Chapter 8

703 55 10
                                    

Sorry for the grammatical error and typo were found

-=-

On Previous Chapter

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa!!!" Teriak Akane panik sambil langsung memeriksa tubuhnya, dan entah mengapa baju yang ia kenakan sebelumnya telah berganti menjadi sebuah piyama.

Terdengar suara derap langkah kaki dari luar kamar, dan knop pintu kamar pun terbuka. Akane yang masih panic mengalihkan pandangannya pada arah pintu kamar yang baru saja terbuka.

"Ah.. kau sudah bangun Moriya sensei?"

Akane hanya diam tak bereaksi ketika melihat Yuka yang kini tengah berdiri di daun pintu dengan memegang secangkir Teh sepertinya, karena aroma semerbak chamomile tea langsung menyeruak.

'Kenapa ada Yuka? Apa yang terjadi padaku sebenarnya?' pikir Akane.

**

Akane masih mencoba memproses apa yang sedang terjadi sebenarnya. Hal terakhir yang ia ingat adalah ia menemani Yuka disebuah Bar, ia meminum beberapa gelas loki minuman Yuka dan ia tak ingat apapun setelah itu.

"Akane?" Panggil Yuka sambil berjalan mendak kearah ranjang. Akane memperhatikan setiap gerak gerik Yuka, pandangannya terus mengikuti kemana Yuka bergerak. Yuka meletakkan cangkir tehnya di meja samping ranjang.

"Apa kepala mu masih sakit?" Tanya Yuka yang kini telah berdiri disamping ranjang tempat Akane terlelap semalam.

Akane menatap lekat Yuka. "Kau bawa aku kemana?" ketus Akane.

"Eh? Jadi kau ini tipe orang yang mabuk dan tidak ingat sama sekali apa yang terjadi ya?" senyum Yuka.

Secara spontan Akane meraih bantal yang tergeletak disampingnya dan melemparkannya kearah Yuka! Namun sayang sekali reflek Yuka sangat bagus dan ia dapat menghindari lemparan Akane tersebut.

"Woah... calm down.. you really didn't remember anything at all?" Tanya Yuka.

"urghhhhh! Kepala ku serasa dihantam puluhan palu!" erang Akane.

"Ck! Kau sendiri yang keras kepala, tapi kelakuan mu saat mabuk cukup menggemaskan" Yuka terkekeh mengingat kejadian semalam. Akane langsung menatap tajam kearah Yuka.

"Jam berapa sekarang?"

Yuka melirik arlojinya. "sekarang sudah jam sepuluh pagi" jawab Yuka santai. Ya memang hari ini Yuka meminta Habu untuk menggeser jadwalnya, karena tidak mungkin juga ia meninggalkan Akane sendirian di apartemen miliknya, pasti Akane akan sangat panik kalau hal itu terjadi.

"What?!!" Akane langsung menegapkan tubuhnya. Ia sudah terlambat untuk shift paginya! Akane pun bergegas beranjak dari tempat tidur. Ketika Akane bangun dari tempat tidur, pijakannya tidak stabil dan itu membuat tubuhnya terhuyung.

"Hati-hati Akanen!" Melihat Akane yang hampir terjatuh mencium lantai, Yuka dengan sigap menangkap tubuh Akane, namun sialnya Yuka tak dapat menahan beban tubuh Akane dan dirinya karena pijakannya terjerat oleh selimut tebal yang masih melilit sebagian tubuh Akane! Dan akhirnya keduanya pun terjatuh! Mereka berdua memejamkan mata sambil menahan impact benturan dengan lantai marmer putih apartment milik Yuka itu.

Yuka merasa beban tubuh Akane yang menimpanya, dan sesuatu yang lembut pada bibirnya! Yuka membuka matanya dan saat itu pula baru ia sadari jika ia dan Akane tidak sengaja berciuman akibat posisi jatuh mereka itu!.

Pandangan Yuka dan Akane saling bertemu!

Oke ini sungguh awkward!

Akane membelalakkan matanya dan segera bangun dari posisi jatuhnya.

Better With YouWhere stories live. Discover now