Hijrah (1)

1.8K 160 5
                                    

Aku sudah mantap dan tidak perlu lama berpikir. Aku akan masuk islam, karna terlalu banyak keindahan didalam islam sampai aku tak sanggup menyebutkannya satu persatu.

Karna nikmat Allah itu sungguh luar biasa sampai aku sendiri tidak bisa menghitungnya. Dari diriku ini, dari mulai kita membuka mata, bernafas, berbicara, berpikir, semua hal hingga apa yang aku miliki sekarang. Aku memiliki segalanya di dunia ini, harta, tahta. Satu yang tidak aku miliki yaitu kedamaian dari yang aku miliki. Kedamaian hati, aku selalu merasa ada hal yang kurang dihidupku yang terbilang sempurna dan itu adalah Keyakinan dan Tuhan.

Keyakinan akan hidup dan Allah.

Kuputuskan jumat minggu ini aku akan mengucap dua kalimat syahadat. Mulai hari ini aku akan merubah segala hal yang ada dihidupku. Aku akan mulai belajar hal dasar islam yaitu sholat. Karna ketika seseorang ingin memperbaiki hidupnya dia harus memulai memperbaiki sholatnya.

Aku akan belajar sholat. Tentunya dari kun, seseorang yang mengenalku bahkan aku tak tahu dirinya. Tapi dari dia, Allah menuntunku kejalan yang benar.

Sholat ada lima waktu, dan setiap waktunya memiliki arti tersendiri. Kalian tentu lebih tahu dari pada diriku yang baru ini.

Aku mulai mengetahui segala alasan yang mina lakukan karna dia gadis yang berbeda. Bolehkah aku menaruh hati padanya, entahlah. Apa ini sebuah rasa yang diberikan Allah untuk melengkapi separuh agamaku yang baru.

Aku menemui dosen jung dan meminta mengganti semua daftar list nama mahasiswa yang aku bimbing. Dosen jung tidak menolak dan dia mengerti dengan aku mengatakan bahwa hari jumat nanti aku akan mengucapkan dua kalimat syahadat. Aku sangat menyukai dosen jung. Dia atheis tapi dia sangat menghargai aku dan kepercayaan yang aku peluk.

.
.
.

Hari jumat pun tiba, akhirnya aku berada disini di masjid agung ini. Dirumah Allah. Ada sebuah rasa haru yang terus menusuk kedalam detak jantungku. Aku bergetar ketika mengucap dua kalimat syahadat yang merupakan sebuah kalimat dimana aku telah masuk islam.

Hatiku bergetar, aku takut begitu banyak dosa yang aku miliki tapi Allah dengan hidayah-Nya, dengan Maha Pemberi Maaf menerima aku yang kecil ini. Hamba yang berlumur dosa.

Ya Allah, bimbing aku kejalan Mu.
Aku hanyalah manusia kecil bagi Mu, aku hanyalah manusia yang penuh dosa yang mengharap belas kasihanmu.

Aku banyak mendapat wejangan dari imam besar masjid ini. Setiap orang selalu diberi kesempatan memilih hidupnya. Allah selalu memberi pilihan, tinggal bagaimana kita memilih pilihan itu.

Didalam hidup ini kita hanya singgah sebenatar, kita hanya menunggu kematian menjemput kita. Dan selama itu kita harus terus menjalani hidup dengan kesabaran, keikhlasan dan keistiqomahan terhadap Allah S. W. T

"Kun, apakah aku salah jika mencintai seseorang tanpa mengenalnya terlebih dahulu?" tanyaku, sekarang aku dan kun sedang dalam perjalanan pulang.

"Tidak prof. Jika prof mencintai seorang wanita maka pinanglah dia. Islam tidak mengajarkan kita berpacaran karna itu mendekati zina" jelasnya. "Prof bisa ta'aruf" imbuhnya.

"Ta'aruf?" tanyaku.

"Yah ta'aruf. Jika dijelaskan secara umum ta'aruf itu seperti perjodohan namun kita diberi waktu tiga bulan untuk saling mengenal. Dengan catatan ketika kita bertemu kita harus ditemani sanak saudara."

"Ah begitu. Tapi jika aku langsung meminangnya bagaimana? Apa itu boleh?."

"Apa prof menyukai seseorang?."

"Kau tahu mina?."

"Siti aminah?". Aku mengangguk.

"Dia wanita yang baik prof. Jika prof ingin meminangnya aku setuju, akan kukatakan pada imam besar masjid untuk melakukan ta'aruf pada prof dan mina."

"Terima kasih, kun."

"Aku akan senang membantu prof. Jika prof membutuhkan sesuatu bisa hubungi aku."

Alhamdulillah, aku bersyukur begitu banyak orang baik disekelilingku. Mungkin ini salah satu cara Allah menuntunku ke jalan Nya. Segala urusanku dipermudah Nya.

Segala sesuatunya tergantung Niat. Aku sudah memantapkan hatiku, aku akan menerima segala resiko jika pada akhirnya nanti keluargaku tidak menerima keputusanku. Allah pasti akan membantuku. Dan tidak ada hamba yang beriman yang tidak di uji bukan.

Bismillah...

Ku Pinang Kau Dengan BismillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang