[16] Lying

2.5K 96 0
                                    

Nathalie mematikan mesin mobilnya begitu si hitam yang dikendarainya sudah terparkir sempurna di depan studio bernama 'Walson's Studio.'

Nathalie kembali melihat kartu nama yang ia genggam sejak tadi, mencocokkan nama studio itu dengan nama yang tertera di kartunya.

Merasa benar, ia turun dengan tas ransel yang menempel dipundaknya lalu mengunci mobil tersebut. Mengambil langkah pelan untuk memasuki studio.

Begitu masuk, pemandangan yang disugukan oleh keadaan di dalamnya cukup membuat Nathalie berdecak kagum. Studio ini benar-benar menunjukkan seni fotografi. Hampir seluruh dinding bercat hitam itu tertutupi oleh hasil foto menakjubkan.

Nathalie tersenyum memandangi foto itu hingga suara deheman membuatnya menoleh.

"Gue kira, lo bakal nyasar."

"Ya, hampir aja karena gue sama sekali nggak ngenalin daerah sini."

Demian terkekeh. "Wajar aja. Tiga bulan disini, nggak cukup buat lo hafal daerah Jakarta."

Nathalie tersenyun tipis. Demian lalu mengajaknya menuju ruang pemotretan sambil menjelaskan sedikit tentang studio ini. Nathalie sempat terkejut mengetahui bahwa studio ini adalah milik Demian sendiri. Lelaki itu menceritakan bahwa hasil fotonya sudah berkali-kali dijadikan sebagai cover utama sebuah majalah ternama yang tidak terlalu Nathalie mengerti karena gadis itu cukup jarang untuk membaca majalah.

"Nah, ini ruang pemotretannya. Dan itu ruang gantinya. Lo bisa langsung kesana." Demian menunjuk salah satu pintu berwarna putih yang tertutup rapat. Nathalie hanya mengangguk tanda mengerti.

"Win, sini." Wanita berpakaian kaos merah polos dan jeans hitam yang dipanggil oleh Demian bergerak maju menghampiri mereka.

"Kenalin, ini Nathalie. Dia akan jadi model baru kita mulai hari ini."

Nathalie tersenyum ramah yang dibalas senyuman juga oleh wanita itu.

"Pengganti Veni? Pinter juga lo nyarinya," ujar wanita itu membuat Demian terkekeh.

"Gantiin dia baju. Dandanin secantik mungkin. Dia dapet giliran setelah Liam."

Wanita itu menggangguk dan membawa Nathalie menuju ruang ganti. Nathalie didudukkan di kursi yang berhadapan dengan kaca besar.

"Heran. Muka lo udah cantik gini, nggak didandanin juga udah oke buat pemotretan," ujar wanita yang terlihat bingung ingin mengapakan wajah Nathalie. Sedangkan Nathalie hanya tersenyum kikuk tak tau harus melakukan apa.

Dengan cekatan, wanita yang Nathalie ketahui bernama Winda itu memoleskan makeup tipis pada wajah Nathalie dengan lipstick berwarna merah gelap sebagai sorot utamanya. Nathalie sempat risih padahal ia tetap saja terlihat cantik walaupun dengan lipstick merah menyala sekalipun.

Diberikannya satu stel pakaian casual polos pada Nathalie, Winda menyuruh gadis itu untuk memakainya yang langsung dituruti oleh Nathalie.

Awalnya Nathalie kira ia akan terlihat aneh dengan bibir merah gelap, tubuhnya dibaluti dengan crop tee putih polos yang dilapisi boomber berwarna merah maroon dan ripped short jeans berwarna light blue. Namun setelah ia berkaca, sebuah senyum terukir di bibirnya.

"Not that bad."

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka menampilkan Demian dengan kamera di tangannya. Nathalie hanya menatapnya dari kaca.

"Udah siap? Giliran lo sekarang."

Nathalie menghembuskan napasnya lalu mengangguk. Ia berjalan kearah Demian, mengikuti langkah lelaki itu ke tempat pemotretan.

Piece of Heart [Why?]Where stories live. Discover now