26

1.3K 174 7
                                    

Eum, di sini hampir full Somi-Wooshin, hehe..


Somi mengurut keningnya pelan sembari melihat ke arah jalanan di luar kaca mobil. Kini dia sedang berada dalam satu mobil bersama dengan Wooshin, kekasih barunya.

"Kenapa, Dek?" tanya Wooshin dengan satu tangan di setir mobil dan tangan lainnya mengusak rambut Somi.

Somi hanya menggeleng pelan sebagai jawaban lalu menutup kedua matanya. Dapat gadis itu dengar bila Wooshin menghela nafasnya.

"Beneran nggak papa?" tanya Wooshin satu kali lagi.

"Nggak papa" sahut Somi lirih.

"Cewek kalau misalnya bilang nggak papa, kenyataannya malah sebaliknya. Kamu nggak mau cerita sama Kakak? Kali aja bisa meringankan beban pikiran kamu, Dek.." ucap Wooshin mendesak Somi agar bercerita.

Somi membuka matanya dan menatap Wooshin.

"Tapi kalau kamu masih ragu, ya mending nggak usah cerita dulu.." ralat Wooshin yang segera dibalas gelengan kuat-kuat oleh Somi.

"Nggak, Kak. Aku bakalan cerita" putus Somi akhirnya yang membuat Wooshin tersenyum manis dan mengelus tangan Somi pelan.

Dan Somi pun menceritakan semua yang mengganggu pikirannya saat ini. Gadis itu bercerita mengenai dirinya yang direkrut sebagai salah satu panitia kegiatan DN dan ditempatkan pada bagian yang sama dengan Mark (mantannya) beserta Daehwi (sahabatnya).

Wooshin menghela nafas sebelum akhirnya berbicara panjang kali lebar.

"Dek, masa lalu itu ada bukan buat dihindari, tapi dihadapi. Kalau misalnya kamu ada rasa canggung gitu, itu wajar. Tapi coba deh kurangin sedikit demi sedikit. Bagaimana pun juga kamu pernah saling sayang dengan mantan kamu itu di masa lampau. Dan si Daehwi kan ada tuh di antara kalian, dia sahabat kamu kan? Dia pasti bisa menyelamatkan momen-momen canggung antara kamu dan mantan kamu itu. Jadi kamu coba jalanin aja dulu, sebisanya. Kan lumayan tuh kalau misalnya setelah acara DN itu berakhir, kamu bisa kembali menjalin silaturahmi sama mantan kamu. Kalau misalnya udah nggak kuat, baru deh kamu konsul sama ketua osis kamu. Mungkin dia punya solusi yang lain.." ujar Wooshin yang membuat Somi heran.

"Kakak nggak marah aku satu tim sama cowok semua? Mana yang satu itu mantan aku??" tanya Somi yang membuat Wooshin tergelak kecil.

"Kenapa harus marah sih, Dek? Yang terpenting kan Kakak udah ngerti kalau kamu sekarang milik Kakak. Lagipula setiap orang pasti punya masa lalu yang harus dihadapi, bukan dimusuhi.." jelas Wooshin yang sontak saja membuat pipi Somi memerah.

"Kamu ngerti kan, maksud Kakak?" tanya Wooshin yang ditanggapi anggukan kecil oleh Somi.

"Nah, sekarang senyum dong. Masak cemberut mulu di depan pacar..??" pinta Wooshin.

Somi tersenyum kecil sebagai jawabannya.

"Mampir makan dulu, kuy? Kamu mau makan dimana?" tawar Wooshin.

"Boleh deh, Kak... Eeuuhm, aku mau makan di warung ayam bakar penyet kesukaanku, gapapa?" pinta Somi.

"Ya nggak papa dong, Dek. Tapi tempatnya dimana?"

"Kakak lurus aja, terus ntar kalau ada perempatan kedua belok kanan. Sekitar dua ratus meteran udah sampe kok.." jelas Somi.

"Oke.." Wooshin melajukan mobilnya sesuai dengan arahan dari Somi. Dan akhirnya mereka sampai di depan warung.

Keduanya berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertautan lalu duduk di salah satu kursi di pojok warung.

"Warungnya ramai, ya? Emang enak banget??" tanya Wooshin melihat keadaan sekelilingnya.

"Enak banget, Kak. Aku ketagihan makan disini... Nggak bohong, coba aja ntar masakannya. Kakak suka pedes, kan?" tanya Somi yang ditanggapi anggukan oleh Wooshin.

"Oke, aku pesanin dulu ya? Kakak mau minum apa??" tanya Somi lagi.

"Udah, menunya disamain sama kamu aja.." putus Wooshin.

Somi mengangguk kecil lalu melesat untuk memesan dua ayam bakar penyet dengan sambel cabai hijau dan dua es teh manis.

Setelahnya, gadis itu duduk lagi di hadapan Wooshin yang kini tengah memainkan sebuah aplikasi game di ponselnya.

"Semua cowok sama ya, Kak. Pasti suka sama game.." celetuk Somi.

"Hm,, ya gitu deh. Kamu mau main nggak?" tawar Wooshin yag telah mem-pause game tersebut dan menyodorkannya ke hadapan Somi.

"Nggak deh, aku nggak ngerti cara mainnya" tolak Somi.

"Nah-nah, aku ajarin... Gimana?" desak Wooshin. Somi tampak terdiam sebentar, namun akhirnya mengangguk pelan.

"Oke deh," Wooshin mengitari meja dan mendudukkan diri di samping Somi yang telah memegang ponselnya. Dengan telaten Wooshin mengajari gadisnya bermain.

"Yeeyy, aku menang Kak.." ujar Somi heboh, sementara Wooshin tergelak dan mengelus puncak kepala gadis itu. Dan tepat saat itu terdapat sepasang pemuda dan pemudi memasuki warung dengan senyum yang terpancar di wajah keduanya.

"Daehwi?? K-Kyla??" ujar Somi bertanya-tanya.

"Ajak makan disini aja, Dek.." usul Wooshin yang membuat Somi membulatkan matanya.

"Disini? Satu meja??"

"Iya, gapapa kan?"

Dan Somi hanya mengangguk kecil sebagai jawabannya sementara Wooshin memanggil keduanya agar bergabung.

TBC

TTM | Lee DaehwiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang