Hm

21 3 0
                                    

Pagi ini adalah pagi yang sangat sejuk, matahari yang muncul dari sebelah timur tidak terlalu menampakan dirinya, tipikal hari yang sangat nyaman untuk dijalani ditambah untuk anak sekolah yang siap berangkat menuju tempat mereka menuntut ilmu masing-masing.

Ana dan Bian sudah siap dimeja makan, hari ini adalah hari terakhir Ana sekolah efektif karena minggu depan kelas 12 akan melaksanakan UN. Begitupun Bian yang sedang menikmati hari tenangnya sebelum ujian nasional. Walaupun Bian tidak sekolah, ia tetap mengantar Ana kesekolah seperti biasa.

Jam menunjukan pukul setengah tujuh, mereka langsung berangkat. Hari ini sangat nyaman untuk dijalani, jalanan terlihat tidak terlalu ramai, hanya terjadi beberapa sumbatan kecil kendaraan yang akan menuju ketujuan masing-masing. Setelah sekitar duapuluh menit mereka sampai disekolah.

"Kakak nggak nganter ke kelas ya, yakali cuma pakai kaos oblong sama boxer doang." Ucap Bian setelah memakirkan mobilnya dengan nyaman.

Ana terkekeh, "iya-iya santai aja kali."

"Yaudah turun demen banget deket sama orang ganteng."

"Idih, ganteng apanya." Ana mencibir sambil melepas seatbeltnya.

"Muehehe yaudah sana," Bian menginterupsi, "nanti kalau kakak nggak jemput paling kamu dijemput Azam ya atau nggak sama abang gojek juga nggakpapa."

"Iya-iya bawel."

Sebelum Ana turun seperti biasa, Bian selalu mencium kening Ana, seperti kalau Bian seperti biasa ia selalu mengantar Ana sampai kelas, mengecup keningnya, baru ia ke kelasnya.

"Kalau ada yang nyinyir kasih tau aku." Bian nyengir saat Ana mulai keluar dari mobil.

"Ih bawel." Gerutu Ana.

Ana melangkahkan kakinya ke kelasnya yang berada dilantai empat. Ia berjalan sambil membawa kotak bekal yang disiapkan Mba Tia. Sampai akhirnya langkahnya terhenti karena handphonenya bergetar tanpa henti. Dilihatnya ternyata ada sebuah pesan singkat line dari pacarnya, Azam.

Nazami: susu putihnya libur dulu ya😜

Ana menarik senyum tipis dibibirnya, lalu membalas mengetik.

Ana: tapi nanti sore harus ada😌

Ana menaruh kembali handphonenya di sakunya, kembali menaiki tangga menuju kelasnya. Sesampainya dikelas sebagian teman-temannya sudah datang, termasuk Dinar. Biasanya Dinar akan datang lima atau sepuluh menit setelah bel masuk. Tetapi sekarang ia datang lebih awal. Nggakpapa, perubahan yang baik.

"Nggak ada susu putih lagi deh sekarang." Celetuk Dinar saat Ana menaruh tasnya diatas meja.

"Apasih?" Ana membalas jengkel.

"Bercanda Na, baperan aja mbanya."

Ana hanya melirik sekilas sahabatnya, tidak membalasnya.

"Na," Dinar menyenggol lengan Ana, "kenapa sih? Lo marah sama gua?"

Ana terkekeh, "nggak, ngapain juga marah?"

"Lagi sinis banget sama gua."

"Yeu," Ana mencibir, "perasaan lo aja kali."

*
Kelas berlangsung seperti biasa, guru-guru hanya masuk menjelaskan sedikit materi lalu memberikan tugas selama libur UN kelas duabelas nanti. Walaupun siswa selalu mengeluh saat diberi tugas, tetapi kata Pak Tomo itu yang dinamakan belajar dirumah yang sesungguhnya.

"Gimana hidup gua mau tenang, libur dikit tugas." Keluh Risyad sambil membereskan buku.

"Ngeluh aja hidup lu." Cibir Reno.

Space Between UsWhere stories live. Discover now