TEARS AND LOVE-AKASHI SEIJUURO

Start from the beginning
                                    

Suara pelayan bergema di seluruh istana, meneriaki orang paling penting yang lagi-lagi entah kemana. Panggilan demi panggilan bahkan terdengar dari para prajurit yang berjaga. Setiap orang gencar mencari keberadaan gadis cantik yang menjadi sumber keributan setiap hari di istana.

Senyum senang kini terlihat si paras cantik gadis yang berlari menuju gerbang, berusaha menyelinap keluar istana seperti yang biasa ia lakukan. Ia tidak peduli saat orang-orang memekik memanggil namanya, justru hal itu terdengar seperti nyanyian penyemangat untuk seorang [Surname] [Name].

Akan tetapi, langkah [Name] terhenti saat gerbang terbuka lebar ketika ia bersikeras menyuruh penjaga gerbang membiarkan dirinya lewat. Mata [Name] melebar saat gerbang yang terbuka menampilkan kereta kencana kerajaan tengah memasuki istana. Raut panik terlihat di wajah [Name] saat ia tahu kalau orang tuanya—Raja dan Ratu—pulang dari perjalanan ke negeri seberang.

"[Name]?" suara yang amat gadis itu kenal terdengar bersamaan dengan berhentinya kereta milik sang penguasa negeri.

[Name] merutuki diri dalam hati karena tidak pergi lebih cepat sehingga tidak harus bertemu orang tuanya. Ia hanya menelan ludah ketika sosok berwibawa turun dari kereta dengan dahi berkerut dalam—tanda buruk untuk [Name].

"Apa kau mencoba menyelinap ke luar istana lagi?" tanya pria yang merupakan ayah dari [Name]. "Bukankah sudah berapa kali kukatakan untuk tidak pergi keluar istana, di luar berbahaya."

"Tapi, Ayah. Aku bosan jika terus berada di istana, tidak ada yang bisa kulakukan. Lagipula tidak akan terjadi apa-apa padaku," tentang [Name].

"Sayang," wanita paruh baya nan cantik berjalan mendekati ayah dan anak yang tengah berdebat, "ayahmu hanya khawatir padamu. Dia tidak ingin kau terluka, dan ada banyak orang yang selalu mengincarmu setiap saat karena kau adalah puteri kerajaan ini."

"Jika aku terluka pun itu tidak masalah, aku tetap baik-baik saja," gumam [Name].

"Justru karena masalah itu Ayah khawatir padamu. Kau berbeda dari orang lain, tubuhmu kebas dan mati rasa justru itu yang berbahaya. Saat terluka parah kau memang tidak merasakan apapun, tapi karena kau tidak merasakan sakit kau bisa meninggal kapan saja entah karena kehilangan banyak darah atau hal yang seharusnya mengancam nyawamu," jelas sang raja yang entah sudah berapa kali mengatakan hal itu demi kebaikan anak semata wayangnya.

[Name] tertunduk tanpa mengatakan apapun. Ia tidak bisa menjawab ucapan sang ayah jika sudah menyangkut kekurangan dirinya, padahal jelas [Name] tahu kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Sebaiknya kau kembali ke ruanganmu, akan ada tamu hari ini dan aku ingin kau menemuinya sebagai puteri Ayah," kata raja yang mengelus kepala [Name] lembut.

[Name] hanya mengikuti apa yang ayahnya katakan. Ia tahu betapa sayang kedua orang tuanya, bahkan beberapa kali [Name] yang menjadi penculikan bisa bebas dengan usaha sang ayah yang tidak bisa dibilang sepele. Tentu ia tidak bisa melawan ucapan ayah yang bahkan rela memberikan kerajaan ini jika perlu hanya untuk [Name].

Berjam-jam [Name] mengurung diri di kamar, melihat keadaan luar dari jendela. Terkadang ia ingin sekali berada di tengah keramaian desa, menikmati waktu bersama orang-orang yang dikenal. Tapi bagi [Name] itu hanya harapan kosong, ia bahkan tidak memiliki teman dekat kecuali satu orang. Dan orang itu pun hanya bisa [Name] temui beberapa bulan sekali, bahkan hingga satu tahun sekali jika beruntung.

Seperti biasa, para pelayan mengurusi [Name] dengan telaten, terutama dengan adanya tamu yang akan hadir hari ini. [Name] mendengar tamu dari negeri seberang, dan karena itu pula [Name] harus berpakaian rapi dan cantik sebagai puteri.

[Name] turun menuju lantai dasar untuk menemui tamu kerajaan, ia berjalan setengah malas. Membayangkan harus mendengarkan orang-orang tua bicara mengenai politik saja sudah membuat [Name] bosan.

YOUR MOVIE [Kuroko No Basket X Reader]Where stories live. Discover now