12

1.7K 253 17
                                    

Jam istirahat baru saja berbunyi, Daehwi melesat begitu saja keluar dari kelas setelah Bu Dewi pergi. Ia melangkah menuju kelas Somi dan menanyai Jinyoung yang kebetulan berada di depan pintu sedang berbincang dengan Haechan.

Pemuda itu melongok ke dalam kelas dan mendengus keras ketika tak mendapati Somi di sana.

Daehwi menunggu sampai mereka selesai berbincang, dan kini Jinyoung menatapnya.

"Kenapa?"

"Somi, kemana?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Gatau" balas Jinyoung singkat kemudian berlalu dari hadapan Daehwi.

Daehwi mencekal tangannya, "Kok lo bisa gatau?"

"Ya emang gue ngurusin Somi doang di kelas ini?" sahut Jinyoung, terdengar nada kesal di dalamnya.

"Ya elo kan temen sebangkunya, nyet!"

"Ya terus kalau temen sebangku gue harus tau segalanya, gitu? Sekarang gimana kalau gue balikin pertanyaannya. Kok elo bisa gatau Somi ada dimana sedangkan elo itu sahabat dari kecilnya dia??"

Daehwi terdiam, lalu melepaskan cekalan tangan Jinyoung.

"Buang-buang waktu gue tanya ke elo.."

"Ya kalau udah tahu napa masih tetep nanya ke gue?" sahut Jinyoung.

Daehwi mendengus keras-keras, tangannya sudah terkepal dan siap melayang kapan saja. Namun ia memilih untuk segera beranjak dari sini demi menghindari keributan.

Langkah panjangnya membawa dia ke kantin sekolah. Ia mengedarkan pandangan, berusaha mencari keberadaan Somi di sana. Namun nihil.

Lalu ia beranjak pergi dan menuju ke taman sekolah. Tak banyak murid yang menghabiskan istirahatnya disini, namun ia mendapati Naeun dan Xiyeon sedang berbincang di bawah pohon. Daehwi lalu menghampiri mereka.

"Nyari Somi?" tanya Xiyeon saat Daehwi sudah berada di hadapannya. Daehwi mengangguk sembari berharap Xiyeon ataupun Naeun akan memberitahukan keberadaan Somi saat ini.

"Dianya nggak mau ketemu elo sih, makanya ngehindar. Emang ada masalah apa?" tanya Naeun.

"Bisa nggak, kalau kalian sebutin aja tempat dimana Somi berada sekarang? Gue perlu ngomong sama dia.." ujar Daehwi.

Naeun dan Xiyeon bertatapan sejenak, lalu menghembuskan nafas pelan.

"Oke deh, tapi ngomong yang baik-baik ya. Dia ada di perpus, lo tau kan tempat favorit dia di perpus?" ujar Naeun.

"Makasih" ujar Daehwi singkat lalu bergegas melangkahkan kakinya ke perpustakaan sekolah yang berada di ujung timur. Ia setengah berlari dan beberapa kali harus meminta maaf karena menabrak murid-murid yang ia lalui.

Nafasnya terengah ketika ia sudah sampai di depan ruangan megah dan besar. Dengan cepat Daehwi melepas sepatunya lalu masuk ke perpustakaan. Saking buru-burunya, ia sampai ditegur oleh Mbak Luna, petugas perpustakaan, karena lupa mengisi daftar hadir.

"Buru-buru banget sih Dek, bukunya gak bakalan terbang juga." celetuk Mbak Luna yang membuat Daehwi tersenyum kecut.

"Ada urusan, Mbak. Ini, udahkan?" tanya Daehwi yang ditanggapi anggukan oleh Mbak Luna. Melihat itu, pemuda itu segera naik ke lantai dua perpustakaan dan menuju ke arah lesehan. Tak banyak siswa yang berada di sini, karena kebanyakan mereka berada di lantai satu.

Daehwi tersenyum ketika mendapati sesosok gadis yang tengah serius membaca buku berada tak jauh dari hadapannya. Gadis itu membelakanginya, namun Daehwi yakin gadis itu adalah Somi karena aksesoris rambut yang tersemat sama dengan aksesoris yang dipakai Somi tadi pagi.

Dengan mengendap ia berjalan mendekat lalu menutup mata Somi dengan kedua tangannya.

"Siapa?" tanya Somi tenang, walau Daehwi yakin ia mendengar nada panik terselip di dalamnya. Pemuda itu terkekeh dan membiarkan tangannya tetap menutup mata Somi.

"Kalau lo nggak lepasin gue, gue bakalan lebih marah lagi.." desis Somi yang membuat Daehwi segera melepaskan tangannya.

Pemuda itu lalu berjalan dan duduk di hadapan Somi. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menatap lekat-lekat gadis yang ada di depannya itu.

"Gue, eumm."

"Kalau ngomong yang jelas.." sahut Somi.

"Gue minta maaf. Kemarin itu reflek, Som.."

"Reflek lo bilang? Tapi setahu gue, sahabatan itu nggak sampai ciuman?" cibir Somi, pandangan gadis itu tetap pada buku di depannya.

"Gue tahu, makanya. Gue minta maaf.." ujar Daehwi.

"Som, tatap gue kalau gue lagi ngomong.." pinta Daehwi karena Somi terus-terusan menunduk.

Somi mengangkat wajahnya, lalu menghembuskan nafasnya perlahan.

"Gue tahu, Dew. Lo sahabat gue dari kecil. Gue tahu kalau kita deket banget, udah kayak perangko dan surat. Tapi tolong, jangan lagi lo cium gue kayak kemarin. Maksud gue, kita udah sama-sama gede, banyak hal yang berubah. Dan kita pasti punya orang yang disukai masing-masing... Gue syok waktu lo tiba-tiba cium gue, padahal itu udah gue jaga karena gue mau first kiss gue itu sama orang yang gue sayang. Ja-"

"Jadi lo nggak sayang sama gue, gitu?" potong Daehwi.

"Bukan-bukan gitu, tapi sayang dalam artian sebagai perasaan cewek ke cowok..." jelas Somi.

Daehwi menghela nafas, ia menggigit bibirnya, "gue minta maaf.."

Somi mengangguk pelan.

"So?" tanya Daehwi sembari mengacungkan jari kelingkingnya.

"Best friend forever.." ujar Somi sembari menautkan kelingkingnya

TBC

TTM | Lee DaehwiWhere stories live. Discover now