Bagian 12 : Permainanmu?

37.9K 4.8K 713
                                    

Yoonji menyembunyikan wajahnya di antara bantal. Sesekali mengerang mengingat apa yang telah Jimin lakukan padanya.

Jimin benar-benar gila. Yoonji bahkan hampir merasa bibirnya akan tercabut karena Jimin menciumnya dengan sangat liar. Apalagi gigitan itu... oh, lupakan.

"Masih sakit?"

Yoonji menggerutu dalam hati kala ia mendengar suara pintu terbuka yang diikuti suara Jimin. Ingin rasanya Yoonji berteriak dasar kau sialan! Namun, bibirnya terlalu sakit, bahkan hanya untuk terbuka.

"Apa itu sungguh menyakitkan?"

Jimin naik ke atas ranjang dan mengusap puncak kepala Yoonji.

Yoonji menoleh dan menatap Jimin tajam. Jarak mereka sangat dekat sampai-sampai Yoonji dapat merasakan panasnya hembusan nafas Jimin di permukaan wajahnya.

Sebelah tangan Jimin terangkat dan menarik tubuh Yoonji lebih dekat.

"Bibirmu bengkak sekali," ucapnya seraya terkekeh.

"Siaㅡaw."

Yoonji refleks memegang bibirnya yang tiba-tiba terasa perih saat ia ingin berteriak. Namun, ada sesuatu yang membuat hati Yoonji bergetar.

Ekspresi panik dan khawatir dari Jimin tanpa sadar membuat Yoonji merona sendiri.

"Diam di situ. Aku akan ambilkan air hangat untuk mengompresnya."

Lagi-lagi hati Yoonji bergetar kala Jimin berlari keluar kamar. Apa Jimin mencintainya? Berarti ada kesempatan untuk Yoonji mendapatkan Jimin dari Seulgi?

Setelah sadar dengan apa yang ia pikirkan, Yoonji memukul kepalanya.

"Aku memikirkan apa sih?"

***

"Aw! P-pelan-pelan!" gerutu Yoonji.

Jimin benar-benar mengambil sebuah mangkuk besar sebagai wadar air hangat dan sebuah kain lap untuk mengompres.

Jimin baru saja mengangkat kain lap yang tadi ia celupkan dalam air panas dari permukaan bibir Yoonji. Kemudian, ia mengulanginya lagi, namun lebih lembut.

"Sudah aku bilang jangan coba-coba," ucap Jimin ringan.

Yoonji melotot. Namun, Jimin yang melihatnya malah terkekeh.

"Harusnya kau belajar. Aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku sendiri."

Tangan Jimin terangkat untuk mengelus puncak kepala Yoonji yang berada di atas pahanya. Walau sempat terlibat perdebatan kecil tentang itu, Yoonji mengalah dan lebih memilih menurut kemudian menaruh kepalanya di atas paha Jimin.

"Jim... apa semua ini masih permainanmu?"

Air wajah Jimin berubah kala Yoonji bertanya hal seperti itu.

Yoonji bangkit dan menaruh kain lap ke atas meja nakas. Ada kekecewaan di mata gadis itu kala melihat ekspresi Jimin yang terkejut namun datar.

Aku mencintaimu.

Entah apa yang terjadi pada diri Jimin. Pria itu mengucapkan dua kata tersebut dalam hatinya.

Aku tidak akan pernah mempermainkanmu lagi.

Namun, yang keluar dari mulut Jimin hanyalah sebuah kata.

"Tidak."

"Kalau begitu... apa kau mencintaiku?"

Jantung Jimin mendadak berdetak lebih kencang. Jimin merasakan kepalanya berdenyut karena pertanyaan Yoonji.

"Apa?"

Park JiminWhere stories live. Discover now