Chapter 6

689 56 19
                                    

Note:  Sorry for late update and for this long ass chapter! Sebuah pencapaian!! This chapter had 5300+ words!! Mind your eyes,hahahahaha.. 

Okay enjoy all~ sorry for typo and grammatical error were found~

***


Chapter 6

Yuka dan Habu kini sedang dalam perjalanan menuju resto tempat pertemuan makan malam yang diadakan oleh Neru. Sepulangnya dari rumah sakit Yuka sudah kembali berkutat dengan pekerjaan yang ia tinggalkan selama 3 hari, Habu telah melarang Yuka untuk tidak memaksakan dirinya, namun Yuka begitu keras kepala dan menghiraukan larangan sahabatnya itu.

"Jadi apa kau akan mengajak Miichan?" Tanya Yuka dari kursi belakang penumpang sambil matanya masih focus pada tablet pc nya.

"Ya, Miichan ternyata juga mendapat telfon dari Nagamaha-san." Jawab Habu tanpa menoleh kearah Yuka, Matanya focus melihat kearah jalan mengemudikan mobil yang mereka kendarai.

"Kau masih tak bisa memanggil Neru secara informal ya?" Yuka melirik kearah Habu yang sedang mengemudi.

Habu hanya mengangkat bahunya. "Well, ku rasa aku sudah terbiasa memanggilnya dengan panggilan Nagahama-san.. rasanya aneh jika tiba-tiba aku memanggilnya dengan nama Neru" jelas Habu.

Yuka mengetuk beberapa kali layar pc tablet nya sebelum mematikan dan menutup cover pada pc tablet nya itu. Yuka meletakan pc tabletnya dibangku sebelahnya dan membenarkan posisi duduknya, mencari posisi duduk yang nyaman.

"So? Kita akan menjemput Miichan dahulu ata langsung ke tempat pertemuan?" Tanya Yuka.

Habu membelokkan setir kemudi kearah kiri, dan mereka kini memasuki ke kawasan hunian yang majoritas berupa gedung-gedung apartment. Well, walaupun bukan termasuk kawasan elit, namun apartement dikawasan ini merupakan yang terbaik setelah kawasan hunian di daerah Ginza.

"Well, kau tak keberatan kan jika ku menjemput Miichan terlebih dahulu?" Tanya Habu sambil melirik Yuka melalui rear mirror.

"Tentu saja aku tak keberatan" jawab Yuka. "Oh iya, Apa Miichan masih berkerja di perusahaan Risa?" sambung Yuka.

"Ya, Miichan masih bekerja disana"

"Kenapa kau tak membujuknya untuk berkerja untuk ku saja? Bukannya kalian nanti akan bisa saling bertemu?" ucap Yuka.

Habu hanya tertawa kecil mendengar ucapan sahabatnya itu. "Nah, bagaimana jika aku tak bisa focus pada pekerjaan ku nanti jika Miichan juga bekerja padamu?" Gurau Habu.

"Aku tau kau Habu, kau bukan orang tipe yang seperti itu" senyum Yuka.

"Hahaha.. Really?"

"Tentu saja! Aku sudah mengenal dirimu sejak kita berdua masih kecil, tentu aku tahu segala hal tentang dirimu" ucap Yuka bangga.

"Okay.. okay.. hahahaha.. Well, Sesungguhnya Miichan merasa tidak enak untuk meninggalkan pekerjaannya saat ini, lagi pula ia sudah merasa sangat nyaman dengan rekan-rekan kerjanya" Habu menginjak pedal rem secara perlahan dan akhirnya mereka berhenti tepat disebuah Halte. "Ahh.. itu dia Miichan" ucap Habu. Yuka melihat kearah kirinya dan ia melihat sosok Miichan yang tengah menunggu kedatangan mereka. Habu melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil untuk menghampiri Miichan dan membukakan pintu untuk kekasihnya itu.

"Yuka-san apa kabar?" sapa Miichan yang kini telah duduk dibangku depan disamping Habu. "Maaf ya aku tidak sempat untuk menjengukmu dirumah sakit" ucap Miichan dengan nada menyesal.

Better With YouWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu