23

1.4K 214 50
                                    

Bakalan ada surprise lagi buat kalian di sini...
^^

"Jadi, kan gue tadi jalan berdua sama Kak Wooshin. Dia gentle banget, Dew. Beneran.."

"Oooh," tanggap Daehwi seadanya.

"Dan lo tau nggak Dew?"

"Kagak,"

"Ihhh, dengerin dulu makanya"

"Iya-iya, gue dengerin. Aduh, jangan di pukul juga kali. Lagi fokus liat TV nohhh"

"Jadi sedari tadi lo nggak fokus ke cerita gue??" ujar Somi.

"Aduh, bukannya gitu. Gue bisa multitasking, kok. Jadi bisa fokus sama dua hal.."

"Okee, gue lanjutin ya ceritanya.."

"Hmm,"

"Gue, pacaran sama Kak Wooshin, Dew..."

Somi menoleh, melihat wajah Daehwi, berusaha membaca ekspresi sahabat lelaki yang duduk di sebelah kirinya itu.

Namun yang Somi dapatkan hanyalah ekspresi datar di wajah Daehwi.

"Oh, selamat kalau gitu," ujar Daehwi dengan nada datar.

Pandangan pemuda itu mengarah ke arah layar televisi di depannya, namun tak ada yang tahu kalau misal pikirannya sedang menguar entah kemana.

"Hmmm, kok lo kayak nggak seneng gitu?" Somi menggoyangkan pelan tubuh Daehwi.

Gimana gue bisa seneng, Som?

"Gue harus respon kayak gimana lagi?" Daehwi kembali menjawab dengan nada datar.

"Ya, lo harusnya seneng dong. Kan gue dapet pacar baru" jelas Somi dengan tangan yang masih memegang erat lengan kanan Daehwi.

Pacar baru ya? Hm, saat ini gue hanya bisa berdoa supaya lo nggak punya sahabat cowok yang baru, Som.

"Ya, gue seneng" Daehwi menepis pelan genggaman Somi di lengannya.

"Ya tapi nada lo kok datar amat sih,,, lo nggak asyik, ah.."

Daehwi menghela nafas, lalu tersenyum kecil. Tampak sekali ia sedang memaksakan senyum itu.

"Nih, gue seneng..." Daehwi menoleh menarik bibirnya ke atas, mengulas sebuah senyuman. Somi yang melihatnya bergegas maju dan mencubit pipi Daehwi gemas.

"Gitu dong, daritadi kek senyumnya. Unch, pipi lo kenyel banget, sih..."

"Lepas ah, pipi gue sakit. Dan gue bukan anak kecil, Som" Daehwi menepis tangan Somi di pipinya. Ia lalu beranjak turun dari kasur.

Tak lupa ia sempat mengambil ponselnya yang berada di dekat Somi sebelum akhirnya melangkah keluar menuju balkon kamarnya.

"Lah, mau kemana Hwi?" Somi kebingungan akan tingkah Daehwi.

Gadis itu juga beranjak dari kasur dan mengikuti Daehwi ke balkon kamar. Somi kini berdiri di samping Daehwi yang tengah mengotak-atik ponselnya.

"Nyari apaan sih?" Somi mendekatkan wajah ke tubuh Daehwi, ikut-ikutan melihat ke arah layar ponsel.

Daehwi tak menjawab dan malah menempelkan ponselnya ke telinga. Somi hanya mengerucutkan bibir karena diabaikan oleh Daehwi, namun kepalanya juga ikut mendekat ke ponsel Daehwi.

"Halo, Kyla?"

Somi mendengus keras-keras ketika mendengar nama yang Daehwi sebut itu.

"Halo, Daehwi. Belajar kelompoknya jadi, kan?"

"Maaf ya La, aku ada urusan keluarga mendadak. Jadi nggak bisa," ujar Daehwi yang membuat Somi mengerutkan keningnya. Ia menjauhkan diri dari Daehwi.

Somi ingin segera bertanya namun menahan diri karena ia sadar bahwa sambungan telepon itu masih tetap tersambung. Gadis itu kembali mendekatkan telinganya dengan ponsel Daehwi kembali.

"Ooo, oke. Nggak papa kok."

"Maaf sekali lagi ya, La... Aku bener-bener merasa bersalah.."

"Nggak papa, Hwi..."

"Ya sudah kalau gitu, teleponnya aku tutup, ya? Selamat sore, La.."

"Sore juga Hwi.."

Tuut..tuut.

Sambungan telepon pun diakhiri oleh Daehwi.

Somi memegang tangan Daehwi ketika pemuda itu hendak meninggalkan balkon kamar.

"Setahu gue keluarga lo nggak ada acara hari ini, deh.." ucap Somi.

"Memang," jawab Daehwi santai.

"Jadi lo bohong sama Kyla?" Somi kembali bertanya lalu ditanggapi anggukan acuh oleh Daehwi.

"Trus, lo kok jadi aku-kamu gitu kalau ngomong sama Kyla?"

"Lo kepo amat, sih.." ledek Daehwi dengan tersenyum kecil lalu melepas tangan Somi.

Ia berbalik meninggalkan Somi di balkon. Somi yang tak puas dengan jawaban Daehwi pun mengikuti pemuda itu ke kamarnya. Namun ia merasa bingung ketika Daehwi mengambil jaket dan dompetnya dari lemari pakaian.

"Lah katanya tadi nggak jadi belajar bareng Kyla?" tanya Somi.

"Ya, emang nggak ada.."

"Terus itu lo mau kemana?"

"Bukan urusan lo, Som. Udah ya, gue pergi dulu. Terserah dah lo mau ngapain di kamar gue.."

"Lah, kalau lo nggak ada mana asyik dah... Gue pulang aja kalau gitu,"

"Yuk, barengan keluarnya..." Daehwi menggandeng tangan Somi untuk keluar dari kamar, namun sesaat kemudian gandengan itu terlepas. Langkah keduanya terhenti.

"Kenapa?" tanya Somi heran.

"Gue masih bisa gandeng tangan lo kan walau elo udah punya pacar?" tanya Daehwi.

"Apaan sih? Ya boleh lah, kak Wooshin pasti ngerti. Ayok cepetan anterin gue pulang" kini ganti Somi yang menggandeng tangan Daehwi agar segera menuruni tangga.

"Iya-iya, bentar. Pelan-pelan, ini kita di tangga. Nah, gini kan enak.." Daehwi mengeratkan genggaman keduanya ketika sampai di tangga yang paling bawah.

Saat melewati ruang tamu, mereka bertemu dengan Papa dan Mama.

"Ma, Pa, Somi pulang dulu yaa..." Somi melepaskan genggaman Daehwi dan mencium tangan Papa dan Mama bergantian.

"Daehwi juga mau pergi, Pa, Ma..." Daehwi mengikuti hal yang sama dengan yang dilakukan Somi.

"Sama Somi?"

Daehwi menggeleng, "main bentar. Sumpek di rumah,"

"Somi nggak diajak sekalian?" Papa bertanya setelah menyeruput kopinya.

"Ntar Daehwi tanyain, udah ya pergi dulu..." Daehwi bergegas menarik Somi untuk keluar rumah. Sampai di depan gerbang Daehwi hanya mengelus pelan poni Somi lalu berbalik.

"Lah, Dew.."

"Kenapa?" Daehwi membalikkan badannya.

"Kok lo nggak ngajak gue? Katanya gue mau ditanyain tadi.."

"Maaf ya, Som. Gue lagi pingin sendiri, gue nggak bisa ngajak lo.." ujar Daehwi lalu berbalik dan mengambil sepeda motornya dari garasi rumah. Lalu kembali menghampiri Somi yang masih berdiri di depan pagar rumahnya.

"Hati-hati Dew.." ujar Somi yang ditanggapi anggukan oleh pemuda itu. Lalu Daehwi segera melajukan motornya meninggalkan Somi.

Saat itu juga Somi merasa ada yang aneh dengan Daehwi hari ini.

TBC

TTM | Lee DaehwiWhere stories live. Discover now