Chap.26

6.1K 432 18
                                    

"SELANGKAH AJA KAMU NINGGALIN AKU, ITU ARTINYA GAK AKAN ADA KESEMPATAN LAGI BUAT KAMU KEMBALI SAMA AKU!"

Suara pekikan keras dari gadis dibelakangnya itu akhirnya membuat langkah kakinya perlahan terhenti lalu berbalik menatap gadisnya tak percaya, Ali menghela napas  menenangkan diri sebelum akhirnya berjalan mendekati Prilly.

"Please, aku mohon jangan tinggalin aku!" Ucap Prilly menahan tangisnya. Prilly menunduk dengan bahu bergetar.

"Hey, sini liat aku?" Pinta Ali sambil mengangkat dagu Prilly hingga mendongak menatapnya. "Dengar ya, aku gak akan ninggalin kamu, aku bilang begitu cuma supaya kita itu lebih saling memahami lagi. Kita berdua itu masih sama-sama egois, kita itu masih belum bisa mengontrol emosi." lanjutnya lembut menatap manik hazel didepannya penuh cinta.

"Aku tau aku itu banyak nuntut, aku egois. Tapi aku kayak gitu cuma pengen kayak orang-orang, punya pasangan bisa ngepost foto di ig kapan aja, terus kalau diwawancara aku gak perlu banyak bohong yang akhirnya aku juga yang kena bully. Dan sekalinya aku menghindar kamu malah sakit hati, terus apa kabar sama kamu yang sering ngelak dari wartawan kalau ditanya soal aku? Aku juga sakit li, merasa gak dianggap. Aku capek li!"

"Iya aku paham, maka dari itu mendingan sekarang kita masing-masing aja dulu. Aku yakin kalau kita emang berjodoh pasti kita dipersatukan kembali."

"Kamu enak ngomong kayak gitu, seakan-akan disini aku yang cuma mau pertahanin hubungan kita, kesannya aku yang terlalu ngarep banget sama kamu. Apa kamu gak sadar itu?" Ucap Prilly meninggikan suaranya.

"Nah kan, belum semenit loh aku bilang kalau kita itu masih belum bisa ngontrol emosi, liat kamu sekarang?"

"Iya iya aku! Aku yang selalu emosian, aku yang egois, aku yang gak pernah bisa ngontrol emosi. Puas?"

"Pril, dengerin aku, kita kenal dengan cara baik-baik, dan berpisah pun harus baik-baik juga. Aku gak mau kita ribut kayak gini."

"Oh jadi kamu serius mau hubungan kita sampai sini aja? Mana janji kamu li? Mana kata-kata manis yang kamu janjiin kekeluarga aku?" Prilly terisak menahan sesak didadanya. Apa dia bilang berpisah dengan baik-baik? Itu artinya? Akhh...

"Please jangan nangis," Ali mengulurkan tangannya berniat menghapus air mata gadisnya, namun tangannya langsung ditepis kasar.

"Jangan sentuh aku! Kalau itu keinginan kamu, aku bisa apa? Dengan senang hati aku kabulin li." Balas Prilly mengalihkan pandangannya kemana saja. Asal kan tidak menatap orang dihadapannya kini, karena semakin menatapnya semakin tersayat hatinya. Sakit.

"Kita gak pisah sayangg, kita cuma harus introspeksi diri aja."

"Enggak. Kamu yang mutusin buat kita jalan masing-masing kan? itu artinya mulai detik ini diantara kita berdua gak ada hubungan apa-apa lagi!"

"Pril?"

"Please li, jangan mainin perasaan aku, kamu sendiri kan yang bilang kalau kita jalan masing-masing aja?"

"Iya tapi..."

"Aku pergi, makasih buat semua kebahagiaan yang udah kamu kasih buat aku. Aku gak pernah nyesel kenal sama kamu. Ma'afin aku yang gak sempurna ini." Prilly melangkahkan kakinya berlalu dari Ali dengan segala rasa sesak didadanya. Apakah ini akhir dari semuanya untuk yang kedua kalinya? MANTAN? Lagi?

"Pril...hey?" Ali mencekal lengan Prilly menghentikan langkahnya.

"Please li, seperti yang kamu bilang tadi, percaya kalau kita emang berjodoh pasti kita kembali gimanapun caranya. Sekarang kita fokus sama karir kita masing-masing aja." Prilly melepaskan tangan Ali yang mencekalnya perlahan. Setelah mengatakan itu Prilly melangkah menjauh dari Ali dengan air mata deras mengalir dipipinya. Semuanya sudah selesai.

MANTANWhere stories live. Discover now