30

1.7K 198 47
                                    

Air itu turun lagi membasahi wajahnya yang pucat, bibirnya bergetar, dadanya sesak, bukan karna sakit atau apa melainkan karna bukti tes tersebut yang memberi tanda bahwa Blue tengah mengandung. Perasaan yang ia rasakan sekarang hanya dapat ia keluarkan lewat airmata, bibirnya masih terkunci rapat setelah membaca surat tersebut.

Angel merangkul tubuh Blue dari samping, mereka tengah menjadi pusat perhatian bagi pengunjung yang datang tapi Blue sama sekali tidak peduli, yang ia pikirkan sekarang bagaimana ia mengatakan pada Becca dan Brian, tentu saja Blue sudah membuat dua orang itu kecewa.

"Blue ... ayo pulang, kita bisa jelaskan ini."

Blue masih bergeming enggan menjawab, pikirannya berkecamuk kian-kemari yang ia perlukan sekarang Leo, pria yang bertanggung jawab atas semua ini. Blue menghapus airmatanya, menarik napas kemudian mengeluarkannya, perempuan itu menatap Angel.

"Aku bahkan belum siap memberitahu Ibuku dan Brian," ucap Blue menahan isakannya.

Angel menghapus airmata yang keluar lagi dari biru Blue. "Aku tetap di sini bersamamu apapun yang terjadi."

Blue menggeleng. "Aku mengecewakan mereka," pasrah Blue.

Angel lebih memilih memeluk Blue menenangkan temannya, telinga Angel menangkap isakan yang lolos lagi membuat Angel semakin sedih, pikiran Angel tertuju pada Leo, semalam setelah dokter Elli memeriksa keadaan Blue, Angel menghubungi Leo namun hasilnya nihil.

Blue menarik tubuhnya saat seseorang menarik tubuhnya, ia mendongak melihat seseorang yang berdiri di hadapannya, tanpa basa-basi Blue memeluk tubuh tegap Leo dan menangis.

"I'm sorry," sesal Leo memejamkan matanya berusaha merasakan emosi yang sedang dirasakan Blue.

"Apa yang membuatmu kemari?" tanya Angel.

Leo membuka matanya kemudian menatap Angel tajam. "Membaca pesan singkatmu dan aku mendapatkan pesan suara."

Angel membalas tatapam tajam Leo seperti meminta penjelasan kenapa pria itu tidak dapat dihubungi. Leo tak mempedulikan tatapan Angel yang ia harus lakukan menenangkan Blue.

"Kau kemana? Kenapa tak menghubungiku?" tanya Blue disela isakannya.

Leo merasa bersalah kemudian mengeratkan pelukannya. "Kita bicarakan di mobil, ayo."

Leo menuntun Blue menuju mobil tanpa mempedulikan tatapan-tatapan aneh pengunjung yang melihat mereka. Jika saja Blue tidak menangis mungkin pria ini akan menghantam satu persatu wajah pengunjung yang menatap dirinya.

"Kau sudah makan?" tanya Leo saat Blue duduk di kursi sebelahnya.

Blue diam dengan posisi kepala menunduk, telapak tangan kirinya berada di atas perutnya yang masih rata, sebentar lagi perut ini tidak rata.

Tangan kanan Leo menggenggam tangan Blue, tangan kirinya ia gunakan untuk menarik dagu Blue, bibir pink itu mendarat sangat cepat di kening Blue menghantarkan rasa sayang. "I'm here. Sudah ku katakan aku akan bertanggung jawab."

Blue tahu Leo akan bertanggung jawab tapi bukan ini pernyataan yang ingin Blue dengar, ingin sekali bibirnya mengucapkan pertanyaan tapi seketika lem perekat membasahi bibirnya.

"Jangan lupakan fakta bahwa aku di sini, Styles," nada bicara Angel ketus membuat Leo menoleh menatapnya.

Leo menghela napasnya kemudian meminta Blue agar melihatnya. "Aku minta maaf tidak memberimu kabar."

Blue masih diam menunggu Leo melanjutkan kalimatnya.

"Aku bertemu dengan temanku salah satunya Payne. Kami berbincang-bincang tentang objek yang kami lihat, hingga akhirnya Roy meminta kami bermain tod, sialnya yang pertama kali kena itu aku. Mereka mendesakku untuk memilih dare dan aku menyanggupinya."

STAY || H.S✔Where stories live. Discover now