28. My Turn, Christ

22.1K 1.1K 58
                                    

-28-
Giliranku, Chris.

*
*

Adera berlari tergopoh gopoh ke bahu jalan, mengibas tangan keudara.  Tak lama,  sebuah taksi berhenti tepat didepannya.  Matanya sudah panas.  lebih panas dari efek mengupas bawang merah.  Adera menggerakkan tangannya bergantian untuk mengusap aliran air dipipinya yang akhirnya jatuh juga setelah tertampung lama di pelupuk mata. Bulir bulir menyakitkan itu terus terderai tanpa permisi. 

Adera sedang dalam perjalanan menuju Bandara.  Tempat yang dipesankan Martin untuk ia datangi jika memutuskan untuk datang kepadanya.  Setidaknya begitulah isi pesan Martin yang ia terima sekitar 30 menit yang lalu. 

------

Christian terperanjat ketika seorang pria dengan postur bak atlet datang dan membuka pintu ruangan tempatnya dikurung dalam gelisah.  Ia berdiri cepat,  hendak menerobos paksa.  Namun,  Christian tampaknya harus membuang waktu berharganya sedikit lebih lama lagi untuk bermain dengam pria gila yang Christian tebak adalah anak buah Martin itu.

Setelah menahan Christian sekitar lima belas menit tanpa melakukan apapun,  pria berjas itu membiarkan Christian keluar berserta rasa bingung yang ikut serta.  Firasat buruk menjalar di dada Christian. yang lebih membuatnya tidak enak adalah dirinya yang berhasil melenggang pergi dengan leluasa.  Tanpa dihalangi oleh anak buah Martin,  dan tanpa wajah Martin yang selalu hampir merusak kornea matanya. 

Cepat cepat Christian menyetop taksi.  Ia harus segera pulang untuk menjawab pertanyaan dikepalanya.  Meski rasanya pertanyaan itu sudah terjawab sejak tadi.

Apakah Adera masih disana menunggunya?

-----

Jawabannyak tidak.

Christian termangu lama di depan kamar Adera ketika pintu kamar itu terbuka dan menyuguhkan kehampaan yang mencabik. satu menit yang lalu Jack melaporkan bahwa ia tidak bisa menemukan Adera dimanapun. 

Kabar itu seperti bom yang memporak porandakan taman kecil di hati Christian yang mulai berbunga karena kehadiran Adera.  Hatinya bagai dihantam benda tumpul tanpa henti,  sakit sekali. Kenapa disaat hatinya sudah memilih kemana akan berlabuh, Ia tidak bisa memiliki pilihan itu?

Christian berjalan pelan dalam keadaan tamaram didalam kamar Adera.  Merasakan jejak jejak gadis yang menjadi penyebab luka baru dihatinya itu. Pergi entah kemana dengan sebodoh itu mengorbankan diri untuk pria sepertinya.  Yang sama sekali tidak pantas mendapatkan itu.

Tak kala hati Christian semakin mencelos ketika menemukan sepucuk surat tak berdaya diapit oleh dua buah benda berat yang menjaga kertas itu agar tidak diterbangkan oleh angin. 

Diambilnya kertas itu dan perlahan ia baca..

Hai
Sungguh melegakan jika kau bisa menemukan surat ini dan membacanya mendahului angin yang mungkin akan menghilangkannya. 

Christian Anderson,  Suamiku..

Hati Christian meringis perih membaca pembukaan surat itu. Tak sanggup ia bayangkan Adera saat sedang menulisnya.  Apa lagi jejak jejak air mata yang mengering di bagian bawah surat itu,  tak pelak menghujamnya dengan seribu luka tanpa henti.

Mata Christian memanas.  Dengan berkaca kaca,  ia melanjutkan membaca.

Ingat tidak,  hari pertama kita bertemu? Dan apa kau tahu? hari itu juga kuberikan hatiku padamu dengan suka rela. Senyummu kala itu, aku jatuh Cinta karenanya. 

UNTOUCHABLE || Sudah Tamat √Where stories live. Discover now