12 || Anger

30.3K 1.4K 12
                                    

Please klik ⭐ before reading
Thank you 🙆

IG : rahma_tham
Spoiler : spop_ratham99

.
.

-12-

-Amarah-


***

Adera pamit kepada Martin untuk kembali lebih dulu, mereka sempat melakukan sesi bincang bincang ringan yang jauh dari topik Adenaya dan Christian. Itu sedikit membuat Adera nyaman, setidaknya ruang dikepalanya tidak semerta merta hanya penuh dengan dua insan manusia itu.

Ditangan Adera ada sebuah kartu nama. Kartu nama Martin tentunya, mereka sudah melakukan janji temu malam ini di hotel milik Martin sekaligus tempat sementara Martin akan menetap karena ia masih mencari apartemen yang cocok di indonesia.

Adera kembali merenung dalam perjalanannya pulang. ini adalah pertemuan pertamanya dengan Martin setelah di Jembatan malam itu. Dimana Martin memberitahunya sebuah fakta yang mengejutkan. Dari sanalah kesalahan itu menyeruak, jika saja Adera bisa menahan diri barang beberapa jam saja, semua orang pasti akan baik baik saja hingga hari ini. Tapi takdir berkata lain.

Flashback

Adera dengan terengah engah tiba di rumahnya,  Ia tidak memikirkan untuk menggunakan taksi atau apapun sejenisnya. Adera kehilangan akal sehat dan hanya berlari sekuat tenaga kerumahnya setelah pertemuan singkat dengan Martin di jembatan tempatnya tadi memisah diri.

Adera melihat arloji mungil di pergelangan tangan kanannya, pukul 01 malam. Ayah dan ibunya Pasti sudah tiba dirumah setelah melakukan perjalan bisnis ke Manado dua hari yang lalu. karena setahunya sekitar 5 jam yang lalu mereka berkata sudah akan melakukan penerbangan. Jadi itu lebih dari cukup untuk memastikan kalau orang tuanya sudah ada di rumah. Apa lagi penerbangan Manado-Jakarta hanya memakan waktu sekitar tiga setengah jam.

"Ma.. Ma.. Pa..." Adera menggendor gendor pintu kamar orang tuanya, dan benar seperti yang ia duga, orang tuanya sudah kembali.

"Adera? Kok berantakan sekali? Kau habis menangis?" Laura yang membukakan pintu terkejut dengan kehadiran Adera yang berantakan di depan kamarnya. "Mama sama papa capek sayang, baru saja tiba dari manado. Kalau ada yang mau kau sampaikan besok saja yah? Kau marah lagi sama kakakmu jadi menangis begini?"

"bukan itu ma. Ini penting ma. Aku harus bicara sama papa"

"Memang ada apa sayang huh?"

"Adenaya ma. Adenaya akan kabur sama pacarnya malam ini. Kalian harus menghentikannya, kumohon. Mereka akan pergi jam 03 nanti" kata Adera cepat cepat tak ingin membuang waktu. Papanya yang mungkin belum sepenuhnya terlelap langsung bangun dan menerima penjelasan yang lebih detail dari Adera.

***

Adenaya sibuk mengepak barang barangnya. Tubuhnya gemetar ketakutan, ia pucat pasi. Tadi ia ingin makan buah melon dan berniat mengambilnya di kulkas tapi mendengar Adera berbicara dengan orang tuanya, Sontak membuat Adenaya langsung mengurungkan niat dan berlari menanjak tangga untuk menuju kamarnya. Tak lupa ia kunci rapat rapat.

Adenaya menghubungi Christian untuk mengubah rencana mereka, Mereka tidak akan bisa menunggu hingga pukul 03 jika ingin pergi, lebih cepat akan lebih baik.

"Hallo sweetheart. Aku sedang menyiapkan berkas yang akan kita butuhkan nanti jika kita keluar negri" Christian berkata dengan ceria. Hampir bersenandung.

UNTOUCHABLE || Sudah Tamat √Where stories live. Discover now