03

2.5K 316 5
                                    

"Som,"

"Somi,"

"Som, kalau lo masih pingin sama gue bilang aja, tapi sekarang panas nih. Lo gak ada niatan buat turun dari motor gue gitu?" Daehwi menoleh sedikit ke belakang, kepada cewek yang diboncengnya.

"Ah elah, nih anak budeknya kumat.." gerutu Daehwi sembari turun perlahan dari motornya, namun Somi tetap tak merespon.

"Oiiiii. Give me Sommm!!!" teriak Daehwi tepat di telinga sisi kiri Somi membuat gadis itu terlonjak.

"E... Babiii!" umpat Somi begitu saja.

"Yah, ngumpat kan. Mulut tuh dijaga, neng. Lagian budek lo kok jadi sering kambuh sih.." ledek Daehwi.

"Heh, gue nggak budek ya?" elak Somi tak terima.

"Kalau nggak budek terus tadi apa? Gue udah manggilin lo. Berapa kali? Ratusan!!"

"Receh, jangan ngiklan di depan muka gue ah!" hardik Somi sembari melepas helm-nya dan turun dari motor Daehwi.

Somi mengetuk pintu dan dibukakan oleh Bi Minah, Daehwi mengikuti saja dari belakang

"Lo kenapa ikutan masuk?" tanya Somi sembari meminum air putih.

"Masakin, di rumah nggak ada siapa-siapa, Ayah dan Bunda lagi pergi, si Seokmin juga lagi jalan sama Kak Yuju, bi Arum lagi pulang kampung" jelas Daehwi yang kini tiduran seenaknya di sofa.

Somi menghela nafas, "ya setidaknya lo ganti baju dulu kek. Nih seragam besok masih dipake tauu" ujar Somi.

"Cie perhatian cieee...." Daehwi terkekeh, Somi mendengus keras-keras.

"Kenapa, baper kan lo?"

"Gue? Gak bakalan...!" elak Daehwi.

"Ck, ngeles. Yaudah sana ganti baju dulu, ntar kesini lagi" Somi menaiki tangga, menuju kamarnya.

"Oke deeehhh," Daehwi mengalah, memilih untuk menuruti Somi. Cowok itu berjalan malas keluar rumah dan tak lupa menutup pintu rumah Somi.

***

Saat ini Somi tengah memasak nasi goreng, sedang Daehwi hanya memandanginya dari meja makan.

Sebenarnya Bi Minah sudah memasak Capcay, tapi Daehwi dengan mudahnya memberi alasan bahwa ia tak suka Capcay, jadi Somi terpaksa memasak untuk Daehwi.

"Ck, lo mending nonton TV atau main PS deh, kuker baget mandangin gue!?" ujar Somi.

"Ogah, kagak ada temennya. Lagian nasi goreng lo juga bakalan jadi bentar lagi," ucap Daehwi.

Somi memutar bola matanya, tak habis pikir tentang sahabatnya yang satu ini. Tak berapa lama terdengar nada dering dari ponsel Somi yang berada di dekat Daehwi.

"Angkat aja Dew, palingan juga Bang Wonu.." ujar Somi.

"Bukan Bang Wonu nih, serius boleh gue angkat?"

"Elah, kayak sama siapa aja sih. Yaudah angkat aja selow..."

"Halo, Kak Wooshin? Kena-"

Mendengar nama Wooshin yang disebut oleh Daehwi, Somi segera mengambil alih ponselnya.

"Eh, halo Kak, kenapa?"

....

"Eheheheh, ini Somi kok Kak"

....

"Iya Kak, tadi temen Somi yang ngangkat. Jadi gimana?"

....

"Somi bisa kok Kak. Nanti tinggal kirimin aja alamatnya"

....

"Okey Kak siap, yaudah ya Kak"

Klik.

Somi lalu meletakkan kembali ponselnya di meja.

"Ck, lo kok nggak bilang sih kalau tadi dari Kak Wooshin!" hardik Somi.

"Lah tadi lo yang nyuruh angkat aja, gapapa, selow. Kok jadi marah-marah gini?" protes Daehwi tidak terima disalahkan begitu saja.

"Ya, harusnya lo bilang kek itu dari Kak Wooshin" elak Somi.

"Yaudah iya maaf. Lagian lo kenapa sih marah? Lo suka sama dia ya? Sampe lo gak mau dia salah paham?" tuduh Daehwi dengan nada menggoda.

"Siapa yang bilang suka sama dia sih, gue cuman nggak mau aja dia mikir yang aneh-aneh gara-gara ada cowok selain Bang Wonu yang lagi megang hape gue.."

"Itu namanya khawatir neng, duh. Kalau suka sama orang tuh bilang aja lagi. Gue bakalan tau diri" ujar Daehwi sembari terkekeh.

"Hah? Maksudnya?"

"Yaaa gue bakalan jaga jarak. Biar fase pedekate lo berhasil.." Daehwi meraih ponselnya untuk melakukan sesuatu.

"Apasih, lo dulu-dulu nggak kayak gini dah pas gue sama cowok" ujar Somi.

"NAH ITU AKHIRNYA NGAKU, EUY. BILANG AJA KALAU LO LAGI DEKET SAMA DIA KEK.."

"Enggak! Siapa yang bilang gue lagi deket sama dia sih, biasa aja. Dan, plis nggak usah teriak..."

"Nggak papa, hehe. Suka-suka gue lah mau teriak mau gimana"

"Ya ini rumah gue, lo lupa ya?" sungut Somi yang disambut kekehan oleh Daehwi.

Somi sempat berbalik dan menatap garang ke arah sahabatnya itu. Daehwi dengan cepat menekan tombol untuk memotret Somi.

"Ck, ah. Kebiasaan, gue tahu gue cantik, tapi ya nggak tiap saat lo boleh motret gue gini," protes Somi.

"Bodo" timpal Daehwi sembari memandangi hasil jepretannya.

"Oya, emang lo beneran mau jauhin gue kalau kayak gitu?"

"Kayak gitu gimana?"

"Kalau gue deket sama cowok.."

"Hahah, ya enggak lah. Ngapain juga gue harus jauh-jauh dari lo, ogah!"

Jawaban Daehwi barusan membuat Somi menghela nafas lega dengan lirih, tampak sebersit senyum hadir di wajah Somi.

"Oh yaudahhh"

"Hmmmmm... Oh ya, Som. Tadi Bu Hani ngasih gue PR matematika, so-"

"Hubungannya sama gue apa?" potong Somi.

"Ngerjain bareng kuy" ajak Daehwi.

"Lah anjir, kelas kita kan beda.." cibir Somi sembari meletakkan nasi goreng yang telah matang ke piring Daehwi. Gadis itu lalu mematikan kompor dan duduk di sebelah Daehwi. Mengambil capcay masakan Bi Minah.

"Ya kan kali aja Bu Hani itu juga ngasih PR di kelas lo"

"Dewi..."

"Hmmm?!?" tampak Daehwi sedang mengambil sendok dan krupuk yang berada di kabin dapur.

"Gini ya Wi, masalahnya tuh Bu Hani kagak ngajar di kelas gue. Jadi mana gue tahu soal PR matematika lo.." jelas Somi.

"Yaudah bodo, pokoknya ntar malam gue ke rumah lo. Ajarin matematika!"

"Astaga, temen sekelas lu kagak ada yang bisa bantu apa??"

"Kagak, mereka sibuk semua" sungut Daehwi.

"Lah, lo pikir gue kagak sibuk gitu?"

"Ya lo kan bestie gue. Masa tega bikinin rambut gue botak cuma gara-gara ngerjain PR kaya gitu??" kini Daehwi malah melakukan aegyo di depan Somi. Mempoutkan bibir dan menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada, seolah memohon.

Jangan tanya Somi sekarang bagaimana.

Dia cengo? Sembari berbisik dalam hatinya.

Daehwi... Plis, jangan imut-imut :(


Hiiiii, kembali lagi sama aku.
Gimana chapter ini guys??? Suka nggak?

TTM | Lee DaehwiUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum