Different Thing

21.2K 2.3K 72
                                    

"Ini sudah sangat keterlaluan Tuanku. Apakah akan diam saja terus menerus?"

Gusti Agung terlihat menahan amarahnya. Badannya sedikit merunduk dan tangannya mengetuk meja.

"Tenanglah, Agung. Terus awasi pergerakan anak itu. Aku...memikirkan semuanya. Tetap lakukan pengawasan makananku dalam diam Agung."

"Tapi, Tuanku..."

"Agung...ada masanya aku akan bertindak sesuai dengan kapasitas ku. Sekarang biarkan aku membahagiakan hatiku, biarkan hatiku tetap berharap bahwa Dewaya bisa berubah."

"Dia sudah sangat keterlaluan. Pertemuannya dengan Ayahnya? Apakah Tuanku merasakan ada hal yang tidak beres?"

"Amelia...adalah lawan yang tangguh Agung. Dia bukan gadis yang lemah seperti sosoknya."

"Apakah tidak terlalu berbahaya?"

"Kita tidak serta merta melepaskan Amelia sendiri Agung. Dan aku...tahu kau bisa melakukan semuanya dengan baik."

Cakradhar terus berjalan dan sesekali berbincang dengan para pegawai peternakannya. Pikirannya sungguh penuh tapi dia tidak ingin semua pekerjaannya terganggu.

Gusti Agung mengikuti sambil menggeleng. Apapun itu, usaha Dewaya untuk menyingkirkan Cakradhar sudah sangat kelewatan. Dan...memberi racun jangka panjang yang samar pergerakannya sungguh sangat licik. Beruntung sekali karena mereka masih tetap waspada dan membiarkan Dewaya dengan pemikiran gilanya itu. Tapi sampai kapan? Berapa tahun lamanya mengabdi...tak sanggup membuat Gusti Agung mengetahui sisi terdalam pemikiran seorang Cakradhar Sidharta.

----------------------------------------------------

Amelia terduduk lemas. Tangannya gemetar dan lututnya terasa lemas tak berdaya. Matanya menatap tak percaya pada Kirana Dian yang akhirnya mengajaknya bertemu.

"Rana..." Amelia mengangkat tangannya, tapi akhirnya terkulai lagi. Bahkan Amelia sampai merasa harus meletakkan kepalanya ke meja. Dia pusing.

"Dan...aku...belum mendapatkan periode ku."

Amelia mengangkat kepalanya dan berakhir dengan membenturkan lagi ke meja.

"Kau ini...polos, atau bodoh Kirana Dian?" Amelia menegakkan tubuhnya.

"Aku dan dia...mabuk."

"Alasan yang bodoh Ranaaaaa!" Amelia menjerit tertahan.

Rana menoleh ke kiri dan ke kanan. Suasana resort milik keluarga Leandro masih sepi karena memang masih terlalu pagi. Amelia terpaksa memakai koneksinya dengan manager hotel yang sempat dikenalkan oleh Caleb beberapa waktu lalu untuk mendapatkan tempat yang sedikit private. Rana tiba-tiba menelponnya pagi buta mengajaknya bertemu.

"Di sini aman Kirana Dian...kau membuatku ingin menangis."

"Maafkan aku Amelia." Rana terlihat pucat dan bingung.

"Aku...sama sekali...ya ampun...apa yang ada di otakmu Rana! Iiish....kau ini."

Amelia beranjak.

"Aku buruk kalau sudah menyangkut minuman Amelia. Kau tahu itu."

"Dan dengan bodohnya kau tidak berusaha menghindar."

"Aku..."

"Kalau tidak sesuai dengan pemikiran kita kenapa tidak berusaha menghindar Rana?"

"Kau pasti tahu, tidak mudah menghindari pria...Leandro."

"Oh...bagus!". Amelia menyerah dan beranjak. Berjalan mondar-mandir sambil menggigit kukunya.

THE SECRET OF BILLIONAIRE'S GIRLFRIEND (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now