4. Jangan Tidur Waktu Seminar

57 3 0
                                    


Tidak ada yang lebih melelahkan selain bertahan pada hal yang sudah tidak dicintai. Dengan cinta, semua yang berat akan terasa ringan karena kita mau dan ikhlas melakukannya.

Pada hari itu, Adit dan Danu diwajibkan untuk menghadiri seminar dari kampus mereka. Bosan mendengarkan pembicara, Adit berbisik pada Danu yang ada di sebelahnya, "Ini udah ketiga kalinya lo kampus ngadain seminar anti LGBT movement."

Danu menjawab, "Terus, apa yang lu dapetin?"

Adit membuka-buka catatannya, "Ya intinya sama sih semuanya. Kita ini ciptaan Tuhan. Tuhan cuma bikin dua jenis kelamin. Cowo sama cewe. Cowo ya harusnya nikah sama cewe. Gay itu salah. Gitu."

Danu menanggapi, "Kalo menurut lu sendiri?"

"Ya secara agama emang gay itu salah. Tapi orang-orang yang gay kan sebenernya orang-orang butuh teman. Tapi dengan perlakuan orang-orang yang sampai bikin-bikin seminar gini, keberadaan orang gay semakin ditolak oleh masyarakat."

Danu menganggukkan kepalanya, "Hm... kasihan ya..."

Adit menjawab, "Iya. Kasihan mereka."

Danu menimpali, "Gak! Kasihan elu. Lu udah tau gak penting, tetep lu catet." Danu menepuk pundak Adit. Mereka pun kembali mencoba fokus pada pembicara.

Adit menguap lalu berkata pada Danu, "Nu. Ngantuk banget aku."

"Sama. Gua juga." Jawab Danu.

"Kamu sih ngajakin main Monster Hunter sampe malem banget."

"Pagi atuh."

"Ya malah lebih parah ya to!"

Danu melirik Adit, "Dit, namanya ngajakin, yang diajak berhak nolak. Ya salah lu sendiri mau. Padahal udah tau kalo besoknya ada seminar pagi."

"Lah kamu kan juga udah tau nu!"

"Gua gak tau dit. Gua taunya juga gara-gara lu bangunin tadi pagi."

Adit memalingkan mukanya, "Udahlah. Capek temenan sama kamu, nu."

Tangan Danu menyentuh lengan Adit, "Hei. Udah. Ambil positifnya aja. Seenggaknya sekarang senjatamu di Monster Hunter jadi lebih bagus kan?"

"Iya sih."

"Ya udah." Danu melihat sekeliling. "Sekarang kalo lu ngantuk, merem aja. Gak ada dosen yang ngawasin kog."

Adit menoleh lagi ke Danu, "Ngawur! Kita kalo ketahuan tidur waktu seminar, bisa di-DO lo."

Danu tersenyum sinis, "Ya udah kalo gak mau. Gua aja yang merem."

"Nu! Jangan nu!"

Danu menepuk lengan Adit, "Gak apa-apa atuh dit. Kan kalo ketahuan. Kalo gak ketahuan mah gak apa-apa atuh."

"Kalo ada dosen ke sini gimana?"

"Ya itu tugas lu bangunin gua." Danu memejamkan matanya.

Adit menggoyangkan lengan Danu, "Nu! Jangan tidur nu!"

"Apaan sih dit?" Danu kembali menatap Adit, "Gini deh. Ntar gantian. Kalo gua tidur, lu yang jaga sekitar. Ntar giliran lu tidur, gua awasin. Kalo ada dosen lewat, gua bangunin."

"Jangan lah nu! Udah tahan-tahan aja. Toh tinggal sejam ini seminarnya."

Akhirnya Danu membuka tasnya. Danu mengeluarkan catatan dan pulpen dari tasnya. Adit terkejut dan bertanya, "Mau nyatet kamu nu?"

"Enggak." Jawab Danu.

"Lah terus itu buat apa?"

"Ya buat coret-coret aja. Gambar-gambar. Biar gak ngantuk."

Perspektif KontraproduktifOnde as histórias ganham vida. Descobre agora