Pada akhirnya, hari itu tiba juga. Sekalipun membantah sang waktu. Semuanya tetap saja berjalan. Karena ini dunia, ini realita yang seharusnya. Menyakitkan memang, karena inilah kehidupan.
Selasa, Raafi akan berangkat hari ini. Firza sudah tak bisa melakukan apapun untuk berjumpa dengannya. Ia hanya bisa berdoa untuk sosok itu diam-diam. Lagi pula, ia ada kuliah hari ini. Tak lama memang. Tapi ia memutuskan untuk tak langsung pulang. Ia tak mau keluarganya merasakan keanehan padanya.
"Cha, gak apa, kan?" tanya Firza pada Icha.
"Selow aja, sih," balas Icha.
Sambil berjalan, gadis itu sesekali mendongakkan kepalanya dan menatap ke langit. Langit yang begitu cerah. Seolah ia tak rela salah seorang yang ada di bawah naungannya pindah ke langit lainnya.
Sampai di kosan Icha. Gadis itu langsung bersandar di tembok. Mengunci kuat-kuat telinganya dengan pelantang. Lagu Tooku ni Ite mo dari JKT48 terputar di sana.
Di musim semi, angin lembut berembus
Di sebelahku ada, kau menunggu bis
Hanya mimpi yang dimasukkan dalam tas
Memulai perjalananDengan menggunakan jadwal yang baru
Kamu telah memilih
Jalan yang baru dan bersinarDi tempat yang jauh pun
Langit luas terus membentang
Terhubung dengan kota tempat kita lahir
Awan juga hati memang selalu
Datang dan pergi dengan bebasnyaDi tempat yang jauh pun
Langit luas terus membentang
Waktu yang sama terus-menerus mengalir
Meskipun sekarang kita berpisah
Kami selalu ada di sisimuMungkin saat ini Raafi masih ada di Indonesia. Dan untuk terakhir kalinya, gadis itu akan menyampaikan hal-hal yang waktu itu lupa ia sampaikan.
Ah ya, lupa gue kemaren hehe. Maaf kalo dulu suka ngerepotin, makasih udah sering bantu-bantu, maaf juga kalo gue ngomong suka asal atau apapun itu yang bikin ga enak. Mudah-mudahan lu lancar di sana. Hati-hati awas nyasar 😂😂 dan jangan kabur-kaburan kayak pas SMA (dad) Kalo bisa, pamit sama yang lain. See ya!
Di sisi lain, lagu itu terus saja berputar. Menusuk lembut sekaligus menyakitkan ke dalam hatinya.
Jalan yang penuh pohon-pohon Sakura
Bis pun akhirnya datang sesuai jadwal
Sambil tersenyum, "Aku pergi dulu, ya!"
Kau melambaikan tanganKilauanmu yang sekarang adalah cahaya keyakinan
Mempercayai hari esokMasih memandang ponselnya. Kini, gadis itu membuka album foto semasa ia SMA. Foto yang mayoritas diisi dengan foto-foto ekskulnya. Rasanya menyakitkan kala melihat senyum itu abadi di sana. Kenapa ia tak diizinkan untuk melihatnya untuk terakhir kali?
Ia sudah berusaha. Hampir dua minggu mencari cara agar takdir mempertemukan mereka berdua. Ia berlari lebih cepat dari yang ia bisa. Ia belajar tak mengeluh setiap hari-hari itu perlahan gugur. Tapi kenapa ... takdir tak memberikannya kesempatan sedikit pun?
CITEȘTI
AFTEARS [END]
Proză scurtăKupersembahkan kata-kata yang tak pernah bisa kuucapkan di sini.... *** Klasik. Terlalu klasik. Aku jatuh cinta pada teman sekelasku, satu klub dan satu ekskul, satu hobi, dan hal lainnya yang tanpa sadar terus-menerus mempertemukan kami. P...