Epilogue

27.1K 983 76
                                    

SATU BULAN KEMUDIAN

You crossed the line and it’s time to say F you!

GADIS berkulit coklat dengan rambut terikat satu itu berlari dengan nafas terengah-engah memasuki sebuah gang kecil yang sepi.

Ia berhenti, matanya bergerak liar mencari tempat yang aman untuk dirinya bersembunyi.

Segera saja setelah matanya menemukan sebuah tembok besar ia bersembunyi di sana.
Ia menyandarkan tubuhnya di tembok kemudian memposisikan tubuhnya menjadi berjongkok.

Gadis itu mengatur nafasnya yang masih memburu, ia mengusap peluh yang membanjiri dahinya.

"Sial! Wanita jalang itu membuatku harus lari hingga bermeter-meter jauhnya dari toko pakaian! Dasar psikopat, dia menakut-nakutiku dengan palu sialannya pula!"
Umpatnya terus memaki wanita yang mengejarnya.

Suara hak sepatu dari seseorang yang mendekat, membuat gadis bermata biru itu terlonjak.

Ia mengeratkan pegangannya pada tas ransel berwarna birunya, sembari matanya tak henti mengawasi keadaan sekitar tembok, takut-takut wanita yang ia maksud berhasil menemukannya.

"Halo Jennie!"
Tubuh gadis yang bersembunyi itu menegang, tatkala namanya dipanggil oleh suara seorang wanita.
Dengan perlahan ia menoleh ke sampingnya, dan dirinya terjengit kaget ketika di balik tembok yang ia jadikan tempat persembunyian, menyembul kepala seorang wanita berambut pirang yang tengah mengandung.

Jennie dapat melihat wanita itu menyeringai ke arahnya, membuat bulu kuduknya merinding seketika.

"Kenapa di sini? Jujur saja, kau pasti takut padaku 'kan? Jangan takut, aku sedang hamil, gerakanku tak bisa selincah dirimu. Itu sebabnya aku baru sampai, karena aku tak boleh berlari untuk menangkapmu. Hah, kau begitu merepotkan, aku bahkan tak sempat memberitahu suamiku jika aku di sini."

"Suamimu? Siapa yang kau sebut sebagai suami itu, Kelly Collins?"
Akhirnya Jennie mencoba untuk bersikap berani kepada wanita yang tengah hamil itu---Kelly.

"Tunggu sebentar."
Kepala Kelly menghilang dari balik tembok lalu tak lama itu, wanita tersebut sudah berdiri di hadapan Jennie.

"Dengar Jennie,"
Kelly memegang kedua bahu Jennie, dengan sebelah tangannya yang masih menggenggam palu, wanita itu mengembangkan senyum manisnya.

"Namaku sekarang adalah Kelly Maxwell. Bukan Kelly Collins lagi, karena statusku sekarang adalah istri dari Max Maxwell. Kau lihat perutku kan? Aku sedang mengandung anak dari Max Maxwell."
Lanjut Kelly membuat mata Jennie membulat dan langsung menyingkirkan kedua tangan Kelly dari bahunya.

"Mana mungkin Max adalah suamimu! Itu pasti anak Varel 'kan? Karena terakhir kali kudengar kabar bahwa kau merupakan kekasih dari Varel Rackbourn yang sudah mati bunuh diri itu!"

"Oh sayang sekali Jennie Mohr, kau ketinggalan berita. Setelah putus dari Varel, aku menjadi kekasih dari Max dan kemudian Varel menikahi Nathalie Lewis, karena Varel menghamili Nathalie, yang merupakan sahabatku. Dan setelah itu, aku dan Max juga menikah dan kami memutuskan untuk tak kuliah lagi di University Achievement. So, sekarang bagaimana? Apa kau masih tak percaya padaku?"

Jennie menggelengkan kepalanya, matanya sudah berair mendengar pria yang ia kagumi dari semenjak ia masuk ke kampusnya sampai sekarang sudah menikah dengan wanita yang ia ketahui satu kelas dengan Max, yaitu Kelly.

"Tidak, tak mungkin Max-ku sudah menikah! Kau pasti berbohong---"

"Tunggu dulu, Max-ku? Maaf Jennie, tapi Max hanya milikku. Apa kau mengerti itu? Untuk apa juga aku mengejarmu sampai ke sini kalau tidak karena suatu alasan? Kau dengan beraninya mencium pipi suamiku di depan mataku tadi! Dan sekarang, kau harus tau jika Max hanyalah milik Kelly Maxwell!

Max Maxwell [COMPLETED]✔️Where stories live. Discover now