh Vernon.

Beberapa saat kemudian pun, Anna berlari kembali ke tempat dimana Kathleen berdiri. Ketika Anna berbicara dengannya dan Vernon, Kathleen membeli cake.

Saat ini, Anna dan Kathleen pun akan pulang. Anna sekali lagi mendatanginya dan memeluknya. Kathleen hanya menganggukkan kepalanya dari jauh sambil melambaikan tangan, lalu mereka berjalan keluar dari kafe itu.

"Dia gadis kecil yang lucu." Vernon tersenyum.

"Yeah. Dia adalah salah satu murid yang paling kusukai. Dia baik dan pintar." Vernon menganggukkan kepalanya, setuju akan perkataan Rebecca.

"Kurasa kau akan menjadi ibu yang baik." Rebecca tertawa saat mendengar Vernon mengatakan itu.

"Bukannya terlalu cepat untuk membahas tentang itu, Vernon?" Mereka berdua tertawa, lalu mulai melanjutkan acara makan mereka, sambil berbincang-bincang sesekali.

***

"Grandma. Apa Uncle tidak akan datang hari ini?" Anna menjadi khawatir saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan pamannya belum datang kesini.

"I don't know, darling. Mungkin Uncle sedang sibuk di kantor."

"I want to call him." Anna merajuk, meminta neneknya untuk meneleponkan pamannya.

Kathleen yang tak bisa menolak permintaan cucunya itu pun, menelepon Christian.

Setelah beberapa saat mendengar nada dering, Christian mengangkatnya.

"Hey, Mom. Ada apa?"

"Hey. Apa kau tak datang kesini? Anna mencarimu."

"Aku sedang dalam perjalanan pulang saat ini, Mom."

Anna menarik-narik tangan Kathleen, meminta untuk berbicara dengan pamannya.

"Anna ingin berbicara denganmu." Kathleen lalu memberikan smartphonenya pada Anna.

"Uncle!!!"

"Hey, baby. Semuanya baik-baik, bukan?"

"Yes, Uncle. Semuanya baik-baik saja. Kapan Uncle sampai di rumah?"

"Sebentar lagi, sayang. Uncle sedang dalam perjalanan."

"Oh iya, Uncle. Aku sudah membelikan cake kesukaanku dan Uncle. Coba tebak apa."

"Tiramisu?"

"Bingo. Ayo Uncle cepat pulang."

"Yes, darling. Sudah selesai berbicaranya? Uncle..."

"Belum. Tadi aku bertemu dengan Becca. Dia sangat cantik hari ini." Anna mengatakan hal itu, membuat jantung Christian berdebar agak kencang. Christian pun tak tau mengapa dia merasakan hal itu.

"Mmm... Baguslah. Dia juga membeli cake disana?" Christian tak tau mengapa dia bertanya. Entah karena penasaran akan apa yang dilakukan Rebecca atau hanya sekadar basa-basi dengan keponakannya itu.

"Nope. Dia sedang dinner dengan seseorang tadi."

"Mmm." Dalam hati Christian berpikir siapa 'seseorang' itu. Tak ingin dicurigai oleh Anna, akhirnya Christian tak menanyakannya pada Anna.

Christian mengatakan pada Anna bahwa dia akan menutup teleponnya karena ingin fokus menyetir agar bisa cepat sampai ke rumah, dan tentu saja langsung mendapat persetujuan dari Anna.

🐻 Next update: Sabtu 🐻

[1] Miss. Lawrence Stole My Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang