All With You

35 6 0
                                    

Setelah mereka semua selesai dalam acara surprise menyupraise Bian mereka semua memutuskan untuk langsung pulang. Tapi tidak dengan Azam, katanya sebagai calon adik ipar yang baik nggak etis kalau pulang duluan. Sebenarnya Azam mau-mau aja pulang tapi kalau bukan ancaman dari calon kakak iparnya untuk membantu ia membereskan semuaya, nggak mungkin Azam akan berlama-lama disini kalau dalam urusan beres memberes.

Orang tua mereka kembali ke kamar karena harus istirahat untuk penerbangan esok pagi. Awalnya terjadi perdebatan kecil nan sepele antara Bian dan Azam untuk mebereskan bungkus-bungkus snack karena paling mudah, dan mendapat tatapan sinis dari Ana.

"Aduh kalian kenapa sih laki-laki maunya yang gampang aja"

"Biarin aja, kakak capek" Ucap Bian sambil membody pelan tubuh Azam

Raut wajah Ana berubah gondok. "Eh lebih capek mana sama aku? Yang nyiapin semua, ngerencanain semua, demi lo doang manusia kampret" Ucap Ana ketus sambil mengangkat gelas-gelas kotor.

Bian menatap Ana jengah, "kok kamu jadi marah sama aku?"

"Nggak." Balas Ana tanpa menoleh ke arah dua lelaki itu.

Azam yang melihat pertikaian itu jalan membantu Ana sambil membantunya mengangkut piring-piring kotor, "Jangan marah-marah"

Ana menoleh sekilas melihat ke sumber suara, lalu disusul kekehannya. "Kesel"

Azam terkekeh, "ehehe, let me help you, ok?"

Ana meresponnya dengan anggukan.

......

Jarum pendek jam dinding sudah menunjukan pukul sebelas, yang seharusnya Azam sudah pulang, tapi nggak, dia masih diruang televisi bersama Bian berain ps, dan paling nggak jauh-jauh main Teken 6. 

"Kamu nggak pulang?" Suara Ana terdengar dari tangga, khas orang baru bangun tidur.

Azam dan Bian menoleh serempak, "udah." Jawab Bian

Ana menatap malas, "kocak"

Bian terkekeh melihat kelakuan adiknya. "Kalau kocak tuh ketawa, ini malah kesel."

Ana menatap jengah kakaknya, "lagi aku nanya malah dijawab gitu"

"Ya logika aja dong Na," Azam membalas tanpa menoleh ke arah Ana, "Kamu kenapa nggak tidur?" Lanjutnya

"Kebangun." Ana membalas sambil berlalu ke arah dapur

"Yaudah sini" Interupsi Azam

Ana tidak menjawabnya karena malas, ia berlalu naik lagi ke kamarnya

Azam menoleh sekilas, "eh sini,"

Ana menghentikan langkahnya, menatap sinis pacarnya. "Aku ngantuk, mau tidur, kamu cepat pulang, udah malam, nanti dibegal tahu rasa."

"Kamu khawatir ya?"

Raut wajahnya berubah dongkol, "iyalah, eh."

Azam dan Bian ngakak, raut wajah Ana berubah dongkol. "Ga lucu!" Seru Ana dengan nada yang sedikit tinggi.

"Aku nginep, boleh kan?" Tanya Azam sambil menghampiri Ana

"Nggak, udah aku mau tidur,"

"Kamu ngusir aku?" Kini jarak mereka sudah dekat.

"Aku males ah sama kamu, aku mau tidur." Kali ini raut wajah Ana benar-benar malas, ia berjalan meninggalkan Azam sendiri. Bete dengan pacarnya, ya namanya lagi kedatangan tamu ya Ana bisa gampang berubah moodnya.

.......

Kini waktu sudah menunjukan pukul dua belas, dan memang benar Azam menginap, ia berjalan ke arah kamar Ana diatas, meninggalkan Bian sendirian di ruang televisi.

Space Between UsWhere stories live. Discover now