[1] Hate

90.5K 4.7K 8
                                    

Sekarang adalah hari Kamis, 6 hari setelah kejadian kaki Anna yang mengalami cedera.

Hari Jumat minggu lalu pun Christian habiskan di rumah saja, menjaga keponakannya. Lagipula, sudah lama dia tidak mengambil cuti.

Dengan sangat terpaksa, dia harus merelakan sedikit pekerjaannya diurus oleh bawahannya.

Sesekali di hari itu, Christian menerima telepon dari bawahannya, yang hanya sekadar menanyakan konfirmasi.

Seperti biasa, di hari ini Christian pun memfokuskan dirinya dengan pekerjaan yang sedikit menumpuk.

Christian melihat jam yang tertempel di dinding menunjukkan pukul 19.18. Christian menghela napas, berdiri dari duduknya, lalu berjalan keluar dari kantor.

Lebih baik jika dia pulang sekarang jika ingin menemui Anna belum tertidur.

Inilah rutinitas dirinya. Jika jam masih belum menunjukkan pukul 20.00, maka dia akan pulang terlebih dahulu ke rumah orang tuanya, hanya untuk sekadar mengecek keadaan Anna.

Tapi ada hari-hari dimana dirinya sudah kelewatan bekerja, dimana jam sudah menunjukkan pukul 22.00 atau bahkan lebih.

Orang tua maupun keponakannya bisa memaklumi keadaannya. Karena memang inilah dirinya dari dulu. Selalu sibuk dengan aktivitasnya sendiri.

Christian sedikit menyandarkan tubuhnya saat menyetir, lalu menyalakan radio.

Entah kenapa, akhir-akhir ini dia baru menyadari bahwa hidupnya sangatlah kosong.

Terkadang dia menginginkan agar hidupnya sedikit berwarna.

'Mungkin aku harus mengambil liburan beberapa saat.' Entah mengapa, hal itu yang terlintas dalam otak Christian.

Christian menambah kecepatan mobilnya, agar dirinya bisa cepat tiba di rumah.

***

"1... 2... 3... 4... 5... 6..." Saat Rebecca menghitung, tiba-tiba dia bisa mendengar suara yang keras mengenai lantainya.

Rebecca menolehkan kepalanya dan mendapati Anna terjatuh. Rebecca langsung mendatangi Anna.

"Anna, are you okay?" Rebecca bisa melihat wajah Anna yang tidak nyaman, sesekali meringis.

"Oh, God. Apa kau bisa menggerakkan kakimu?" Rebecca langsung menanyakan hal itu ketika Anna memegangi kaki kanannya.

"Ini sakit, Becca." Sekarang Anna mulai merengek.

"Okay, Anna. Semua akan baik-baik saja. Aku akan membawamu ke rumah sakit, okay?"

Rebecca langsung mengangkat tubuh Anna dengan mudahnya, karena memang gadis berambut pirang itu bertubuh kecil dan ringan.

"Jess. Kau lanjutkan mengajari anak-anak yang lain. Aku akan segera kembali." Rebecca mengucapkan kata-kata itu pada asisten guru disini, Jess.

"Baiklah, Becca. Semoga Anna baik-baik saja." Rebecca berlalu dari hadapan Jess, lalu segera membawa gadis dalam gendongannya itu ke rumah sakit.

***

Dokter mengatakan bahwa kaki Anna baik-baik saja, hanya sedikit terkilir. Oleh karena itu, Anna tidak diperbolehkan melakukan aktivitas yang terlalu berat.

Rebecca baru mengingat bahwa dia belum menghubungi keluarga Anna sama sekali, karena dirinya terlalu panik tadi.

"Hey, Kath."

"Oh. Hey, Rebecca. Ada apa?"

"I'm really sorry." Rebecca merasakan matanya mulai berair, dan sebentar lagi dia akan menangis.

[1] Miss. Lawrence Stole My Heart (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang