Chapter 11 "Heartbeat"

7K 355 8
                                    

Kayanya para readers suka sama judul chapternya ya?
Tapi, saya saranin bacanya beruntun nanti kalian ketinggalan hal sweet.

Happy Reading

*
*
*

Anya langsung turun ke bawah dan mendapati Grant tersenyum simpul ke arahnya. Mata Anya terbelak ternyata benar pria yg di hadapannya adalah Grant Henderson.

"Anya kamu semakin cantik, aku mencintaimu" ujar Grant bersamaan dengan Richard yg keluar dengan mobilnya bersama Aleysha

"Pria ini, semudah ini kah mengatakan cinta" gumam Anya lalu menggelengkan kepala, sekitar pandangannya teralihkan dengan kepergian Richard, Anya menghela nafas berat dan merasa kesal saat Richard bersama Aleysha

"Anya bagaimana mau tidak?" ujar Grant melambaikan tangannya di depan wajah Anya sementara Anya terus menatap kepergian Richard

"Hey Anya, apa kau mendengarku?" ujar Grant langsung menepuk pundak Anya, hal itu membuat Anya sadar sedari tadi ia berbincang dengan Grant

"Tidak aku lelah, sebaiknya kamu jangan pernah kemari lagi dan jangan menghubungiku!" tegas Anya langsung membalikan tubuhnya

"Anya please, what am I do wrong?" ujar Grant langsung memegang pergelangan tangan Anya, ia merasa tidak melakukan hal yg salah pada Anya

"Aku lelah, lepaskan!" jawab Anya langsung menepis lengan Grant, kemudian bodyguard di rumah itu mengusir Grant

"Baiklah kali ini aku yakin kau Anya Deciana, akan menjadi milikku. Dulu ku tak bisa memilikimu, tapi aku yakin sekarang kau akan menjadi milikku" gumam Grant penuh harap akan usahanya untuk mendapatkan Anya.

Tak terasa sekarang sudah malam hari, Anya makan malam sendiri di meja makan. Seketika ia tak berselera melanjutkan makanannya karena kedua iblis sudah datang ke rumah, sambil bermesraan dihadapannya.

"Anya, kamu belum pergi dari sini? Tolong untuk hari ini kamu pergi dari rumahku, kekasihku ingin kamu enyah sekarang" ujar Richard membuat Anya kesal

"Tapi Richard ini sudah malam, aku tak akan mengganggu kalian" jawaban Anya membuat Aleysha marah ia langsung mendorong Anya, untung saja Emily menolongnya sehingga Anya tidak membentur sudut meja lagi.

"Maaf Nyonya, jangan perlakukan Nyonya Anya seperti ini dia sedang sakit di bagian punggungnya" ujar pelayan itu membela Anya, tapi pembelaan itu membuat Aleysha semakin geram ia hendak menampar pelayan tak berdosa itu tapi hal itu teratasi oleh Anya

"Jangan tampar siapapun jika kau marah!!! (ujar Anya mencekal lengan Aleysha kemudian Anya menghempaskan lengan wanita itu), kalian berdua memang manusia BIADAB. Kau mungkin lebih murah dari harga diriku, tapi kau tak bisa membuat orang tak berdosa tersiksa oleh tangan HINAMU" ucapan Anya membuat Richard diam membisu

"Tapi mungkin tanganku lebih lihai darimu, kau tahu berapa banyak orang yang ku kirim ke RS atau Neraka? Ku harap Anda tidak termasuk option, yg akan ku kirim (bisik Anya membuat Aleysha terdiam), baiklah selamat malam" ujar Anya langsung menaiki anak tangga

"Sialan, dia mengatakan harga diriku lebih murah. Sayang bunuh wanita itu untukku!" ujar Aleysha dengan ucapan penuh kebencian, sementara Richard mendengarnya terhenyak

"Itu tidak mungkin, tapi kamu memang salah. Seharusnya kamu tidak seenaknya menampar orang lain, baiklah sebaiknya kita tidur ini sudah malam" jawaban Richard ini membuat Aleysha semakin marah

"Kenapa kamu membelanya? Apa kamu sekarang menyukainya? CEPAT JAWAB!!! teriak Aleysha terlihat wajah cemburunya yang begitu menggebu, Richard tak menggubris ucapannya ia berpikir bahwa kekasihnya hanya terbawa suasana jadi dia mudah marah.

"Kamu menyebalkan (ucap Aleysha mendorong bahu Richard), aku mau pulang sekarang" langsung berlalu pergi dengan menghentakkan kakinya seperti anak kecil yang sedang marah

"1,,,2,,,3,,, apa dia tidak mencegahku untuk pergi? Richard kau sangat menyebalkan" gumam Aleysha semakin marah di perlakukan seperti ini

* Pagi hari

Setelah malam menggilakan kemarin, hari ini Anya bersiap ke kampus untuk mengikuti pelajaran prof. Xand (dosen mengerikan di kampus). Tapi, sayang jalanan hari ini sangat macet, sampai-sampai Clara memerintah Anya untuk naik sepeda, karena dia terjebak macet dan meninggalkan mobilnya di jalan.

"Apa??? Lalu sekarang kamu dimana?" ujar Anya shock mengetahui Clara meninggalkan mobilnya

"Itu tidak penting Anya, sebaiknya kamu cepat ke kampus ada prof. Xand di kampus" jawab Clara sembari berlari menyewa sepeda
Anya tampak tergesa-gesa menuruni anak tangga, ia mendapati Richard yang duduk santai sembari membaca koran.

"Richard kenapa kamu di rumah?" tanya Anya pada Richard padahal hari ini bukan hari libur tapi Richard ada di rumah.

"Aku ingin di rumah hari ini, memangnya jika aku di rumah, akan membuatmu rugi?" jawab Richard tanpa menoleh pada Anya, malah sibuk membuka halaman koran.

"Ekhmmm,,, aku mau pinjam sepedamu hari ini. Baiklah pakai saja" ujar Anya dengan malu ia bertanya dan menjawabnya sendiri, kemudian ia berlari mengambil sepeda, tapi ia seperti orang bingung saat melihat sepeda

"Apa aku bisa naik sepeda? Ahhhh, kecil. Ini bannya hanya dua, masa sih ban empat saja bisa aku bawa, ko ban dua engga" ujar Anya membanggakan dirinya kemudian ia menaiki sepeda dan mengayuhnya, baru saja satu kali gayuh Anya sudah jatuh. Eitssss tunggu dulu Anya gak jadi jatuh, karena Richard langsung membantunya.

"Jangan membanggakan dirimu, banyak yang belum kamu kuasai. Aku akan mengantarmu, cepat naik!" Richard menimpali Anya dan langsung mengambil sepeda itu dari lengan Anya. Awalnya Anya hendak berdiri di belakang tapi,,,

"Apa kakimu tidak akan pegal? Duduk disini!" perintah Richard menyuruh Anya duduk di depan tubuhnya, lalu Richard mulai menggayuh sepeda. Bahkan security menatap horor kenapa dua macan itu sangat akrab, lain halnya dengan Anya ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, antara senang dan gelisah saling tercampur tak karuan.

"Rasa gila apa ini? Kenapa pria ini selalu baik saat-saat tertentu?" gumam Anya yang merasakan hal tak karuan yg melanda hatinya, tubuhnya berada dihimpitan lengan berotot Richard.

"Pegangan nanti jatuh!" bisik Richard di telinga Anya saat mengayuh sepeda, hal itu membuatnya kesetrum serasa aliran darahnya terhenti wajah dingin itu berbisik begitu lembut di gendang telinganya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Pegangan nanti jatuh!" bisik Richard di telinga Anya saat mengayuh sepeda, hal itu membuatnya kesetrum serasa aliran darahnya terhenti wajah dingin itu berbisik begitu lembut di gendang telinganya. Aroma tubuh yang menusuk hidungnya, aroma tubuh yang tak pernah ia hirup seakan membuat Anya sangat nyaman berada di dekatnya.



Makasih buat vommetsnya😊

Love isn't a command ✔ (TAMAT)Onde histórias criam vida. Descubra agora