DATE 4~

1.8K 164 16
                                    

"Som, bangun woi... Som..." bisik Daehwi tepat di deket telinga gue.

Gue buka mata dan noleh ke arah Daehwi yang ada di samping gue.

"Eh, udah sampe? Ini dimana?" gue ngeliat pemandangan dari balik kaca mobil. Taman hijau dengan beberapa bagian yang terisi dengan gerombolan bunga berwarna-warni.

Suasana yang sepi dan angin segar sepoi-sepoi menghempas wajah gue saat buka jendela mobil. Sederhana namun cantik

"Udah nggak usah banyak nanya, lo turun dulu gih... Tungguin aja di sebelah sana, ya.." Daehwi nunjuk ke suatu tempat.

"Ck, iye-iye..." gue berdecak dan buka pintu mobil lalu berjalan menuju ke arah tempat yang ditunjuk Daehwi sebelumnya.

Gue akhirnya duduk dengan alas rerumputan hijau lalu mulai memotret diri gue sendiri dengan berbagai pose.

Ah Daehwi mah, harusnya bilang dari awal kalau mau ngajak gue kesini. Tau gini kan gue bawa kamera...

Saat asyik-asyiknya gue motoin ilalang sama bunga-bunga yang terhampar di depan gue, tiba-tiba ada sepasang lengan meluk gue dari belakang. Sontak saja gue kaget dan noleh, yang bikin hidung gue nggak sengaja nabrak pipi orang yang meluk gue secara tiba-tiba itu.

"Ck, kaget tau nggak... Diajarin siapa sih jadi cringe gini?" omel gue sambil berusaha ngelepasin lengan orang yang kini terkekeh itu.

"Yeu, orang dimana-mana kalau dipeluk pacarnya seneng dan nyender, lah elo malah ngomel nggak jelas kayak gini," omel Daehwi sambil ngelepasin pelukannya dan mengusap lembut rambut gue.

"Ayo ah, duduk sini," sambung orang itu dari belakang.

Gue noleh ke belakang dan mendapati udah ada berbagai makanan khas orang piknik di atas tikar persegi. Tikar itu tepat di bawah pohon rindang sehingga seenggaknya dapat ngelindungin kita dari sinar matahari.

"Kita kencan di sini?" tanya gue.

"Iyalah, lo suka kan?" sahut Daehwi.

"Suka-sukaaa, makasih yaaa" ujar gue senang sambil duduk di hadapan Daehwi.

Daehwi hanya senyum tipis lalu dengan cekatan dia ngambil beberapa tangkup roti tawar lalu menatanya menjadi dua buah sandwich yang terlihat menggiurkan hanya dalam beberapa menit.

"Nih, makan..." ujarnya sambil ngasih sandwich yang baru saja ia buat ke arah gue.

"Wiiih, eh bentar-bentar, jangan dimakan dulu.." cegah gue saat ngerti Daehwi bakalan makan sandwich miliknya juga.

"Kenapa lagi sih?"

"Update snapgram dulu lahhh, biar kayak relationship goals gitu" kekeh gue.

"Ck, relationship goals tuh harusnya kayak gini, ayo cepet di foto..." gue terdiam saat ngerasain lengan Daehwi yang melingkari leher gue.

"L-lah, Wi.." dalam hati gue merutuki diri gue sendiri yang jadi gagap diberlakukan kayak gini sama Daehwi.

"Ck, kesiniin hape lo, biar gue yang foto, lamaaa..."

Daehwi ngerebut hape di tangan gue, lalu motoin kita berdua yang emang posisinya lagi deket banget kayak gini.

"Nih, udah gue update sekalian... Captionnya kayak gini tapi.."

Gue ngeliat caption yang ditulis sama Daehwi.

Update status dulu Wi, biar kayak relationship goals, katanya. Udah menuhin target belum nih kita berdua???

"Nih, kuy dimakan sandwich nya" gue ngambil hape lalu ngeletakin di samping tempat gue duduk.

Gue makan sandwich buatan Daehwi sambil mandang pemandangan indah di depan gue.

Dan tanpa gue sadari gue mejamin mata, nikmatin angin yang ngenain wajah gue. Lalu gue teringat sesuatu dan mbuka mata gue natap Daehwi yang lagi asyik nyeduh teh.

"Lo dapet ide kayak gini darimana Wi?" tanya gue sambil natap dia kagum.

"Ck, ada lah. Pokoknya hari ini lo diem, just let me treat you like a princess.."

"Jadi sekarang lo jadi babu gue, gitu?" celetuk gue.

Gue tertawa ketika denger umpatan kecil yang keluar dari mulut Daehwi.

"Nih, minum, cobain... Hasil belajar gue sama Kak Dokyeom kemarin sore.."

Gue nyicipin teh nya, "gila, enak Wi... Wah, lo menyiapkan semuanya sendiri, nih?"

"Hmm," Daehwi juga minum tehnya.

Dan setelah itu gue sama Daehwi terlarut dalam obrolan dan celotehan panjang tanpa henti.

Dan pembicaraan kita terputus gegara dering telepon lada hape gue.

Gue liat id call di layar hape gue.

"Siapa?" tanya Daehwi.

"Kak Wooshin," cicit gue lirih, dapat gue rasakan aura yang tadinya ceria dan cerah jadi mendung.

"Angkat aja,"ujar Daehwi.

"Eh?"

"Angkat aja, siapa tau penting.." jelas Daehwi.

Gue nurut, dan ngangkat panggilan itu.

"Halo, kak?"

"...."

"Iya, lagi sama Daehwi. Kenapa ya?"

"...."

"Ah, kabar aku baik-baik saja kok kak. Kakak sendiri?"

"...."

"Apa kak? Tapi kita kan udah nggak ada apa-apa lagi.."

"...."

"Oh, baiklah. Kapan dan dimana?"

"...."

"Mungkin bisa kak, iya sudah ya kak..." gue nutup panggilan itu dan natap Daehwi.

"Apa katanya?"

"Dia ngajak ketemuan, katanya ada yang mau dibicarain.."

"Urusan kalian belum selesai memangnya?"

"Yaaa, katanya belum jelasin semua secara gamblang, masih merasa bersalah gitu.."

Daehwi diam, gue juga diam. Yang terdengar kini hanya gemerisik angin yang ngena-in tikar yang gue dudukin.

"Wi, nggak boleh ya? Gue batalin aja?" tanya gue.

Daehwi hela nafas, "ngga. Pergi aja temuin dia. Tapi inget, cuman bicarain masalah, lalu nelpon gue, biar gue yang jemput ntar"

"Beneran nggak papa? Tapi.."

"Hush, sudah ah. Bicarain yang lain aja.."

Gue ngangguk lalu kita bicara mengenai hal lain sampai waktu udah nunjukin pukul 3 sore.

"Pulang, yuk... Udah capek, kan?"

"Hmmm, makasih ya sayang, lain kali biar gue yang nyiapin kencannya..."

"Som.."

"Hm?"

"Ulangin kata yang lo ucapin coba, yang setelah kata makasih.."

"Nggak mau, omongan gue itu siaran radio tau, nggak ada pengulangan..."

"Yah, ayo donggg, satu kalii aja.."

"Balasannya apa dulu nih?"

Dan setelah tanya itu gue terkekeh karena ngeliat Daehwi yang ngerucutin bibirnya.

"Wkwkwkwk, iya-iya deh gue kasih... Jangan cemberut dong sayang, jadi kayak bebek gitu.." kelakar gue.

Date ~ end


Anyway, makasih buat yang udah dukung dengan baca, vote, dan comment sampai chapt ini, aku sayang sama kalian semua. Jangan kapok-kapok baca cerita aku... ^^

TTM - OFFICIALLY END


TTM | Lee DaehwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang