CHAPTER 44 | Musuh Dalam Selimut

71.6K 6.3K 1.4K
                                    

"Yang namanya teman itu mendukung. Bukan ngomongin di belakang apalagi ngumbar kejelekan temennya sendiri." —Teresa Rajata

***

Saat masuk ke dalam kamar mandi. Teresa tahu ia melihat Varra juga yang baru saja masuk. Teresa memandang Varra yang menatapnya dari kaca.

Mereka saling pandang lewat perantara benda mati itu namun tidak ada satu pun yang bicara. Kedua tangan Varra terlipat di depan dadanya, memperhatikan Teresa sedemikian rupa dari atas sampai bawah.

Perasaan Teresa jadi tidak enak ketika melihat Varra memandanginya demikian.

"Lo mau ke dalem, Var?" tanya Teresa, biasa. "Pake aja. Gue nggak ke dalem. Gue mau cuci muka."

Tetapi Varra tetap diam di belakangnya. Mirip sosok hantu yang pernah Teresa tonton dulu. Dengan rambutnya yang berantakan. Perempuan itu memandang Teresa dengan tatapan membunuh.

"Cantik sih cantik. Bikin gue muak," kata Varra membuat Teresa yang sedang mencuci mukanya memandang perempuan itu.

"Lo ngomong sama siapa Var?" tanya Teresa, takut Varra bisa bicara dengan hantu. "Gue?"

"Iya elo! Emangnya di sini ada siapa lagi?" balas Varra sengit.

"Gue nggak ngerti." Teresa berbalik badan. Perempuan itu sudah selesai dengan kegiatannya.

"Nggak usah pura-pura nggak ngerti deh."

"Apa sih maksud lo Var? Lo kenapa?" tanya Teresa menyentuh pundaknya namun Varra menepisnya dengan keras membuat Teresa kaget karena kekuatan perempuan itu.

"Lo nolak Beling! Mutusin Douglas! Deket-deket sama Raskal! Jijik banget tau nggak sih lo Sa?!"

Teresa makin terkejut. Tidak pernah ia melihat Varra dengan wajah semuak ini. Tidak pernah pula Teresa mendengar nada sinis yang dilempar Varra tadi untuknya.

"Lo kenapa, Var? Cerita sama gue. Ada apa?"

"Ada apa?!" suara Varra melengking, nyaring. "LO YANG ADA APA SA! SOK CANTIK, CUIH." Varra meludahi wajah Teresa membuat kemarahan Teresa bangkit.

"Maksud lo apa ngeludahin gue?!" Teresa berteriak, marah. Perempuan dengan seragam ketat dan rok pendek itu mendekati Varra.

"JANGAN PEGANG-PEGANG GUE!" Varra menyentak tangan Teresa. "Jijik sama cewek kaya lo! Udah bekas Beling. Ngerebut Raskal dari gue! Dibayar berapa lo sama Beling pas tidur sama dia?!"

Teresa semakin terkejut dan naik darah. Tidak mengira Varra tahu mengenai hal itu.

"Lo tau?"

"Beling sendiri yang cerita sama gue. Murah banget ya lo Sa jadi cewek. Beling sendiri yang bilang kalau dia udah ngelakuin itu sama lo dulu."

Teresa mendekat. Menarik rambut Varra yang ada di depannya lalu menamparnya dengan keras hingga suara tamparan itu terdengar sampai keluar kamar mandi.

"BERANI-BERANINYA LO," gumam Teresa setelah melakukan itu.

"LO?!" Varra marah. Perempuan itu membalas Teresa. Mendekatinya lalu tamparan mengenai pipi kiri Teresa membuat perempuan itu menarik seragam Varra dengan kasar hingga kancing baju sekolahnya terlepas dua.

"Lo salah cari lawan main kalau urusannya sama gue!" Teresa menjambak rambut Varra membuat perempuan itu semakin kesakitan di tempatnya.

"Lo pikir gue takut, HAH?!" Varra membalasnya. Tenaga perempuan itu naik drastis dan menyudutkan Teresa di pojok dinding sambil menjambak rambutnya menbuat wajah Teresa mendongak ke atas.

180 DerajatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang