Chapter 18

5K 503 208
                                    

Kedua kakinya melangkah cepat untuk mencari jalan keluar yang aman untuk di lewatinya. Sementara Harry sedang mencari siapa yang melesatkan peluru itu kearah rumahnya, Bianca secepat mungkin harus menemukan pelakunya sebelum Harry mendahului.

Namun, Bianca berhenti ketika dia bertemu dengan orang yang tak diharapkannya. Kay. Wajah wanita itu penuh kecurigaan. Bianca gugup.

“Mengapa kau ada disini?”

“Seharusnya aku yang bertanya padamu, Bianca.” Kay tersenyum miring, meremehkan. “Sedang apa kau di dalam rumah kekasihku?”

Bianca diam, dia tak tahu harus menjawab apa. Pertemuannya dengan Kay bukanlah dampak baik. Tanpa menjawab pertanyaan itu, Bianca mendorong pundak Kay sehingga perempuan itu mundur tanpa menjaga keseimbangannya. Bianca mengambil kesempatan itu untuk keluar dari rumah megah tersebut.

“Hey, tunggu!”

Gawat.

Kay tak tinggal diam, dia menyusul Bianca yang tampak rusuh untuk menghindari diri. Hingga sampai di depan pintu utama, Bianca berusaha membukanya namun terkunci. Harry pasti sengaja melakukannya. Suara tembakan terdengar lagi dan kali ini terdengar lebih dekat dari sebelumnya. Bianca tak bisa bergerak kemanapun ketika Kay menghampirinya dengan senyum kemenangan.

“Kay, aku tidak bermaksud buruk. Aku berada disini karena Harry menjemputku yang sebelumnya berada di rumah Liam. Percaya padaku.”

“Oh, benarkan?” Kay maju tiga langkah lalu dia mengeluarkan sesuatu di balik jaket kulitnya. Pisau lipat. “Apa aku harus mempercayaimu atau tidak?”

“Singkirkan benda itu!” Kay menggeleng dan membiarkan ujung pisau itu bergerak mulus dipipi Bianca. Napas Bianca beradu cepat. “Kay, singkirkan.”

“Tidak! Sebenarnya kau ini siapa, Bianca?” teriaknya di depan wajah Bianca, “Mungkin tak banyak orang menaruh curiga pada dirimu termasuk Harry, tetapi aku tidak, aku tidak sebodoh itu untuk dibohongi. Gerak-gerikmu mencurigakan sejak awal kita bertemu dan itu semakin membuatku penasaran.”

Bianca tergelak.

“Apa yang sedang kau bicarakan, Kay? Aku tidak..—“

Kay melayangkan tangan beserta pisau itu hendak untuk menembus pipi mulus Bianca, namun dengan cepat Bianca mengantisipasi dengan cara memelintir tangan Kay ke belakang. Sempat terdengar jeritan kesakitan dari bibir Kay. Keahlian bela diri Bianca memang tidak diragukan lagi, itu salah satu keuntungannya.

“Jika kau ingin bermain kasar maka aku akan melakukan hal yang sama!”

Bianca menggenggam pisau lipat itu ditangannya berjaga-jaga jika seandainya Kay yang sedang kesakitan akibat tak bisa menggerakan tangannya itu akan kembali menyerang. Nyatanya Kay diam dan meringis ketika Bianca keluar melalui jendela yang tidak terkunci. Jalan keluar yang aman namun posisinya saat ini tidak aman lagi. Kay pasti akan mengadu tentang kejadian ini kepada Harry.

Halaman rumah Harry tampak sepi dan dia tidak tahu dimana Harry sedang mencari penyeludup yang masuk ke dalam rumahnya itu. Bianca berlari cepat menuju jalan raya, satu-satunya alasan hanya untuk menghindari Kay yang bisa saja membawa senjata yang lebih berbahaya.

Bianca melihat sebuah mobil hitam terparkir tepat diseberang jalan. Plat mobilnya sudah sangat di hapal. Bianca segera berlari dan masuk ke dalam mobil itu tanpa ragu lagi.

“Apa yang sudah kau lakukan?”

“Menyelamatkanmu.”

“Zayn, kau berlebihan. Harry berniat untuk menolongku. Kau tahu, dengan tindakanmu ini penyamaranku bisa saja diketahui oleh mereka.”

OVERLOADWhere stories live. Discover now