Chap.2

15.1K 704 5
                                    

*Prilly Melodyna

Aku melangkah terburu-buru memasuki rumah mama, sejak semalam mendengar kabar itu aku benar-benar merasa cemas. Semoga mama baik-baik saja. Sebenarnya aku ingin menjenguk mama semalam tapi waktu nya tidak memungkinkan karena sudah sangat larut. Mengingat perjalanan yang lumayan jauh, Tangerang-Bekasi.

Ceklek

"Assalamu'alaikum mam." Aku mengucapkan salam saat memasuki kamar mama yang terlihat sangat sepi, tidak ada siapa-siapa. Kemana dia?

"Wa'alaikum salam sayang, ya ampun kamu pagi-pagi gini udah nyampe sini nak?" Balas mama langsung bertanya. Iya pasalnya ini masih sangat pagi, pukul 7 ternyata.

"Ily khawatir mam, mama baik-baik aja kan?" Aku bertanya sambil mengusap pipi mama sayang. Iya aku sangat menyayangi mama, beliau ini sudah seperti ibu kedua ku.

"Assalamu'alaikum?" Suara mami mengagetkanku, ya Allah aku sampai lupa meninggalkan papi dan mami saking khawatirnya. Aku kesini bersama papi juga mami, mereka sama khawatirnya seperti aku saat mendengar mama jatuh dikamar mandi. Kita ini sudah seperti keluarga.

"Gimana keadaannya mam? Apa ada luka serius?" Tanya mami menghampiri kami.

"Alhamdulillah nggak ada mom, cuma keseleo dikit. Aku bersyukur Ali kebetulan ada dirumah jadi langsung dibawa kerumah sakit sama dia." Jawab mama sambil tersenyum. Yup benar! Wanita yang aku panggil mama ini adalah mamanya Ali, mantan kekasih sekaligus rekan kerjaku.

"Eh Pi, mi, dari tadi?" Saat berbincang-bincang tiba-tiba Ali masuk, sepertinya dia baru bangun. Ali mencium punggung tangan papi dan mami bergantian.

"Hay li, kita barusan kok. Lagi free nih?" Tanya papi mengusap bahu Ali akrab.

"Iya. Lagi gak ada callingan ya pril?" Jawabnya lalu beralih bertanya padaku. Aku hanya mengangguk setuju.

"Ma, apa udah di rotgen kakinya? Takutnya ada tulang yang patah" kataku pada mama sambil mengusap kakinya yang terbungkus perban.

"Udah kok pril, kamu jangan khawatir. Semalam aku ngabarin kamu itu juga mama udah dibawa kerumah sakit sebenarnya, jadi aman," katanya menjawab. Aih yang ditanya siapa, yang jawab siapa? Dasar ayang *eh

"Iya bener apa kata Ali sayang, kamu nggak perlu khawatir." Balas mama tersenyum mengusap kepalaku sayang.

"Papi sama mami udah sarapan belum?" Tanya Ali menatap kedua orang tuaku.

"Eumm, sebenarnya sih belum. Tapi malu kalau bilang belum. Hahaha" aih si papi katanya malu tapi dia ngomong. Ckck dasar

"Yaudah kalau gitu kita sarapan bareng aja yuk?" Ajak Ali.

"Iya. Ayo mom, ly?" Sahut mama setuju. Kalau sudah begini aku jadi teringat masa-masa kita masih pacaran dulu. Aku sering main kerumah ini, makan bareng, masak bareng, kadang kalau lagi free aku, mami dan mama suka belanja bareng. Kalau papi sama Ali sih lebih suka nunggu kami di time zone, maklum cowok mana mau ikut belanja bareng cewek. Duh aku jadi flashback. Stupid Prilly! Stop! Jangan mengulang luka lama.

Reflek aku memukul-mukul kepalaku pelan.

"Kenapa yang?" Tanya Ali sambil memegang pundak ku. Apa katanya tadi? Yang? Oh god!

"Cieeee yayang-yayangan lagi nih?" Celetuk kak Vivah yang baru datang. Aduh? Bisa di goda abis-abisan nih kalau ada dia. Tiba-tiba saja pipiku memanas, pasti sekarang warnanya sudah berubah deh. ah jangan dong ly. malu!

"Eh sorry pril, aku reflek." Sangkal Ali meminta ma'af. Aku hanya balas dengan menganggukkan kepala.

"Ayo di makan, kok jadi pada diam?" Kata mama memecah kecanggungan diantara kami. Ini nih yang paling aku gak suka, kalau kerumah pasti ada rasa canggung sekarang. Makanya aku sudah sangat jarang main kesini lagi.

MANTANWhere stories live. Discover now