Bagian 28 : Hyo-Jong

21.8K 2.9K 152
                                    

Gelap. Yoon-Ji merasakan semuanya gelap. Namun, perlahan-lahan ia mulai membuka mata dan menyesuaikan dengan cahaya yang cukup menyilaukan di ruangan ini.

Kamarnya? Tidak. Ini bukan kamarnya, melainkan kamar Chan-Yeol.

Yoon-Ji merasakan adanya tangan lembut yang menyentuh wajahnya. Yoon-Ji mengerjap dan menoleh, menatap wajah lelah wanita paruh baya yang semakin lemah, Ibu Ji-Min.

"Apa kau sudah merasa baikan, Nak?" suaranya lembut dan hangat. Tatapan teduh dari seorang ibu. Juga sentuhan yang terasa nyaman di pipi Yoon-Ji.

Sesuatu yang tidak pernah Yoon-Ji dapatkan sebelumnya, ia mendapatkannya di sini, di Keluarga Park ini. Dan Yoon-Ji tidak ingin kehilangan semua ini hanya karena seorang maniak gila yang terobsesi pada suaminya.

Sudah cukup hanya Seul-Gi yang hampir menghancurkan hubungannya dan Ji-Min dulu. Sekarang, Yoon-Ji tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi dan jika sudah terjadi, ia pastikan itu tidak akan berhasil.

"A-aku merindukan Ji-Min, Bu. Bolehkah aku menyusulnya?" bisik Yoon-Ji terbata. Lirih. Sangat menusuk di telinga Ibu Ji-Min hingga membuatnya memalingkan wajah.

"Chan-ie, bisa jelaskan pada Yoon-Ji kita ini? Ibu mohon."

Kali ini suara Ibu Ji-Min yang terdengar sangat lirih dan memilukan. Membuat Yoon-Ji menolehkan pandangannya kepada Chan-Yeol yang tiba-tiba muncul.

Yoon-Ji mengernyit samar. Matanya menatap bingung Chan-Yeol yang tampak cemas.

Tidak langsung berbicara, Chan-Yeol lebih dulu membantu Yoon-Ji untuk duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Untuk beberapa saat, Chan-Yeol kembali terdiam. Namun, tak lama kemudian Chan-Yeol tersenyum lirih dan meletakan kedua lengannya pada masing-masing pundak Yoon-Ji.

"Ji-Min hilang. Kamar hotelnya berantakan dan pintunya dibuka secara paksa dari luar. Polisi di Busan sedang berusaha, kau tenanglah," bisik Chan-Yeol yang langsung mendapat tamparan refleks dari Yoon-Ji.

Chan-Yeol menunduk dalam. Sedangkan Yoon-Ji menatap Chan-Yeol dengan tatapan sendu dengan mata yang penuh dengan air mata.

"SUAMIKU HILANG DAN KAU MENYURUHKU UNTUK TENANG?!"

Yoon-Ji bangkit dari duduknya, namun Chan-Yeol segera menahannya. Membiarkan Yoon-Ji terus meronta dan berteriak.

Untuk sesaat Yoon-Ji terdiam, namun setelahnya ia menatap Chan-Yeol yang masih memegang masing-masing sisi pundaknya dengan kuat.

"Jangan katakan kalau Joo-Hyun terlibat di dalam kasus hilangnya Ji-Min ini," desis Yoon-Ji tajam. Sungguh, Chan-Yeol merasa merinding.

Chan-Yeol memalingkan wajahnya, menghela napas panjang dan mengangguk takut-takut.

Benar saja, Yoon-Ji langsung kembali meronta dan berteriak untuk minta dilepaskan. Chan-Yeol memeluk Yoon-Ji segera untuk menghindari kemungkinan Yoon-Ji bisa pergi dan semakin tidak terkendali.

Ibu Ji-Min tampak mematung di posisinya. Merasa bingung walaupun ingin membantu. Lemah. Tubuhnya sudah lemah dimakan usia. Juga penyakit.

"Hei! Hei! Ada apa ini?"

Yoon-Ji terdiam. Begitu pula dengan Chan-Yeol dan Ibu Ji-Min yang refleks menatap seorang pria pucat bertubuh tinggi dengan rambut blonde yang cukup panjang yang kini berdiri di ambang pintu.

"H-Hyo-Jong Oppa," panggil Yoon-Ji pelan.

Chan-Yeol menoleh pada Yoon-Ji yang tampak lebih tenang dan bingung. Begitu pula dengan Ibu Ji-Min. MerekaㅡChan-Yeol dan ibunyaㅡmenyimpan tanda tanya mereka saat pria pucat yang beberapa menit lalu dipanggil oleh Yoon-Ji.

"Kenapa kau bisa masuk?"

Itu pertanyaan Chan-Yeol dan mengundang perhatian Hyo-Jong yang tertawa renyah. Memamerkan gusinya yang berwarna merah alami.

"Ada seorang noona cantik yang membukakan pintu untukku dan menyuruhku langsung masuk saja ke sini," jelas Hyo-Jong dan tertawa kembali.

Tidak terlalu memperdulikan Chan-Yeol, Hyo-Jong justru menghampiri Ibu Ji-Min terlebih dahulu dan memeluknya lembut.

"Maaf aku sudah lancang langsung masuk ke sini tanpa permisi ya, Bibi? Lagipula, noona cantik itu juga menyuruhku langsung ke sini. Ah, aku senang melihat Bibi semakin membaik," ucap Hyo-Jong lembut di sela pelukannya.

"Siapa kau?!" tanya Chan-Yeol yang segera menghampiri Hyo-Jong. Namun, Ibu Ji-Min justru membalas pelukan Hyo-Jong dan tersenyum kepada Chan-Yeol.

"Dia Kim Hyo-Jong. Saat Ibu di rumah sakit Ibu beberapa kali dibantu olehnya dan ditemani saat tidak ada yang menemani Ibu. Dia orang baik," jelas Ibu Ji-Min yang membuat Chan-Yeol dan Yoon-Ji tertegun.

"Aku memang sering ke rumah sakit untuk menemani temanku melakukan pemeriksaan pada mayat-mayat. Karena aku tidak suka mayat, jadi aku berkeliling rumah sakit dan selalu menemukan Bibi Park sendirian. Tidak aku sangka Bibi Park adalah ibunya Ji-Min," ucap Hyo-Jong bersemangat.

"Lalu apa tujuanmu ke sini?" tanya Chan-Yeol sarkastik.

Hyo-Jong membulatkan matanya dan segera berdiri menghampiri Yoon-Ji. Sedikit menyingkirkan tubuh Chan-Yeol agar dapat berdiri di hadapan Yoon-Ji, Hyo-Jong tersenyum.

"Kau sudah mendengar kabar bahwa Ji-Min hilang?" tanya Hyo-Jong santai hingga membuat Chan-Yeol mengernyit tak suka.

Yoon-Ji mengangguk kecil dan menyahut singkat, "Ya."

Hyo-Jong tersenyum lagi dan mengelus puncak kepala Yoon-Ji gemas. Hal tersebut membuat Chan-Yeol mendelik tak suka.

"Dia tidak diculik. Tapi, dia hampir diculik. Dia menelfonku dan memberitahuku bahwa dia dalam bahaya dan butuh bantuanku. Temanku sedang berusaha menolongnya dan sedang berusaha menemukan tersangka, Bae Joo-Hyun atau Irene," jelas Hyo-Jong.

Yoon-Ji menatap mata Hyo-Jong dalam. Mencari kejujuran di sana, dan dia menemukan kejujuran itu. Sedangkan Hyo-Jong yang ditatap seperti itu justru tersenyum manis.

"Jangan khawatir. Temanku itu adalah orang yang bisa diandalkan dalam hal-hal seperti ini. Mau ikut denganku pergi ke Busan dan menunggu hingga Ji-Min diselamatkan dan dibawa ke kantor polisi di sana?"

Chan-Yeol tertegun menatap ketulusan Hyo-Jong. Bagaimana bisa seseorang yang memiliki penampilan bajingan seperti Hyo-Jong memiliki hati bagaikan malaikat?

Yoon-Ji mengangguk semangat, namun ia segera menoleh kepada Ibu Ji-Min dan menghampirinya.

"Apa aku boleh ikut dengan Hyo-Jong Oppa pergi ke Busan, Bu?" tanya Yoon-Ji yang mendapat anggukan yang disertai senyuman dari Ibu Ji-Min.

"Pergilah," sahutnya lembut yang disertai belaian pada surai hitam sebahu Yoon-Ji.

Yoon-Ji memberi senyuman singkat dan segera bangkit, kemudian berjalan cepat mendekati Hyo-Jong. Namun, Hyo-Jong menyuruhnya untuk turun terlebih dahulu dan menunggunya di samping mobilnya.

Yoon-Ji mengangguk dan pergi keluar kamar Chan-Yeol terburu-buru. Sedangkan Hyo-Jong mendekati Ibu Ji-Min untuk memeluknya lagi dan pamit pergi.

Namun, sebelum melepaskan pelukannya, Ibu Ji-Min berisik sesuatu yang membuat Hyo-Jong tertegun.

"Terkadang memperhatikan dari jauh memang lebih baik daripada dekat dengannya dan membuatnya bingung akan pilihan sulit. Seseorang yang dia cintai, atau seseoang yang berkorban banyak untuknya dan orang yang dia cintai. Antara Ji-Min dan kau."

Park JiminWhere stories live. Discover now