About the Size

26.1K 2.6K 195
                                    

"Kau terlalu banyak bersantai. Apakah tidak perlu ke kantor?"

"Tidak harus. Aku bisa mengerjakan pekerjaanku dari rumah."


Caleb membetulkan letak kacamatanya dan menatap Amelia yang duduk agak jauh darinya di ujung sofa.

"Aku bosan."

"Kau bisa keluar berbelanja. Atau melakukan apapun."

"Rana tidak libur hari ini. Aku sudah menelponnya."

"Apa perlu aku temani?"

Amelia menggeleng.

"Aku...tidak suka berbelanja. Aku berbelanja hal yang penting. Dan sekarang tabunganku banyak. Dan...aku bingung mau apa?"

Caleb tertawa. Mengingat lagi betapa saldo ATMnya tak berkurang banyak dan Amelia hanya menggunakan beberapa ratus ribu saja untuk membeli buku dan novel?

Caleb juga ingat bahwa Amelia menatap tak percaya saldo tabungannya yang begitu banyak setelah proyeknya dengan sang Ayah selesai. Amelia bahkan mengatakan dia bisa berlibur kemanapun di mau, makan apapun yang dia mau, membeli rumah...bla...bla...bla....dan berakhir dengan ucapan...bahwa dia tidak akan memakai banyak uangnya untuk hal yang tidak penting. Dia memilih menyimpannya saja.

Amelia beranjak. Melangkah ke dapur dan menghela napas pelan, kenapa juga Bi Nengah harus sering pulang ke kampungnya? Apakah ada sesuatu yang tidak beres?

Amelia kembali lagi ke ruang tengah membawa segelas air putih dan menyerahkannya pada Caleb. Caleb mengangguk dan meminumnya hingga tandas.

" Kalau haus jangan ditahan. Tidak baik." Amelia duduk di sisi Caleb dan melongok ke arah laptop Caleb. Lagi-lagi angka-angka yang tak di mengerti Amelia.

"Menahan diri untuk tidak menyentuhmu juga tidak baik..." Caleb meletakkan laptopnya di meja dan meraih pinggang Amelia. Gesekan kulit halus Amelia di tangannya masih sering membuat Caleb terpana.

Amelia merebahkan kepalanya di bahu Caleb.

"Maaf ya. Kita harus menunda semua gara-gara masalahku."

"Tidak apa-apa. Asal masih bisa menciummu...itu sudah cukup."

"Cukup...huh?"

"Jangan menggoda..." Caleb menatap Amelia yang mendongak padanya sambil mengerjap.

"Kau terlihat manis saat tergoda seperti itu."

Caleb menggeram sambil menyugar rambutnya.

"Apa kau tidak berniat memotong rambutmu? Sudah agak panjang." Tangan Amelia terulur meraih helaian rambut Caleb dan mulai memainkannya.

"Tidak. Aku pernah punya rambut lebih panjang dari ini. Dulu...Mom marah karena aku terlihat seperti gembel?"

"Apa ada fotonya?"

Caleb meraih ponselnya dan mulai membuka galerinya. Beberapa saat kemudian Caleb mendekatkan ponselnya ke arah Amelia. Terlihat foto Caleb yang begitu berbeda. Berambut panjang dan berjenggot agak lebat.

THE SECRET OF BILLIONAIRE'S GIRLFRIEND (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now