HARI PANJANG

8.2K 685 11
                                    

Aku duduk di depan laptop, dengan TV menyala dan cemilan kripik kentang. Suasana dirumah ku ini sepi, karena cuma aku yang menempati dan merupakan rumah dinas yang diberikan kantor, bukan cuma rumah tapi ada juga mobil sedan hitam yang aku gunakan untuk pulang pergi ke kantor.

Tengah malam sudah larut, sambil sesekali Aku menguap aku masih melanjutkan mengetik sebuah data keuangan perusahaan yang harus aku selesaikan malam ini karena besok akan diperiksa pak boss. Telepon pintar ku tepat berada di samping laptop, karena aku gunakan untuk menyambung Internet ke laptop. 

Insyaallah.... Insyaallah...

Lagu dari maher zain berbunyi dari ponselku, menampakkan sebuah nomor pribadi. Dahi ku mengernyit, aku mengangkat telepon itu menaruhnya di telinga sambil menyandarkan punggung ku di sofa bed,sebuah sofa tapi sedikit lebar dan bisa digunakan untuk berbaring dan dijadikan ranjang mini.

"Iya... Halo"

"Halo "

" Halo, ini siapa? "

" Halo"

"Mas ini mau ngajak bercanda ya?" Aku kesal.

"Maaf, salah sambung " ucapnya di seberang lalu memutuskan panggilan, aku mendengus dan meletakkan ponselku di samping. Ku lirik jam dinding menunjukkan pukul 2 dini hari, aku tutup laptop ku dan rasa kantuk semakin menyerang. Membuat aku tertidur di ruang tamu.

-

Mobilku mogok di tepi jalan, tempatnya di Jl. Rawasari. Rumahku yang terletak di kompleks Campaka Putih, Jakarta Pusat, itu harus menempuh beberapa kilo untuk sampai ke kantor pusat tempatku bekerja di daerah Senen. Aku terduduk, bingung mau ngapain karena jalanan ini sedang sepi. Mungkin sedang nasibku hari ini.

Setiap kendaraan yang lewat aku berharap mau membantu, tapi kenyataannya tidak karena orang kota memang tak mempunyai toleransi dan hanya perduli dengan hidupnya sendiri. Seharusnya aku bisa memesan taksi online, tapi HP lowbad karena belum sempat aku cas. Kalau tau begini, lebih baik aku menggunakan jalur transportasi  umum. Mungkin KRL, busway, atau angkot ahh ya mungkin bajaj.

TIN TIN

Mobil BMW merah seri terbaru terparkir di depanku, dan nampak seorang pria menggunakan kaos putih keluar dari mobil itu. Aku baru ingat, dia adiknya bosqu.

"Kenapa? Mogok? "

Aku mengangguk.

Dia membuka kabin, mengotak atik mesin nya sebentar. " Akinya kekurangan air, mending Lo servis. " katanya setelah menutup kabin. Aku hanya mengangguk, karena aku memang tak tau masalah mesin mobil. Lagipula aku orang yang paling malas menservis mobil.

"Gue anter, mau ke kantor kan? "

" Iya he he he" Aku cengengesan, kenapa kamu ra? Biasanya kamu kan jutek sama cowok, tapi sekarang kamu dijutekin cowok. Dia menyuruh aku masuk ke mobil nya dan menjalankan mobilnya, di perjalanan hanya hening. Dia hanya menunjukkan wajah datar, namun sesekali dia melirik jam tangan 'Swatch'  di pergelangan tangannya. Itu jam tangan mahal setelah Rolex, wajar saja dia berasal dari orang kaya.

"Mau kemana? Bawa koper "

Ada koper di jok belakang, koper yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Ia melirik kopernya, lalu menjawab " Gue ada Flight ke Singapura "

"Flight, oh masalah pekerjaan ya? "

" bukan, ini Flight pertama gue di pesawat yang lebih gede " Jawabnya.

"Jadi udah lulus dong. Selamat ya,semoga sukses"

"hm" Ia hanya berdeham kecil, Dan kami sampai di kantor. Aku mengucapkan terima kasih padanya, dan turun dari mobil. Kupandangi mobil itu pergi meninggalkan kantor lalu aku berlari langsung menuju ke ruangan Boss. Ini sudah telat 1 jam, dan aku tak mau potong gaji.

Potret Menembus Awan Where stories live. Discover now