04

2.8K 270 42
                                    

i might never be the one you take home to mother.
and i might never be the one who brings you flowers.
but i can be the one, be the one tonight.

*

Belum dua minggu aku bekerja di sini tapi aku sudah lembur selama tiga hari. Sebenarnya itu bukan masalah bagiku, yang menjadi masalah, aku kasihan pada Mike yang harus menjemputku pukul 8 atau 9 malam, ia selalu melarangku pulang dengan angkutan umum.

Deringan ponselku membuatku menghentikan pekerjaanku, aku mengambil ponselku yang ada di dalam laci sebelah kursiku.

Mike.

"Ya?"

"Blue, jam berapa kau pulang hari ini?"

"Aku pulang seperti kemarin. Ada apa?"

"Aku ada acara di kampus pukul tujuh. Apa kau bisa ijin pada atasanmu untuk pulang terlebih dahulu? Ini pukul enam aku masih bisa menjemputmu."

Kenapa mendadak memberitahuku?

"Aku tidak tahu. Aku akan bertanya pada atasanku."

Aku pun memutuskan percakapanku, jam dinding sudah menunjukan pukul 6:20 pm, ku ulangi 6:20 pm. Dasar sinting, bagaimana bisa ia menjemputku? Sedangkan jarak rumahku ke kantor memakan waktu 20 menit.

Aku menoleh ke arah Leo yang masih fokus dengan laptop yang di hadapannya. Keningnya berkerut seperti memikirkan hal yang penting, apa aku harus meminta ijin? Atau aku pulang malam lagi, tapi dengan siapa?

Mike:
Bagaimana?

Aku menghela napas berjalan menuju meja Leo. Selama lembur aku satu ruangan dengannya juga Angel, tapi sekarang Angel pulang duluan karna menemani ibunya checkup. Aku berdiri di hadapannya membuat Leo menoleh ke arahku menatapku dengan tatapan datarnya.

"Leo..., boleh aku ijin untuk pulang lebih awal hari ini? Aku akan mengerjakan pekerjaanku di rumah, dan aku akan kirim melalui e-mail."

"Kau tidak membawa kendaraan?" tanyanya.

Aku menggeleng sebagai jawaban tidak, garis bibirnya datar, dan jemarinya sibuk mengetik. Bagaiamana nasibku?

"Aku antar kau pulang. Tidak ada angkutan umum malam hari di Bradford. Sekalipun ada itu bahaya untuk perempuan."

"A--apa?" tanyaku.

"Tak ada pengulangan. Kau bisa kembali ke mejamu kerjakan tugasmu."

Aku menelan ludahku mendengar perintahnya. Apa semua bos perusahaan seperti ini tingkah lakunya? Aku berjalan menuju mejaku, jemariku membalas pesan singkat dari Mike.

To Mike:
Aku akan pulang bersama temanku.

Teman? Aku rasa itu ide yang tidak terlalu buruk. Setidaknya Mike tidak khawatir jika aku beritahu pulang bersama teman. Mike memiliki sifat yang sedikit over protective seperti Brian.

Selesai membalas aku melanjutkan pekerjaanku. Selang beberapa menit, terdengar suara ketukan pintu, Leo memberi aba-aba comein pada si pengetuk. Aku masih tetap sibuk dengan pekerjaanku.

"Styles!"

Suara itu. Suara yang aku kenal. Suara yang aku hindari. Detak jantungku tak karuan mendengar langkah kakinya yang semakin dekat. Aku mengatur napasku berusaha setenang mungkin.

Dapat aku dengar mereka saling bertukar kabar dan berbicara singkat mengenai masalalu kuliah mereka. Suara decitan kursi terdengar, aku mengintip dari ujung mataku melihat Leo yang keluar dari ruangan. Oh no. Aku ingin berteriak sekarang juga.

STAY || H.S✔Where stories live. Discover now