Cerita Lampau

4.6K 479 37
                                    

Pernikahan adalah hal yang sakral. Tidak bisa di permainkan dan di jadikan mainan tak penting. Pernikahan bukan hanya menggabungkan dua insan, tapi menggabungkan dua keluarga berbeda. Keseriusan mempersiapkan acara pernikahan terlihat di keluarga Dassler, Sanak saudara berkumpul di rumah ini karena pesta megah yang di gelar Fathir menghabiskan dana miliaran. Nampaknya Fathir benar-benar tak main-main, bahkan ia mendatangkan langsung perias artis ternama dan desainer yang namanya sudah tak diragukan lagi.

"Sa. Ini kebaya punya kamu " Monic memberikan kebaya punya Alysa. " Iya Ma" Alysa menerima dengan senang hati. Ia berjalan ke kamarnya, menyimpan kebaya itu di lemari. Acara pernikahan Fathir di gelar esok hari, dan malam ini keluarga sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan seluruhnya. Banyak pekerja yang bekerja mendekorasi rumah ini, baik itu WO ataupun dari keluarga, sementara Catering akan sampai esok pagi sekali.

"Pa. Si Fathir kemana lagi? Mau nikah kok malah keluyuran" Monic menggerutu, sementara Dassler sedang menikmati kopi di taman belakang dan Monic baru saja menyusulnya. Dassler meletakkan cangkir Kopi nya di meja, ia tersenyum ke arah istrinya itu.

"Dia lagi ambil Cincin. Tau kan itu cincin harganya bisa buat beli 2 rumah mewah"

"Tukang foya-foya"

"Gak papa dong. Dia kerja kan memang buat dirinya sendiri,"

"Dia itu kaya kamu,Pemborosan. Lihat Ali, hasil didikan mama"

"Dulu pas Ali dapat skors bilangnya didikan papa, dihhhh "

" Ali didikan kalian kok. Ma pa" Ali datang, ia meletakkan koper nya di sudut ruangan lalu mencium kedua pipi mamanya dan memeluk papanya. Kedatangan Ali rupanya berhasil melerai Perdebatan antara Monic dan Dassler yang jika dibiarkan bisa kelar sampai besok.

Monic bertanya. "Seharusnya kamu kan pulang kemarin. Tapi sekarang baru pulang? "

" kemarin ada accident. Pesawat Ali hampir jatuh dan... Gak bisa di jelaskan, ma"  Ali menarik kursi di dekat Monic, sementara pelayan datang memberikan teh pesanan Ali tadi. Mendengar itu Monic dan Dassler terkejut,jatuh Adalah momok paling mematikan dalam penerbangan.

"Kenapa bisa gitu? "

" Abu vulkanik gunung agung. Kalau masuk ke mesin jet kan bisa menghentikan mesin, dan mesin mati. Ali merasa maut di depan mata" Ia menceritakan kejadian tersebut, kejadian yang sangat mengerikan. Namun ia bisa mengambil pelajaran dari setiap kejadian yang menimpanya.

"Lain kali kamu lebih hati-hati. Apalagi kalau melintasi wilayah seperti itu "

" Maut takdir dari tuhan. Berarti Tuhan masih ingin melihat Ali di dunia, " Ali menyeruput tehnya.  " Kecelakaan pesawat itu bisa dimana aja Ma. Baik dari mesin,teknisi, walau 50% itu kesalahan pilot"

"jadi kalau pesawat kecelakaan itu salah pilot dong"

"Dalam Hal ini pilot juga gak bisa disalahkan. Dalam penerbangan itu bukan individual, tapi kita team" Jelasnya. Tugas pilot tak semudah yang di bayangkan layaknya sopir bajaj. Perhitungan bahan bakar,cuaca, navigasi,Dll itu patut di pertimbangkan.

"nah trus. Langit itu kan luas, tapi kok bisa kecelakaan gitu ya. Seperti tabrakan di langit?" Dassler bertanya.

"Mungkin bagi kalian langit itu luas dan tanpa batas. Tapi bagi kami si penjelajah langit, langit itu sempit. Pesawat itu sudah tercantum dalam radar, dimana posisi kita udah terdeteksi. Kalau terjadi kecelakaan itu mungkin miss komunikasi dengan ATC"

"ATC apalagi? Papa gk ngerti masalah begituan "

" papa kamu kan otaknya zong" Monic tersenyum geli yang di hadiahi pelototan dari Dassler.

Potret Menembus Awan Where stories live. Discover now