Panic

22.7K 2.7K 109
                                    


"Aku penasaran bagaimana wajahmu saat bertemu Aunty Mika dan Uncle Alex."

"Jangan tanya!" Rana menggeleng cepat sambil menyambar sekotak tisu basah. Mereka, Rana dan Amelia menyusuri koridor supermarket yang ada di lantai bawah hotel Leandro.

"Aku bahkan tidak bisa mengeluarkan suaraku. Mereka datang. Dan aku hanya bisa bersembunyi hingga Declan menarikku dengan paksa."

Amelia tertawa pelan...

Flashback on

Rana berjalan mondar-mandir. Declan baru saja mengirim pesan bahwa dia sudah sampai di lobi hotel. Lengkap bersama dengan kedua orangtuanya.

Berulang kali Rana mengambil napas gelisah. Menautkan tangan dan menuju kaca di dekat wastafel. Menatap tampilannya dan membenahi riasannya yang bahkan tidak rusak sedikitpun.

Waktu merayap begitu lama saat seseorang gelisah dan Rana merutuki rasa percaya dirinya yang menguap entah kemana.

Rana berdeham ketika mendengar bunyi pintu dibuka dari luar. Rana melongok dari balik dinding pembatas ruang tengah dan ruang tamu. Declan terlihat masuk terlebih dulu di susul sosok cantik berambut pirang yang mengikat rambutnya ekor kuda. Lalu pria tampan yang terlihat berwibawa menyusul. Seketika Rana tahu, Declan mewarisi wajah pria itu. Garis rahang yang tegas, bibir yang sama, tinggi badan bahkan senyum pria itu saat bercakap dengan sang wanita

"Kirana...apa yang kau lakukan di situ? Kemarilah." Declan terpaku menatap Rana yang setengah bersembunyi di balik dinding. Kirana beringsut semakin ke samping. Menyembunyikan tubuhnya utuh membuat Declan tertawa kencang. Suara heels berderap dan tiba-tiba membuat Rana lemas.

Seulas senyum cantik menyapa Kirana. Perempuan itu, yang bisa dipastikan adalah Ibu Declan melongok dan menatap Kirana geli. Disusul Declan dan dan pria satu lagi yang pasti adalah Ayah Declan.

"Apakah dia selalu selucu ini, Declan?"

Tunggu dulu? Lucu? Apanya yang lucu? Rana ngeri! Bukan lucu!

"Dia Kirana Mom..." Declan meraih lengan Kirana dan Kirana memilih beringsut ke belakang Declan. Entahlah...rasanya tidak ada keberanian menebak bagaimana reaksi kedua orangtua Declan selanjutnya.

Mikaela tertawa kencang dan mengulurkan tangannya pada Rana. Rana menatap Declan yang bahkan memasang wajah datar tanpa ekspresi.
Rana menyambut ukuran tangan Mikaela.

"Tidak usah ada perkenalan secara resmi. Declan sudah terlalu berisik membicarakan mu saat dia pulang." Mika menggandeng Kirana dan mendudukkannya di sofa ruang tengah.

"Mau minum Dad?"

"Boleh." Alex memilih mengikuti Declan ke ruang makan dan memberi kesempatan pada istrinya untuk berbicara berdua dengan Kirana. Kirana tercenung dan menunggu. Mika terlihat sibuk mengubek isi sebuah tas make up? Mika mengambil sebuah sisir dan karet cantik dari dalam tas.

"Rambutmu harus di ikat agar kau tidak gerah. Apalagi nanti...kalau kehamilan mu sudah membesar." Tangan Mika mulai menyisir rambut Rana dan menjalin nya dengan bentuk rumit.

Rana terpaku.

"Aunty tidak marah?"

"Aku sudah meluapkan kemarahan ku pada Declan. Jadi tidak perlu marah padamu." Mika terus menjalin rambut Rana.

"Aku minta maaf Aunty. Aku teledor sekali..."

Terdengar Mika menghela napas. Dan itu membuat Rana khawatir setengah mati.

THE SECRET OF BILLIONAIRE'S GIRLFRIEND (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now