28

1.7K 213 47
                                    

Just stay here and lay here right in my arms, It's only a moment before you're gone.

*

"Ini limabelas berkas yang harus Leo tanda-tangan, kemudian serahkan padaku. Setelah itu kau bawa berkas ini ke ruangan Jack, dan jangan lupa print data yang ada di fd, file tentang tanda-tangan persetujuan."

Blue hanya menghela napas pasrah melihat beberapa berkas di hadapannya, ini akibatnya tidak bekerja selama tiga hari. Beruntung Lucky tidak bertanya tentang sakit apa yang Blue alami hingga selama tiga hari perempuan itu tidak bekerja.

"Oh ayolah, wajahmu terlalu jelek jika kau tekuk."

Blue berdecak sebal menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Aku ingin libur."

"Kalau begitu minta pada Leo agar memberimu libur. Pria itu akan memberi apapun untukmu."

Blue melempar kertas ke wajah Lucky. "Kau pikir aku suka memperalat Leo seperti itu?" tanya Blue cetus.

Lucky menyengir kemudian menggeleng, pria itu keluar dari ruangan Blue sedikit ngeri karna perempuan itu menatap Lucky tajam. Blue membawa tumpukan kertas itu ke ruangan Leo agar pekerjaannya cepat selesai dan pulang cepat, mengingat tadi pagi kondisinya kurang sehat.

Langkah Blue terhenti saat mendengar Leo berbicara, percuma pikir Blue jika ia mengetuk pintu mungkin ada dua kemungkinan, Leo tidak mendengar karna saking pentingnya atau merasa terganggu kemudian marah. Lebih baik Blue diam sampai pria itu berhenti berbicara.

"Kau yakin? Sial, aku harus berangkat besok siang?"

"Tidak. Aku akan meminta Horan memesan tiket keberangkatan ke Belanda. Kau yakin aku harus menetap selama itu? Tidak lebih? Tolong kau usahakan agar tidak selama itu."

Hanya kalimat itu yang dapat Blue dengar, ia tidak bermaksud menguping hanya saja suara Leo yang sedikit keras menarik perhatian Blue yang sedari tadi memainkan ponselnya.

"Ku rasa menguping di ruangan pemilik perusahaan ini tidak baik, Nona."

Blue menoleh melihat pria dengan kumis yang timis, rahangnya yang kokoh seperti Leo, namun matanya menatap Blue seperti tidak suka atau mungkin marah karna Blue menguping Leo.

"Atas dasar apa kau beranggapan aku menguping?"

Pria itu tersenyum remeh. "Berpura-pura bermain ponsel dengan berdiri di depan ruangan pemilik perusahaan ini. Tidak sopan."

Blue tertawa renyah. "Negara ini bebas beropini. Jadi aku tak ambil pusing."

"Kau galak sekali, Nona. Berapa usiamu? Atau kau dalam masa period?"

"Ku rasa waktuku terbuang jika menemanimu bercanda. Permisi."

Blue meninggalkan pria tersebut tanpa menoleh ke belakang sekalipun, terkadang orang-orang sering menilai ke point yang belum tentu benar, lucu memang.

Blue sedikit membanting pintu ruangannya, dengan malas ia merebahkan dirinya di sofa biru dengan berkas yang berada di atas dadanya, belum sempat Blue memejamkan matanya ponselnya bergetar.

Leo:
Berkasku dimana, Sayang?

Setelah membaca pesan, Blue menuju ruangan Leo berharap agar tidak bertemu pria tadi. Namun sayang, kali ini Blue berpapasan dengan pria itu lagi, pria itu keluar dari ruangan Leo menatap Blue dengan senyuman genitnya.

"Bertemu lagi, Nona?"

Blue hanya menatap pria tersebut dengan tatapan datarnya, kakinya melangkah menuju ruangan Leo namun pria tersebut mencegah Blue.

STAY || H.S✔Where stories live. Discover now