Fine

40 7 0
                                    

"Kak Bian" Ana berdendang ceria sambil membuka pintu kamar kakaknya. Senyum yang nggak terlupakan mengembang di wajahnya. Tapi raut wajahnya yang sumringah berganti dengan ekspresi kaget tak percaya begitu Ana menyadari apa yang sedang kakaknya lakukan.

Kakaknya sedang menonton vidio live stagenya EXO - Monster menghadap ke Macbook Airnya. Keningnya berlipat berlapis-lapis seperti sedang berpikir keras seperti Pak Tomo saat menerangkan materi sejarah.

Kakaknya berpaling kaget "eh Ana kenapa?" buru-buru Bian menutup Macbooknya

Ana diam lalu melongo

"Kamu kenapa dek?"

Ana berusaha setenang mungkin karena daritadi dia menahan tawa ingin mengejek kakaknya. "kakak... lagi ngapain?"

"mhh, main macbook aja" elak Bian

"bohong" Ana membalas sarkastik, "emang aku nggak lihat? Tadi kakak liat live stagenya exo, oh ternyata Abangku yang digilai oleh banyak ciway-ciway di sekolah ternyata seorang exo-l" Ana terkekeh

"Ana tadi kakak iseng aja, karena kamu sering banget liatin mereka, ya kakak penasaran. aduh kakak aja pusing kenapa korea punya banyak banget boyband sm girlband. Di kamar kamu banyak banget poster exo, nct dream, nct 127, bts, aduh namanya aneh-aneh." jelas Bian

Ana berdecak "ngeles aja"

Bian memutar bola matanya "Aduh serius na, kakak aja ngga bisa bedain mukanya, sama semua. Mana tuh dio dio yang kamu suka? Kakak aja gatau bentuknya yang mana?"

"nih" Ana mengambil alih Macbook kakaknya lalu duduk disamping kakaknya "yang ini" menunjuk D.O, "Beda sendiri kan? Imut sendiri ehehe"

Bian menganga "sama aja, ngga bisa bedain, gantengan juga Fabian Vito kemana-mana"

Ana melotot "mimpi!"

"Ana"

"ngaku aja lah kakak itu exo-l cuma gengsi ngakuinnya, tenang aja aku bakal jadi teman sefandom kakak kok, jangan ngerasa ngga punya teman" Ana membalasnya dengan semangat 45

"duh lupain deh lupain" Bian membuang nafasnya panjang. "Kamu kenapa ke kamar kakak?"

"oiya, ngapain ya?" Ana menaruh Macbook kakaknya dikasur lalu jari telunjuknya menyentuk dagunya berkali-kali layaknya sedang berpikir

"ish kamu mah" Bian memutar bola matanya

"iya aku ingat, kak tolong jelasin kek aku dong tentang Azam. Kalian kan udah temenan dari kelas 10, menurut kakak dia serius nggak sama aku? Apalagi kakak kan jadi saksinya tuh, ya seenggaknya lebih lama dari pada aku ini lah"

"emang deh yang lagi bahagia bisa banget" Bian mendengus

"Ana terkekeh "ehehe ayolah kak" Ana memohon

"Azam itu pernah punya mantan namanya Vika, cuma Vika itu orangnya nggakbisa ditinggal sama Azam, Azam dikekang lah ini itu gaboleh futsal blabla, terus karena Azam sayang banget Azam ngga pernah mutusin Vika, akhirnya Vika yang mutusin Azam terus Azam pernah sampe galau banget dan ngga masuk seminggu gitu"

Ana mendengarnya dengan seksama tapi tetap ada rasa cemburu sedikit dihatinya

"Azam tapi sekarang udah moveon kok na, semenjak kelas 11 dia udah nggak mikirin cewe sampe dia pernah phpin beberapa cewe, makanya awalnya pas dia deketin kamu kakak agak larang karena kakak takut kamu jadi korban phpannya dia, tapi katanya dia serius sama kamu, jadi yaudah kakak coba percaya dann alhamdullilah kayanya dia serius sama kamu"

Tanpa sadar senyum terkembang di pipi Ana, Ana merasa tenang dengan apa yang dijelaskan oleh kakaknya.

_______________________________________________________

Space Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang