[1] First day in school

14.6K 331 17
                                    

Nathalie POV

"NATHALIE BANGUN UDAH SIANG!!"

"Nat, kamu mau bangun atau kakak ceburin ke bathup sekarang juga?" suara dingin milik ka Kharel langsung membuatku lari menuju kamar mandi untuk segera membersihkan badan.

Selalu begitu. Aku memang anak yang paling sulit untuk melepas rindu dengan kasur. Sampai mama harus berteriak atau bahkan menyuruh ketiga jagoannya yang terlewat gila itu untuk membangunkanku dengan cara yang sukses membuatku jengkel setengah mati.

Setelah selesai mandi aku segera menggunakan seragamku dan mengikat rambutku ala pony tail. Ini adalah hari pertamaku disekolah.

Kutatap diriku di cermin fullbody yang terletak di samping lemari kamarku.

Rok berwarna abu-abu motif garis kotak-kotak hitam putih dengan ukuran satu jengkal di atas lutut dan seragam yang terlihat pas ditubuhku namun tidak ketat disertai dasi hitam yang melengkapinya lalu kaos kaki biru laut dan sepatu converse putih kesayanganku.

"Perfect."

Aku segera menuruni tangga dan menuju meja makan untuk bergabung bersama keluargaku.

By the way, namaku Nathalie Aquinsa Cendrillon. Aku adalah gadis remaja biasa yang baru menginjak usia enam belas tahun. Umur dua belas tahun, aku memilih untuk tinggal di Perancis, negara kelahiranku. Aku tinggal bersama dengan tante Ashley-- kakak dari papaku dan sepupuku Alfaro lalu bersekolah disana.

Baru empat hari yang lalu aku kembali ke Jakarta dan langsung didaftarkan di sekolah yang sama dengan ketiga kakakku, SMA Nusa Garuda milik opa. Menyebalkan memang. Padahal aku masih ingin menikmati masa-masa kebebasanku.

"Lama banget sih. Kamu siap-siap apa nyalon?" omel ka Kharel.

"Namanya juga cewek," gerutuku.

"Makanya kalo dibangunin tuh langsung bangun. Nggak pake acara lima menit lima menitan segala," ucap ka Marc dengan nada sinis.

Aku hanya memanyunkan bibir pada ka Marc yang sok menikmati sisa sandwichnya.

Aku tidak melihat ka Athala sejak tadi. Biasanya dia yang selalu membelaku jika dalam situasi seperti ini. "Ka Tala mana?"

"Dia udah berangkat ke kantor sama papa. Ada meeting dadakan pagi ini," jawab mama yang kubalas dengan anggukan.

Baiklah mari kukenalkan kalian dengan ketiga kakakku.

Kakak pertamaku adalah Athala Gabriel Leonard. Dia berusia dua puluh tahun. Seharusnya ia duduk di bangku kuliah tahun ini. Namun papa memintanya untuk tidak berkuliah terlebih dahulu dan membantu papa mengurus bisnisnya.

Kakak keduaku bernama Jourdain Kharel Leonard dan Marcielo Addison Leonard. Kedua kakakku ini berusia tujuh belas tahun dan duduk di bangku kelas dua belas. Mereka adalah anak kembar yang waktu kelahirannya hanya berselang tujuh menit. Tapi wajah mereka sama sekali tidak mirip sehingga banyak yang tidak percaya bahwa mereka ini kembar.

Katanya, kakakku ini termasuk most wanted disekolahnya termasuk ka Athala yang dulunya adalah alumni Nusa Garuda. Aku percaya saja. Karena memang mereka ini bisa dibilang sangat tampan dan juga cerdas. Jika aku bukan adiknya, mungkin sudah kupacari salah satu dari mereka atau bahkan ketiganya sekaligus.

"Ka, ayo berangkat! Mah, Nathalie berangkat ya."

"Loh? Kamu kan belum sarapan. Sarapan dulu! Jangan kebiasaan nggak sarapan!" omel mama.

"Mama kan tau aku nggak pernah bisa sarapan?"

Ya, aku memang tidak pernah sarapan setiap pagi. Bukan karena aku malas. Namun, aku memang tidak biasa untuk sarapan walaupun itu hanya makan roti. Jika aku nekat memakannya, maka yang akan terjadi selanjutnya adalah makanan yang kutelan akan kembali kumuntahkan.

Piece of Heart [Why?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang