1. Jangan Sampai Terlambat Masuk Kuliah

191 5 2
                                    



Kalau kenakalan diukur dari seberapa sering seseorang menantang aturan, maka anak paling nakal ada di antara anak-anak asrama. Dengan aturan asrama yang seketat itu, pilihannya hanya dua: hidup seperti robot yang tak melawan, atau nakal tipis-tipis sambil menjaga kewarasan.

Pagi itu, di kamar asrama, Adit berusaha membangunkan Danu, "Nu. Bangun nu."

Danu membuka matanya yang masih penuh kotoran secara perlahan. Dilihatnya sahabatnya sedang berusaha membangunkannya sambil menggoyang-goyangkan bahunya. Terganggu dengan itu, ia menjawab, "Ogah ah."

Adit pun terkejut lalu menjawab, "Lah. Udah siang nu!"

Danu menatap Adit dengan sinis. "Ini jam berapa?"

"Jam enam."

"Jam enam mah masih pagi atuh dit." Jawab Danu sambil menarik selimutnya ke atas.

Adit menarik kembali selimut itu, "Ya tapi kita kelas jam tujuh nu!"

Danu menoleh ke arah Adit, "Bukan jam enam kan?"

"Bukan," Jawab Adit setengah ragu.

"Ya udah" Danu menarik kembali selimut itu ke atas sambil berkata,

Adit yang semula berdiri di sebelah tempat tidur Danu, memilih duduk di kasur itu. Adit bertanya sambil menggaruk kepalanya, "Kamu gak siap-siap apa gitu? Mandi-mandi kek apa kek?"

Tangan Danu meraih tangan Adit, "Apakah di dalam perkuliahan, kita diwajibkan untuk mandi?" Danu menggelengkan kepalanya. "Tidak! Kita diwajibkan untuk datang! Bukan mandi!"

"Ya jorok lah nu!"Adit mengeluh, "Sakit ini orang."

"Ya kalo gua sakit, mestinya gua berhak dong istirahat di kamar." Danu memalingkan wajahnya.

"Aku udah gak ngerti lagi lah nu sama kamu." Adit menghela nafas panjang. "Halah, bodo amat lah nu. Tak tinggal kamu nu!" Adit pun beranjak dari kasur itu, lalu pergi meninggalkan kamar itu.

Tak sampai semenit, Adit kembali lagi masuk ke kamar itu dan melihat Danu masih terbaring di tempat tidurnya, "Ya ampun nu. Bangun!" Segera Adit melangkah ke kasur Danu dan kembali menggoyangkan tubuh Danu, "Nu. Kuliah nu! Bangun!"

Danu berusaha menangkap tangan Adit. Adit pun berusaha menghindar. Sambil bertikai dengan Adit, Danu berkata, "Iya. Iya! Tahu gua kalo ada kuliah!" Akhirnya kedua pergelangan tangan Adit dapat dipegang oleh Danu.

Adit yang kelelahan pun menyerah, "Ayolah nu. Bangun, mandi sana lo. Biar sehat."

Danu menatap Adit dengan serius, "Tujuannya biar sehat ya?"

"Iya!" Adit melepaskan cengkraman tangan Danu. "Ayolah nu. Ini kita belum ambil makan juga!"

Danu menjawab "Masih sempat."

Adit berusaha menjelaskan, "Gini nu. Kita jalan kaki dari asrama ke kampus itu sepuluh menit....."

"Kan asrama kita udah ada di kampus!" Danu menyela.

Adit melanjutkan, "Ya maksudku ke gedung B. Dari asrama kita ini ke gedung B kan sepuluh menit nih. Kalo ditambah makan lima belas menit, udah dua puluh lima menit. Kalo kamu mandi sekarang, masih sempat kita masuk kelas gak telat."

Danu terdiam sejenak lalu menjawab, "Ya udah. Gua mandi sekarang."

"Nah gitu dong."

"Mandiin!"

"Apaan sih nu?"

"Lah gua bangun, lu bangunin. Kenapa mandi gak lu mandiin sekalian?"

Adit yang semakin jengkel sudah tidak mau lagi menanggapi kata-kata itu. "Udahlah! Kamu sekarang bangun, terus mandi!"

Perspektif KontraproduktifWhere stories live. Discover now