Teman atau Lawan?

Start from the beginning
                                    

"Ahh max! Tidak masalah. Kau datang disaat yang sangat tepat. Ingat saat kita membicarakan mengenai sniper untuk misi mu?" Seru mr jhon dari balik meja kerjanya.

"Tentu. Aku sudah menemukan orang yang cocok untuk itu, hanya perlu sedikit meyakinkannya untuk bergabung dengan misi ini" jawab max seraya menutup pintu ruangan yang sedari tadi masih terbuka lebar.

"Lupakan orang itu, Kau tidak perlu meyakinkannya lagi. Aku sudah menemukan orang yang tepat"

"Tunggu dulu mr, bukankah ini misiku? Aku akan memilih dan menentukan orang orang dalam teamku menurut pendapatku. Kita sudah ada perjanjian mengenai ini sebelumnya. Misi ini akan berjalan dengan caraku dan dengan orang orang pilihanku." Ujar max datar namun cukup terdengar nada kesal dalam ucapannya tadi.

"Apa kau tetap tidak mau menerima orang pilihan mr jhon walaupun orang itu adalah aku?" Ujar seseorang yang sedari tadi duduk menghadap mr jhon dan membelakangi max. Orang yang sedari tadi juga mendengarkan semua percakapan mereka berdua.
Bahkan max sampai lupa bahwa ada orang lain disana, karna dia hanya diam dan tak membuat suara.

"aku tidak tertarik" ujar max datar.

"Dengar mr, jangan ikut campur dengan misiku. Bukankah itu perjanjian yang kita buat saat aku menyetujui tawaran mu untuk kembali kedalam team? Jika kau merasa tidak berguna lagi karna kehilangan quinn, setidaknya tepati janji yang kau buat. Hanya satu hal yang perlu kau ketahui, tidak ada yang bisa menggantikan quinn." ujar max mengakhiri pembicaraan, ia pun keluar dari ruangan mr jhon. Membanting pintu itu sekuat tenaga, membuat semua orang yang sedang lalu lalang memperhatikannya.

2hari telah berlalu sejak perdebatan yang melibatkan max dan mr jhon. Tepat hari ini, adalah hari dimana misi siap untuk dijalankan.

Max dan teamnya sudah siap dilokasi penyergapan, disebuah pelabuhan terpencil dipinggiran kota. Dengan dilengkapi persenjataan super lengkap yang melekat pada tubuh mereka. Hanya satu hal yang tidak ada yaitu seorang sniper.
Yaa hal terpenting yang harusnya ada didalam team, justru hal itu yang tidak ada saat ini.

*

"Ini senjatamu" ujar clay kepada quinn seraya menyerahkan senapan jenis barrett model 99.

"Senapan ini bisa membidik dari jarak 2.6km." Sambung clay.

Quinn hanya menatap clay datar tanpa berbicara sedikit pun.

Clay pun hanya menggerakan tangannya seperti mengunci mulutnya didepan bibirnya sendiri, mengisyaratkan dia akan menutup mulutnya dan tidak akan banyak bicara.

Clay pun juga memberikan pistol berukuran biasa pada quinn yang sudah diisi penuh dengan peluru.
"Untuk berjaga jaga" ujar clay.

"Kau tidak memberi peluru cadangan padaku?" Ucap quinn yang akhirnya mulai bersuara.

"Kau membutuhkannya?" Tanya clay bingung.

"Hanya untuk berjaga jaga" jawab quinn datar.

"Aku akan menyiapkannya" seru clay.

Clay pun segera menyiapkan peluru cadangan untuk quinn seraya memastikan kelengkapan senjata rekan teamnya.

"Ini peluru cadanganmu. Aku rasa kau bisa melumpuhkan satu orang dengan satu tembakan" ujar clay seraya menyerahkan peluru pada quinn.

"Aku tau" jawab quinn.

Clay pun hanya diam seraya tersenyum yang agak dipaksakan olehnya.

"Aku akan mencari tempat persembunyianku. Aku akan memberi tau kalian jika kapalnya sudah terlihat" sambung quinn yang langsung berjalan meninggalkan clay dan teamnya.

My Lovely Brother! : "Suicide Mission"Where stories live. Discover now