[22] One day with you

2.8K 121 0
                                    

10.13

Nathalie merebahkan tubuhnya setelah menyelesaikan tumpukan tugasnya.

Tiga hari di skors tentu saja akan membuatnya kelimpungan dengan segala tugas yang harus dikumpulkan ketika ia masuk.

Ini adalah hari terakhirnya di skors. Dan setelahnya, cewek itu akan kembali bersekolah seperti biasa. Tapi ia masih memiliki ekstra libur selama dua hari karena hari ini adalah hari sabtu, dan besok masih hari minggu.

Ting

Nathalie menghela napasnya. Ia mengambil ponselnya yang berada diatas nakas dan membuka aplikasi pesannya.

SebastianAldrich : udh selesai nugasnya?
SebastianAldrich : jalan yuk.

Nathalie langsung menegapkan tubuhnya. Dengan senyum yang merekah, ia membalas pesan Bastian.

NathalieCendrilon : 30 minutes. i'll be waiting.

Dengan segera, Nathalie berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan wajahnya. Ia berjalan memasuki walk in closets, memilih sweater crop hitam dan hotpants jeans berwarna light blue.

Nathalie duduk di meja rias dan mulai memolesi wajahnya dengan make up tipis. Hanya bedak, mascara, dan liptint. Cewek itu beralih pada rambutnya. Di lepasnya ikatan rambut berwarna ungu itu membuat rambut pirangnya tergerai indah. Nathalie menyisir rambutnya dengan pelan. Diambilnya helaian rambutnya yang berjatuhan di pahanya.

Nathalie tersenyum sendu. "Nanti kalo gue botak, Bastian masih suka sama gue nggak ya?"

"Pasti lah. Kamu tetep cantik walaupun botak."

Suara itu mengintrupsi Nathalie untuk menoleh. Bibirnya langsung mengukir sebuah senyum tipis pada Kharel.

"Itu menurut kakak. Gimana menurut Bastian?"

Kahrel berjalan mendekati Nathalie dan berdiri di belakang cewek yang sedang menatapnya melalui cermin. Diusapnya kedua pundak Nathalie dengan lembut.

"You are the prettiest girl in this world. With, or without your crown on, you will always be a princess. A beautiful princess."

Nathalie terkekeh kecil membuat Kharel tersenyum.

"Kamu mau kemana?"

Nathalie meletakkan sisirnya. "Mau jalan sama Bastian dong."

"Pacaran mulu."

Nathalie bangkit dan berjalan menuju lemari tasnya. "Sirik aja. Makanya jangan jomblo. Kapan mau nembak Sheila? Nanti keburu diembat orang."

Kharel langsung menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Nathalie memilih menggunakan mini ransel berwarna putih dan berbalik menghadap Kharel yang terlihat salah tingkah.

Nathalie terkekeh. "Jijik deh. Setiap ngebahas Sheila, reaksi kakak cuma gitu."

Kharel tersenyum kikuk. Nathalie memang mengetahui jika kakaknya itu menyukai sahabat kecilnya sejak lama. Terlihat dari tingkah Kharel yang selalu berbeda jika berada di depan Sheila. Cowok itu akan bersikap manis pada Sheila, satu-satunya cewek yang mampu membuat Kharel menjadi pribadi yang manis pada seorang wanita selain dirinya dan juga Mamanya.

"Kakak.."

"Apa? Masih takut kalo Sheila nggak suka juga sama kakak?" Ucap Nathalie sambil menggunakan sneakers berwarna merah maroon yang kontras sekali dengan kaki putih mulusnya.

"Kakak cuma belum siap buat pacaran sama dia. Masih nyaman buat jadiin dia sahabat."

Nathalie menghela napasnya. "Kalo kayak gitu caranya, jangan sampe kakak ngamuk kalo Sheila di tag duluan sama ka Robin."

Piece of Heart [Why?]Where stories live. Discover now