Chapter 23

2.2K 198 63
                                    

Dua cangkir kopi panas mengepulkan asapnya di udara. Tatapan kosong Harry tertuju pada arah tersebut, dia melamun. Bianca yang duduk di sebelahnya sudah hampir sepuluh menit mengamati Harry dalam diam—berharap agar pria itu mau membagi sedikit cerita kepadanya.

“Harry,” Bianca membuka pembicaraan namun pria di sebelahnya itu tidak merespon sama sekali, gadis itu mendengus. “Apa yang lebih mengerikan dari hidup seorang diri sepertiku?”

Mendengar ucapan itu, Harry menoleh untuk menatap Bianca sekilas. Lalu dia mengalihkan pandangannya lagi sambil mengacak rambutnya frustasi, “Bagaimana kau bisa memahamiku setelah aku mengatakannya padamu?”

“Aku akan berusaha. Kau berbicara seperti itu seolah kau tidak mempercayaiku lagi,” Bianca melipat keduanya di depan dada lalu memutar tubuhnya ke depan. “Aku tidak memaksa.”

“Aku jauh dari kata beruntung, Bi. Aku malu dengan hidupku sendiri,” Harry berucap pelan, “Kejadian sepuluh tahun yang lalu membuat hidupku hancur. Kau tahu ibarat vas bunga yang sudah jatuh dan kepingannya tidak bisa dibuat utuh kembali seperti semula. Seperti itulah kehidupanku. Hancur lebur.”

“Jadi?”

“Para pembunuh itu menghabisi Ayahku tepat di depan mataku. Kakak perempuanku diculik selama dua tahun, lalu ia dijadikan pelacur di Las Vegas dan ketika dikembalikan aku hanya bisa melihat jasadnya saja. Dua orang yang aku cintai pergi begitu saja karena para bajingan itu. Dan hal terburuk yang aku alami lagi adalah Mom yang bersikap tidak seperti biasanya. Kau tahu, semua kejadian itu membuatnya menjadi stress. Setiap malam dia selalu berteriak histeris atau aku bisa menemukannya sedang berbicara seorang diri.”

Wajah Harry berubah merah. Kedua tangannya terkepal.

“Aku tidak bisa hidup terpuruk seperti itu lebih lama lagi, aku tidak bisa terus menangis melihat kondisi Mom yang semakin hari semakin parah. Aku bertekad mengubah hidupku, Harry yang mereka kenal lemah tak akan selamanya menjadi seperti itu.”

“Siapa mereka? Apa tujuan mereka melakukan itu pada keluargamu?”

“Bisnis.” bisiknya, “Ada seseorang yang iri akan keberhasilan Ayahku pada kala itu. Aku tidak tahu siapa karena beliau memiliki sangat banyak teman. Tetapi aku tidak menyerah, walau semua identitas mereka sudah dihapus, aku akan menemukan mereka secepatnya dan aku akan membalas semua yang mereka lakukan padaku.”

Bianca mengerti sekarang. Tanpa Harry sadari, dia sudah mengatakan apa alasan di balik pekerjaannya sebagai seorang pembunuh bayaran. Bianca tidak bisa membohongi diri jikalau dia menjadi Harry, dia pasti melakukan hal yang sama.

“Apa pembunuhan harus dibalas dengan pembunuhan?” Pertanyaan yang keluar dari mulut Bianca membuat Harry sedikit tercengan, “Aku mengerti apa yang kau rasakan tetapi jika kau melakukan hal yang sama itu artinya kau tidaklah jauh berbeda dari mereka.”

“Aku sudah berusaha mengikhlaskan semuanya, Bi. Tetapi melihat Mom seperti itu membuatku semakin hancur, rasanya sakit sekali. Disini!” Bianca menunjuk bagian dadanya.

Bianca meletakan kepalanya diatas pundak Harry lalu melingkarkan tangannya pada pinggang pria itu. Satu hal yang Bianca ketahui, Harry bukanlah orang jahat seperti yang ia bayangkan. Dia hanya seorang pria rapuh yang ingin membalaskan dendam.

“Ku mohon jangan bersedih seperti itu. Aku akan selalu berada disampingmu ketika kau membutuhkan bantuan seseorang.” Bianca mendongak, “Kau percaya padaku?”

Harry meraup wajah gadis itu lalu mengecup bibirnya, “Kau sumber kekuatanku satu-satunya, Bi. Ku mohon jangan kecewakan aku.”

Bianca tercengang. Apa dia bisa?

OVERLOADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang