Epilog

3K 164 84
                                    

"Pelan, Sayang, kau harus benar melihatnya agar tidak salah memasukinya."

"Ini mengasyikkan," kekeh Leo, "bagaimana? Aku jago, kan, dalam hal memasukkan?"

"Bodoh! Kau terlalu dalam menusuknya dan lihat hasil perbuatanmu," sahut Blue saat melihat darah yang keluar.

Leo meringis kemudian menghisap jari telunjuk Blue yang terkena jarum karena perbuatan teledornya. "Tapi semalam tidak salah masuk, kan?" tanya Leo sedikit menyindir.

Sontak Blue mengembungkan pipinya dan memukul bahu Leo sedikit keras mengingat apa yang terjadi. "Leo, aku malu mengingat itu, jika kau tidak di sana pasti aku akan malu."

"Jelas. Hampir saja kau masuk ke toilet pria, jelas-jelas fitting room ada di sebelah kiri toilet tersebut."

"Sayang ...," rengek Blue.

"Cinta ...," goda Leo sambil menyentil ujung hidung Blue, "ingin mengelak lagi?"

Blue memilih diam lantaran pasti ia akan kalah berdebat dengan Leo karena itu memang murni kesalahannya yang tak mendengar Leo saat memberi informasi fitting room.

"Anak-anak sudah tidur?" tanya Leo.

Blue mengangguk sambil merapikan jarum, benang, dan baju yang Leo gunakan untuk praktek menjahit.

Leo mengubah posisinya menjadi bersila dan menarik Blue agar duduk di atas posisi kakinya yang bersila, hal yang sering mereka lakukan di saat anak-anak mereka tidur adalah seperti ini, duduk di atas kap mobil sambil bercerita tentang hal-hal yang terjadi.

"Cinta," panggil Leo sambil menghirup rambut Blue yang beraroma lemon.

"Hmm?" balas Blue sambil memainkan benda hitam yang bertulis PSP.

"Apa kau tidak berniat menambah anak lagi? Mungkin satu atau dua lagi?"

Blue menekan tombol pause dan mengubah posisinya menjadi miring. "Tidak sekarang."

"Kenapa?"

"Nathan dan Matthew masih kecil, mereka baru enam bulan, aku tidak ingin perhatianku pada Ed, Nath, dan Matth berkurang karena aku hamil. Kau tahu orang hamil juga perlu perhatian, jadi lebih baik ... kita tunda dulu, ya?"

Leo mengangguk membenarkan apa yang Blue katakan, kemudian ia berbisik. "Kalau begitu hari ini jangan ditunda, ya?"

Gemas, Blue mencium bibir Leo.

"Damn, i need you," bisik Leo disela ciuman mereka dengan tangannya yang meraba tubuh Blue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Damn, i need you," bisik Leo disela ciuman mereka dengan tangannya yang meraba tubuh Blue.

Blue menghentikan sepihak membuat Leo kesal. "Aku juga," dengan sigap Blue turun dan masuk ke dalam sambil berteriak, "tapi bohong!" Ia menjulurkan lidahnya pada Leo.

STAY || H.S✔Where stories live. Discover now