part 10: secret part II

141K 2.5K 96
                                    

Cluadia memencet bel berulang-ulang menunggu dengan gelisa agar pintu rumah terbuka dengan cepat. Sesudah rex menghubunginya dan mengatakan alena sakit, claudia bergegas pulang dan meninggalkan aktivitasnya begitu saja. Dia takut terjadi sesuatu pada alena terlepas dari semua kejadian dan kecelakaan yang pernah menimpa alena.

" kenapa lama sekali " ucap claudia begitu pintu dibukakan oleh rex.

Tanpa repot-repot menunggu jawaban rex claudya langsung bergegas ke kamar alena.

" alena... Sayang apa yang terjadi " seru claudia begitu menemukan alena yang terbaring lemah ditempat tidur.

Alena yang menyadari kehadiran claudia hanya mengernyitkan dahinya dengan mata terpejam sebagai respon.

" ya ampun, badan mu panas sekali " lanjut claudia sembari menempelkan tangannya pada dahi dan leher alena. Joe yang sedari tadi hanya mengekor dan menonton kelakuan ibunya menjadi khawatir juga karena respon ibunya yang sedikit berlebihan joe jadi ikut-ikutan memeriksa alena .

'' aku akan menelepon dokter'' ujar joe bergegas ingin keruang tamu. Tapi sebelum joe berhasil keluar dari kamar alena spenuhnya, lengannya dicekal oleh rex.

'' kau tidak perlu memanggil dokter'' ujar rex datar. Joe mendengus

'' sebenci apapun kita padanya, tidak ada salahnya kan kita menolong dia sekali ini'' ujar joe.

Rex memandang joe dengan pandangan menilai. Apakah joe mengatakan hal itu karena ingin menolong alena? Atau dia melakukannya karena ada maksud terselubung?.

'' minggir aku ingin menelpon dr.Lucy'' ujar joe.

'' tidak usah memanggilnya. Alena akan mau bertemu dengannya '' ujar rex.

Joe tersenyum miring.

'' jangan sok tau, kau pikir kau sangat mengenalnya?ha? '' ujar joe sinis.

Rex terdiam. Apakah dirinya begitu mengenal alena? Tapi rex bisa merasakan betapa takutnya alena dilihat reaksinya tadi.

'' aku memang tidak terlalu mengenalnya. Tapi aku jauh lebih tau sedikit banyak tentang alena dibandingkan kau'' ujar rex masih dengan nada datar.

Entah kenapa perkataan rex membuat emosi joe sedikit terpancing.

'' Kenapa kau tak menghubungi dokter? Walaupun alena menolak bertemu dokter seharusnya kau tak menurutinya karena saat ini yang paling dibutuhkan alena adalah seorang dokter. Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya apakah kau mau bertanggung jawab?'' ujar joe membuat rahang rex mengetat.

'' kalau kau memang lebih mengenalnya dari pada aku seharusnya kau tau apa yang terbaik untuknya'' lanjut joe sinis kemudian melangkah meninggalkan rex.

Rex termangu mendengar perkataan joe. Joe benar Seharusnya rex memanggil dokter saat dia mengetahui alena sakit. Seharusnya dia tidak mempedulikan alena yang memohon-mohon padanya, karena memanggil dokter adalah yang terbaik untuk alena.

:: :: :: ::

Perlahan dia membuka pintu kamar alena kemudian melangkah dengan perlahan pula dia tidak mau alena terbangun dari bunyi yang ditimbulkannya.

Setelah berada disamping alena dia memeriksa suhu tubuh alena kembali ntah sudah yang keberapa kali dia melakukan hal itu walaupun hari sudah sangat larut tidak menjadi penghalang baginya.

Dia bernafas lega saat suhu alena sudah menurun, tidur alena juga jauh lebih tenang dari sebelumnya berarti ini pertanda yang baik.

Setelah memastikan semuanya baik-baik saja dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dia kembali kekamar untuk beristirahat.

Love, Sex, and Fiendship (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang