Chapter 11

7.3K 504 272
                                    

Pagi ini suasana sedikit berembun, matahari pagi tidak menampakan sinar penuhnya. Harry menarik keras rambutnya ke belakang, urat-urat tangannya terlihat. Pikirannya sudah sangat kacau semenjak kemarin malam. Dia berharap bisa melepaskan pikirannya dari hal ini namun nyatanya dia tidak bisa walau hanya satu menit saja. Harry merasakan sebuah tangan yang mendekap erat tubuhnya dari belakang. Sentuhan itu langsung terasa hangat pada kulitnya yang terbuka.

“Aku tak menyangka kau bisa bangun sepagi ini.” suara itu terdengar lembut ditelinga Harry. Dia menyukainya,  “Kau banyak berubah sekarang?”

“Tidak.” Harry menggeleng sambil menatap Kay yang meletakan kepalanya diatas bahu kiri Harry. Gadis itu memberi kecupan singkat pada bibir Harry. “Sudah lama kita tidak seperti ini. Aku merindukanmu.”

“Maksudmu, sudah lama kita tidak bercinta keras seperti kemarin malam?” Kay tertawa terbahak-bahak ditelinga Harry dengan jemari tangannya yang bergerak diatas pipi Harry, “Sayang, kau lucu sekali. Aku semakin mencintaimu.”

Harry mengutuk dirinya sendiri ketika dia mengingat hal itu lagi. Dia sudah berhasil melupakannya dalam beberapa detik namun dia kembali mengingatnya sekarang. Tubuhnya kembali menegang dan Kay menyadari perubahan yang ada pada diri Harry. Salah satu tangannya menghelus lembut rambut milik Harry sambil sesekali menciumnnya. Hal itu biasanya membuat Harry merasa senang dan nyaman namun sayangnya tidak untuk kali ini.

“Apa yang kau pikirkan? Berbagi cerita padaku.”

Untuk yang kedua kalinya Harry terdiam. Kay menunggu respon Harry namun yang didapatkannya adalah sebuah ciuman agresif dari Harry. Bibir Harry melumat bibir Kay dengan ganas bahkan Kay kesusahan bernapas akan hal itu. Tidak biasanya Harry seperti ini karena semalam hingga pagi ini Harry cenderung bermain kasar.

Kay menolak ciuman Harry dan dari hal itu Harry menyadari jika sikapnnya keterlaluan. Dia terbawa suasana hatinya yang emosi dan melampiaskannya kepada Kay. Detik selanjutnya Harry mencium Kay dengan lembut dan penuh cinta. Kay dibuat terbuai akan hal itu. Ini adalah Harry-nya.

“Aku masih tak habis pikir Liam bisa menambah anggota baru tanpa meminta pendapat dari anggota lainnya.”

“Jadi itu yang kau pikirkan sedari tadi? Gadis itu?” Kay langsung menuju inti pertanyaan sehingga Harry bungkam. Kay tidak boleh tahu jika semalamam hingga sekarang pun pikiran Harry masih dipenuhi oleh bayangan Bianca yang akan terancam jika berada di tengah mereka. “Jadi benar kau memikirkan Bianca?”

“Aku tidak memikirkannya, hanya saja aku takut jika mereka menjadi sebuah ancaman bagi kita. Liam tidak tahu siapa mereka sebenarnya namun dia membiarkan mereka bergabung dengan kita. Itu bukanlah yang main-main, Kay.”

“Aku tahu, Harry. Tetapi aku mempercayai Liam, pasti ada sebuah alasan dibalik ini semua. Lagi pula, dia sudah menyetujui keinginan Liam untuk mengajak Niall dan Bianca bergabung. Liam tidaklah ceroboh mengambil keputusan, dia juga mengutus Liam sebagai pemimpin kita karena alasan yang jelas. Mungkin mereka berpikir jika kehadiran Niall dan Bianca akan membantu.” Kay memutar bola matanya sambil membenamkan kepalanya dileher Harry lebih dalam lagi.

“Mungkin kau benar, Kay.” Gumam Harry. Nyatanya tidak, dia tidak bisa menerima pendapat Kay dengan mudah. Harry yakin ada sesutu dibalik ini semua.

“Aku tidak suka dia. Dia seperti menyukaimu.”

“Siapa?”

“Bianca.”

Harry hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. Harry berpikir jika apa yang ada didalam otak Kay adalah hal yang konyol walau dia tidak tahu bagaimana perasaannya. Dia hanya merasa cemas pada Bianca, dia takut terjadi hal buruk pada gadis itu. Hanya itu saja, tidak ada yang lebih. Kay bangkit dari tempat tidur sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.

OVERLOADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang