CHAPTER 10 | Luka di Tubuh

86.9K 9K 371
                                    

Mulanya rintik-rintik air menetes pelan ke bumi, jatuh ke mana saja yang ia suka. Perlahan-lahan namun pasti tetes-tetes itu merebak, mulai merembet ke mana-mana hingga seluruhnya jadi basah dan hujan pun tak terelakan. Dinginnya udara serta suara hujan yang semakin keras di luar rumahnya membuat niat Raskal untuk bergelung di kasur serta selimutnya jadi semakin besar.

Namun keinginan itu sepertinya tidak bisa terlaksana karena ada seorang perempuan yang sedang tidur di dalam sebuah kamar. Ralat. Perempuan itu memang sedang tiduran namun mulutnya masih saja berceloteh tak jelas. Membawa seorang perempuan mabuk dan menyetir seorang diri itu susah. Tidak segampang yang terlihat.

Raskal merasakan sejenak dingin hujan lalu menutup pintu rumahnya dan berbalik. Ketika berbalik ia melihat Bi Ami menghampirinya.

"Den Raskal, itu temennya udah Bibik gantiin baju," katanya dengan suara penuh keibuan. Kedua matanya tampak khawatir. Sejenis khawatir Ibu pada anaknya. "Den... maaf—kalau boleh tau. Itu temennya Den Raskal mabuk kenapa?"

"Nggak tau Bik. Tadi Raskal liat dia di club malem sama temen-temen," ucap Raskal. "Namanya Teresa. Emang kaya gitu."

"Pacarnya Den Raskal?"

"Nggaklah Bik. Cuman temen."

Bi Ami mengangguk, paham. "Itu baju yang dia pake sekarang baju baru oleh-oleh Mama sama Papa Den Raskal dari Bandung."

Raskal tersenyum, "Makasi ya Bi."

"Sama-sama Den. Oh ya kalau Den Raskal mau ke sana sebaiknya pintunya dibuka ya Den."

"Iya pasti Bik."

"Kalau gitu Bik Ami ke kamar dulu. Mau lanjutin pekerjaan."

"Udah malem Bik. Istirahat aja mending."

"Iya Den. Tanggung lagi dikit tumpukan bajunya belum dilipet."

"Ya udah terserah Bibik aja."

Bi Ami lalu pergi darinya. Raskal akhirnya berjalan menuju ke kamar dekat kamarnya lalu melihat Teresa sedang tidur dengan pulas. Tadi Raskal menggendongnya hingga kemari. Sepertinya Teresa sudah lelah berkata-kata yang tidak jelas sendiri. Pintu jendela dan gorden ternyata sudah ditutup Bi Ami. AC di kamar ini pun sengaja tidak dihidupkan sehingga rasa hangatlah yang melingkupi saat Raskal masuk. Ia berdiri di sebelah Teresa dengan tangan yang memegang kayu yang menjulang tinggi di dekatnya.

Raskal berjongkok lalu memperhatikan Teresa. Wajah perempuan yang ada di sebelahnya ini saat ini muram dan tak nyaman. Mungkin Teresa tidak tidur tapi hanya memejamkan mata. Sebelah tangan Raskal terjulur pada kepala Teresa. Dorongan impulsif untuk mengusap kepala perempuan itu agar tenang dilakukan secara berulang-ulang. Ketika Raskal tidak bisa tidur, Ibunya pasti akan sama persis melakukan hal ini padanya bahkan memijat-mijat manja kepalanya serta keningnya.

Lama-kelamaan wajah Teresa tidak seperti tadi.

Raskal melirik jam yang ada di nakas. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua pagi. Dan rasanya, balik lagi ke club malam apalagi dengan keadaan hujan deras begini menurutnya kurang efektif. Mata Raskal meliat gelang yang ada di pergelangan tangan Teresa—gelang cokelat yang sangat mencolok di kulit Teresa. Setiap ke sekolah, Teresa memang sering memakainya.

Suara dering ponsel membuat Raskal menoleh dan mengambil ponsel Teresa yang ada dekat jam.

Gama: Kamu di mana?

Gama: Sa?

Gama: Sa aku nungguin kamu di tempat biasa tapi kamu gak dateng-dateng. Kamu ingkar janji?

Gama: Sa?

Gama: Sa, tadi Yogi sama Saka bilang kamu di club. Bener?

Gama: Sa bales.

Gama: Sa please. Aku butuh ngomong sama kamu Sa.

Kening Raskal mengerut. Nih cowok maunya apa sih? Tiba-tiba niat jahil Raskal pun muncul. Cowok itu mengetik pesan, membalas chat Beling. Lagipula, kenapa namanya masih Gama? Teresa masih ada perasaan dengan Beling? Kalau iya, kenapa juga sikapnya di sekolah selama ini terlihat sangat menghindari Beling?

Teresa: Babi! Jangan chat gue lagi!

Gama: Sa kamu di mana?

Teresa: Suka-suka gue mau ke mana.

Gama: Sa aku serius.

Teresa: Bodo amat gue.

Gama: Sa aku nyariin kamu tapi kamu gak ada di club. Kamu di mana? Udah pulang?

Raskal lalu menghapus chat itu. Sehingga tidak ada lagi nama Gama di urutan teratas chat Teresa. Kali ini Raskal melanggar privasi seseorang. Namun ia tidak peduli. Diletakkan lagi handphone itu di atas nakas.

Raskal tau mungkin Beling masih ada rasa pada Teresa. Bukan mungkin tapi pasti masih ada rasa. Padahal dulu, saat pacaran dengan Teresa. Beling terlihat biasa saja. Bahkan Beling pernah ketauan berduaan di basement bersama adik kelas padahal statusnya masih 'pacar' Teresa.

Ketika menemukan sesuatu yang tidak beres di di dekat bahu Teresa, Raskal mendekatkan wajahnya lalu terkejut melihat ada memar-memar di dekat sana. Raskal benar-benar tidak sengaja melihat ada bekas-bekas merah seperti dipukul sesuatu di sana. Raskal tau betul karena dia sering begini. Raskal memundurkan badannya. Bagaimana pun Raskal tidak boleh melakukan itu pada Teresa.

Pantas saja tadi Bi Ami bertanya dengan wajah seperti itu padanya. Mungkin ia sudah melihat bekas memar itu. Teresa kembali meracau membuatnya lagi-lagi harus menenangkan Teresa sehingga ia terpaksa duduk di sebelah Teresa dan memegang kedua tangan perempuan itu erat, namun tidak sampai membuat Teresa kesakitan.

"Sa tenang Sa, tenang."

Akhirnya, Teresa kembali tenang namun setelah Raskal meneliti perempuan itu, ada sesuatu yang tidak beres. Matanya mengerjap berkali-kali untuk melihat itu namun dia yakin dia tidak salah liat. Ada bekas luka di lengan kanannya. Raskal baru melihat ini pertama kalinya. Bekas luka itu dalam dan sepertinya masih baru. Ternyata setelah dilihat baik-baik. Raskal tidak menemukan luka itu satu atau dua. Tetapi ada banyak yang membuatnya ngeri sendiri.

Kalau ke sekolah sudah jelas Raskal tidak bisa melihatnya karena tetutup seragam.

Sebenarnya, ada apa dengan perempuan ini?

****

AN: Cerita ini bakalan keliatan konfliknya kalau udah di atas 15. Maybe. Ini sama aja kaya kalian baca cerita yang panjang-panjang gitu tiap partnya. Cuman di sini aku post-nya pendek-pendek. Gak panjang sampe 4000-an words. Biar gak berat. Oke itu aja sih.

Instagram & Ask.fm: PoppiPertiwi
Line : @xgv8109t  (pake@) Link? Cek di bio WP ada.

fm: PoppiPertiwiLine : @xgv8109t  (pake@) Link? Cek di bio WP ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

#Trus juga, aku mau nanya. Sebaiknya cerita ini di private atau gimana?

Follow Raskaldananjaya, Teresarajata, Belingmartanta.

Salam, memang-memang.

180 DerajatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang