MY FIRST AND LAST

25 8 0
                                    

Sepulang sekolah Ana mendapat line  dari Azam untuk menemuinya dikantin, katanya Azam minta ditemani Ana untuk nonton Azam futsal, Ana meng-iyakan, karena menurutnya lebih baik menonton futsal melihat cogan-cogan daripada dirumah ngga ada kerjaan. Lagipula besok sedang tidak ada ulangan, mungkin guru-guru sedang bersahabat dengan keadaan.

Setelah sampai kantin, Ana menemui Azam yang sedang duduk di kursi kantin menyantap ciloknya sambil memainkan hpnya.

"halo, maaf ya lama" sapa Ana sambil duduk di depan Azam

Azam tidak membalasnya, ia hanya hanya mengangguk sambil terus mengunyah ciloknya

"banyak banget, beli berapa lu?" tanya Ana sambil memegang plastik cilok Azam

"ceban" jawab Azam singkat

mengacungkan jempolnya "mantap"

Tiba-tiba Azam berdiri dari kursinya dan menarik tangan Ana untuk segera masuk kedalam mobilnya Azam. Ana bingung tapi menuruti keinginan Azam.

"kenapa?" tanya Ana yang masih bingung

"gapapa, udah setengah 4"

Ana hanya menganggukan kepalanya. Di perjalanan mereka diam-diaman, tidak seperti biasanya, cukup membuat Ana bingung dengan sikap Azam sekarang. Setelah sampai di tempat futsalnya mereka berdua turun dari mobil.

"gausah dibawa tasnya, berat-beratin aja" perintah Azam

Ana langsung melepaskan tasnya dan menaruhnya di jok mobil. Mereka berdua langsung masuk kedalam dan Azam menemui teman-temannya dan termasuk ada Bian disana.

Bian yang melihat adiknya datang bersama Azam langsung narik adiknya untuk duduk disebelahnya

"ngapain lu disini?" tanya Bian sambil menatap mata Ana

"liat Azam futsal lah, emang ngapain" jawab Ana sambil melengoskan mukanya

Bian menyengirkan bibirnya "dukung gua juga, kan se team"

"na sini" panggil Azam

Ana langsung jalan menuju Azam dan setelahnya Azam merangkul Ana

"udah ganti lagi zam?" ledek temannya Azam yang tidak dikenal Ana

"ini ke berapa cewe yang udah lo bawa?" celetuk temannya yang lain

Ana yang mendengarnya langsung melepaskan rangkulannya dan tersenyum miris. Azam sadar akan perubahan Ana dan langsung merangkulnya lagi, disitu Ana sudah mulai gerah dengan perlakuan Azam, dia sama saja dengan Daren, mantannya Ana yang sangat asdfghjkl.

"ngasal kampret, mantan gua satu doang ya, si itu doang"ucap Azam sambil mengelus-elus rambut Ana

Tiba-tiba Bian nongol sambil jitak kepala Azam "heh main rangkul-rangkul aje, ada abangnya disini"

"hah? ade lu yan?" ucap temannya kaget

"ngape? jelek ya? emang gitu ego" jawab Azam sambil tertawa jahat

"cih kebalik goblok" balas Azam sambil bersiap masuk lapangan futsal, "na doain aing biar bisa menang, awas kalo ngga doain, aing doain maneh jodoh sama ucup" lanjutnya

"mhh Azam lama-lama jadi ketularan alay macem Akbar" batin Ana

Setelah satu jam futsal dengan sekolah lain, sekolah Ana memenangkan pertandingan persahabatan mereka dengan skor 3-2. Sangat tipis.

Ana daritadi hanya memperhatikan Azam yang duduk disampingnya sambil meminum air mineral dengan segala air keringat yang terus mengalir di wajah bahkan badan Azam.

Space Between UsWhere stories live. Discover now