2. Jangan Kebanyakan Nonton Anime

106 5 0
                                    


Mencari cinta di asrama sangatlah mudah. Kalian setiap hari bertemu. Kalian tinggal seatap walaupun belum halal. Kalian bisa mengajak target kalian makan bersama setiap hari tanpa mengeluarkan biaya sedikit pun karena makanan sudah disediakan oleh pihak asrama.

Tapi beberapa orang tidak percaya pada cinta. "Di dunia ini gak ada cewe sempurna dit." Kata Danu pada Adit setelah menghabiskan satu episode anime di laptopnya. "Cewe sempurna cuma ada di anime!"

Di asrama itu, para mahasiswa diberi kasur bertingkat. Kasur Adit berada di atas kasur Danu. Dari kasurnya, Adit menengok ke bawah ke arah dalam kasur Danu dan berkata, "Apaan coba?"

Danu berdiri, lalu memanjat tangga yang ada di samping kasurnya untuk menuju ke kasur Adit, "Beneran dit!" Danu akhirnya duduk di tepian kasur Adit. "Lu kalo liat anime, cewenya cakep-cakep, baik, suaranya merdu, kayak gak ada kurangnya gitu."

"Kurang nyata nu!"

"Eh. Kenyataan itu bukan masalah bisa dipegang atau gak. Kenyataan itu masalah keberadaan di dalam hati. Emang lu kalo punya pacar cuma buat dipegang doang? Mesum lu!"

Adit menggelengkan kepala, "Ya gini jalan pikirannya orang-orang yang akhirnya menikah sama laptop. Kamu mau nikah sama laptop nu?"

"Ya kalo cuma laptop yang sayang sama gua mau gimana lagi?"

"Laptopnya sih kayaknya biasa aja. Kamu yang ke-ge-er-an nu!"

Mereka terdiam sejenak. Tiba-tiba Danu teringat sesuatu, "Si Gerald itu sayang banget tahu sama laptopnya."

Adit seketika terpikir hal yang sama. "Jangan-jangan pacaran mereka?"

Danu menjawab, "Bisa jadi." Danu melompat ke bawah. Dari bawah Danu menengok ke atas sambil berkata "Samperin yuk!"

"Yuk" Adit pun melompat dari kasurnya ke lantai. Dia mendarat dengan pose menyerupai spiderman. Kakinya sedikit sakit karena cara lompat yang ia lakukan, tapi ia tahan. Mereka keluar dari kamar lalu menutup pintu kamar itu. Di pintunya, tertulis nomor kamar: 106.

Mereka menuju kamar yang berada di sebelah kanan kamar mereka, kamar 105. Di kamar itu, Gerald sedang bermain game di laptopnya. Adit dan Danu menghampiri Gerald. Danu dengan cekatan menekan tombol esc sehingga permainan Gerald terhenti. Gerald terkejut dan berkata, "Apaan sih nu!"

Adit dan Danu melambaikan tangan bersama-sama, "Hai Gerald."

Gerald mengambil laptopnya dari meja, lalu membawa laptop itu ke kasurnya sambil mengusir mereka berdua, "Aaaah.... Pergi... pergi.... Ganggu aja kalian!"

Adit dan Danu segera duduk di kasur itu. Danu bertanya, "Ge, boleh pegang laptop lu gak?" Tangan Danu terulur ke arah laptop itu.

Gerald memukul tangan Danu, "Jangan pegang-pegang! Pergilah kalian!"

Adit bertanya, "Ger, kamu sayang sama laptopmu?"

"Iyalah!" Jawab Gerald.

"Sayang banget?" Tanya Adit lagi.

"Iya! Ngapain sih kalian ke sini?"

Danu bertanya balik, "Ge, kalo laptop lu gua ganti sama ROG mau gak?"

Gerald menjawab dengan nada lebih menyenangkan dari sebelumnya, "Ya mau lah!"

Adit menyela, "Wah. Berarti kamu gak sayang, ger. Itu cuma nafsu."

Danu menyambung, "Iya ge. Masa cinta sejati kalah sama sesuatu yang lebih bagus? Kalo cinta ya satu untuk selamanya."

Gerald menjawab, "Kan zaman berkembang nu!"

Perspektif KontraproduktifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang